Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Formulasi and Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L.) dengan Suspending Agent CMC Na dan PGS Sebagai Antihiperkolesterol Fitriani, Yeyen Nor; INHS, Cikra; Yuliati, Ninis; Aryantini, Dyah
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.887 KB) | DOI: 10.33508/jfst.v2i1.699

Abstract

Drug which has small solubility in water is one of the problems that cause instability of pharmaceutical preparations. One drug practically insoluble in water is cilembu (Ipomoea batatas L.). So cilembu (Ipomoea batatas L.) made in form of suspension in order to produce stable preparations in liquid form. Making of the suspension cannot be separated from the suspending agent. CMC Na (Carboxymethylcellulose Sodium) and PGS (pulvis gummosus) is suspending agent which have been studied to produce a stable suspension. Accordingly, this study was conducted to know the suspension evaluation stability cilembu (Ipomoea batatas L.) with a suspending agent CMC Na and PGS as antihypercholesterol. Method of manufacture is dispersion method. Evaluation of physical stability test was conducted on the organoleptic, homogeneity, pH, density, viscosity, sedimentation volume, and redispersion. Data were analyzed with repeated measures and shelflife. Evaluation of physical stability the suspension cilembu with a suspending agent CMC Na and PGS on observations organoleptic, homogeneity, density and redispersion showed no difference, while the pH, viscosity and sedimentation volume were not significant differences (p< 0.05) during 30 days of storage.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN TOGA SEBAGAI ANTIKOLESTEROL MELALUI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA BAKALAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI. Aryantini, Dyah; Kusumaratni, Dyah Ayu; Indriana, Indriana
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan sumber daya alam keanekaragaman hayati yang khasiat dan manfaatnya telah diketahui masyarakat Indonesia secara tradisional. Seiring dengan meningkatnya IPTEK, taraf ekonomi serta pengetahuan tentang obat-obatan, kerap kali masyarakat beralih ke obat-obatan dokter karena mempercayai obat kimia yang teruji khasiatnya secara laboratorium. Dibanding dengan obat tradisional, tidak banyak masyarakat yang tau bahwa telah banyak tanaman herbal yang juga telah teruji secara klinis. Pemberdayaan ibu rumah tangga di Desa bakalan dalam mengoptimalkan pemanfaatan TOGA dikhususkan pada TOGA yang berkhasiat untuk mencegah kolesterol tinggi. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang jenis TOGA antikolesterol dan menambah ketrampilan dalam memanfaatkan TOGA tersebut dalam bentuk jamu dan sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa TOGA yang selama ini dibudidayakan di pekarangan mereka sebenarnya berpotensi sebagai jamu antikolesterol tinggi. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan analisa data dilakukan berdasarkan hasil isian angkat baik sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasilnya 62% dari 30 orang peserta telah menguasai materi tentang jenis TOGA antikolesterol tinggi dan hasil demonstrasi menunjukkan antusiasme peserta untuk mengaplikasikan TOGA antikolesterol sebagai jamu untuk mengurangi penggunaan obat kimia.
GAMBARAN KARAKTERISASI DARI EKSTRAK ETANOL LIMBAH RAMBUT JAGUNG MANIS (Zea mays L.) Sholicha, Yuyun Nikmatus; Sari, Fita; Aryantini, Dyah
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.719

Abstract

Traditional plants in Indonesia, have a variety of benefits to overcome various diseases. For example, sweet corn hair waste (Zea mays L), was the residue from corn which is usually used for culinary purposes. Corn silk in previous studies was thought to have pharmacological activity as anti-inflammatory, antidiabetic, and antihypertensive. This study aims to determine the characterization of the ethanol extract of sweet corn hair waste in a hilly area of Kediri, East Java. Characterization to determine the content of active compounds in the ethanol extract of sweet corn hair waste and to ensure the quality of corn hair waste extract when it will be used as raw material for traditional medicine. Characterization includes specific parameters such as screening for metabolites in plant extracts using Thin Layer Chromatography (TLC) and non-specific parameters including determination of water content and specific gravity. The sample used was ethanol extract of sweet corn hair waste (EELRJM) obtained from the hilly area of Kediri, East Java. The results of the specific parameters of the secondary metabolite compound test by TLC indicated that EELRJM contains quercetin compounds of the flavonoid group. Non-specific parameters resulted that the water content of EELRJM did not meet the requirements of the extract monograph because it was suspected that there was an influence on the weather including rainfall.
Skrining Senyawa Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Staphyllococcus aureus secara KLT Bioautografi Dyah Aryantini
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 3 (2020): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i3.4677

Abstract

Pendahuluan: Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi  L.) merupakan tanaman kaya akan metabolit sekunder dengan aktivitas farmakologi seperti obat batuk, antidiabetes, antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Untuk menelusuri dan skrining senyawa antibakteri dalam ekstrak daun belimbing wuluh maka dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Bioautografi.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk skrining dan deteksi terhadap senyawa aktif menghambat bakteri Staphyllococcus aureus dengan metode KLT Bioautografi kontak yang diharapkan menjadi kandidat senyawa antibakteri baru. Metode: Eksperimental dengan metode ekstraksi maserasi dilanjutkan uji aktivitas senyawa antibakteri  secara difusi (sumuran). Skrining senyawa antibakteri digunakan metode KLT bioautografi kontak.  Hasil: Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri. Skrining senyawa antibakteri secara KLT bioautografi kontak menunjukkan adanya zona hambat oleh noda pada Rf 0,65. Analisis data secara statistik menggunakan One Way Anova dengan tingkat kepercayaan p0,05 memperlihatkan adanya perbedaan bermakna antara tiap kelompok.  Kesimpulan: Ekstrak etanol daun belimbing wuluh memiliki aktivitas menghambat Staphyllococcus aureus dan pada KLT bioautografi menunjukkan bahwa noda yang sejajar dengan kuersetin pada Rf 0,65 memperlihatkan adanya zona hambat.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF TERSTANDAR FLAVONOID DARI DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Dyah Aryantini; Fita Sari; Juleha Juleha
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.94 KB)

Abstract

Latar belakang:Daun belimbing wuluh memiliki potensi besar sebagai obat tradisional, diantaranya sebagai antiradang, antibatuk, antihipertensi, mengobati ulkus lambung dan antiinfeksi. Tujuan:Menguji aktivitas dari fraksi terstandar marker flavonoid (rutin) yang aktif menghambat bakteri Staphyllococcus aureus.Metode: Daun belimbing wuluh diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, fraksinasi ekstrak kental menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan corong pisah. Aktivitas antibakteri diuji dengan sampel fraksi semipolar dengan konsentrasi 10%, 7,5% dan 5%. Uji kualitatif KLT terhadap sampel fraksi dengan pembanding rutin sebagai marker golongan flavonoid untuk mengkonfirmasi keberadaan senyawa golongan flavonoid dalam fraksi. Hasil:Fraksi semi polar menunjukkan aktivitas dalam menghambat pertumbuhan S. aureus dengan zona hambat terbesar 11 mm pada konsentrasi fraksi 10%. Pola kromatogram dari fraksi aktif menunjukkan adanya noda pada Rf yang sama dengan standar rutin Simpulan dan saran:Fraksi semi polar terstandar rutin memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan S. aureus pada konsentrasi 10%, 7,5% dan 5%. Perlu identifikasi dan karakterisasi lebih lanjut senyawa yang muncul dalam pemisahan KLT
KARAKTER SPESIFIK DAN PENGARUH PEMBERIAN ORAL EKSTRAK TERPURIFIKASI KELOPAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MAKROSKOPIS ORGAN HEPAR TIKUS WISTAR Fita Sari; Dyah Aryantini
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.732 KB)

Abstract

Latar belakang: Proses pembuatan obat tradisonal memerlukan karakter spesifik yang dapat menjamin kualitas senyawa bioaktif tanaman sehingga memiliki aktivitas farmakologi. Ekstrak yang berkualitas adalah ekstrak yang memenuhi persyaratan standar parameter yang tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui karakterisasi spesifik ekstrak terpurifikasi kelopak rosella dan pengaruhnya terhadap organ hepar Tikus Wistar secara makroskopis. Metode: Purifikasi ekstrak, karakterisasi parameter spesifik dan pengamatan organ hepar. Analisis data secara deskriptif. Hasil: Parameter sari larut air dengan kadar 24,9 % dan kadar sari larut dalam etanol kadar 30,6%. Deteksi kandungan flavonoid menunjukkan Rf senyawa bioaktif sama dengan Rf quersetin. Simpulan dan saran: Karakter spesifik ekstrak terpurifikasi kelopak rosella memenuhi persyaratan FHI dan melalui pemberian oral ekstrak tidak mempengaruhi organ hepar tikus Wistar. Memerlukan uji aktivitas farmakologi terhadap kelompok hewan uji.
Formulasi dan Karakteristik Fisik Soothing Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Naga Dyah Aryantini; Lia Agustina; Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Ilham Khawarizmy
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.51

Abstract

Sediaan yang sedang digemari oleh masyarakat dalam mengembalikan hidrasi kulit adalah soothing gel. Soothing merupakan sediaan yang lazim disebut hydrogel dibuat dengan bahan aktif berkonsentrasi tinggi yang  diharapkan dapat bekerja maksimal dalam mengembalikan kelembapan kulit. Lidah buaya telah banyak dimanfaatkan untuk melembabkan kulit. Kombinasi lidah buaya dan buah naga diharapkan bahwa kandungan kimia dari golongan flavonoid dalam buah naga dapat memberikan kontribusi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat fisik Formula I (FI) dan Formula II (FII) soothing gel dengan bahan aktif kombinasi lidah buaya dan buah naga konsentrasi 85% dan 95% yang meliputi  organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Penelitian ini juga diujikan terhadap panelis untuk mengetahui responnya terhadap formula yang disukai. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yakni dengan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia masing-masing zat aktif, evaluasi sifat fisik untuk mengetahui bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat sediaan setengah padat. Selanjutnya data dianalisa secara kualitatif  dan kuantitatif secara statistik melalui uji T. Uji kesukaan terhadap sediaan oleh panelis dilakukan terhadap 10 orang panelis berusia 18-25 tahun. Hasil dari penapisan kimia menunjukkan bahwa lidah buaya positif mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan buah naga positif mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin. Evaluasi sifat fisik terhadap organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH menunjukkan bahwa FI dan FII memiliki sifat yang memenuhi persyaratan sediaan setengah padat. Berdasarkan kesukaan panelis  menunjukkan bahwa FI lebih disukai yakni oleh 80% responden  dan FII sebanyak 20%.
KARAKTERISASI EKSTRAK TERPURIFIKASI KELOPAK ROSELLA (Hibiscsus sabdariffa L.) DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIHIPERTENSI PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY Fita Sari; Dyah Aryantini
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 12, No 2 (2020): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v12i2.608

Abstract

The characterization was ensuring quality of traditional raw materials for drug preparations. Purification extract was a part of extract which released from compounds it was more effective for pharmacological activities. The effectivity an antihypertensive was still very rarely proven by use of traditional ingredients, especially from purified rosella. The aim of the study is characterization and knowing of calyx purified extract of rosella which is suspected to have antihypertensive activity in vivo. The method was done by purifying, characterization, determined of quercetin, and antihypertensive activity. Positive control (captopril), negative (CMC Na 0,5%), test of 12,5 dan 25 mg/kg BB. Descriptive data analysis for characterization, linear regression analysis of quercetin and antihypertensive statistical testing. The results for characterization of 1.41% water content, specific gravity 0.63% w / v, drying losses 2.82% and 2.31%. Levels of quersetin of 7.02 ± 0.15. The activity as antihypertensive result decrease in blood pressure which is indicated by a significant difference between the positive control and the test group. The 25 mg / kg body weight ETKR dose is an effective dose in reducing blood pressure. The non-specific character of purified extract of rosella calyx, FHI and through oral administration of ETKR can reduce the blood pressure of test animals with an effective dose of 25mg / kgBB. This research still requires  identification of bioactive compounds responsible for these activities.
GAMBARAN KARAKTERISASI DARI EKSTRAK ETANOL LIMBAH RAMBUT JAGUNG MANIS (Zea mays L.) Yuyun Nikmatus Sholicha; Fita Sari; Dyah Aryantini
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.774

Abstract

Traditional plants in Indonesia, have a variety of benefits to overcome various diseases. For example, sweet corn hair waste (Zea mays L), was the residue from corn which is usually used for culinary purposes. Corn silk in previous studies was thought to have pharmacological activity as anti-inflammatory, antidiabetic, and antihypertensive. This study aims to determine the characterization of the ethanol extract of sweet corn hair waste in a hilly area of Kediri, East Java. Characterization to determine the content of active compounds in the ethanol extract of sweet corn hair waste and to ensure the quality of corn hair waste extract when it will be used as raw material for traditional medicine. Characterization includes specific parameters such as screening for metabolites in plant extracts using Thin Layer Chromatography (TLC) and non-specific parameters including determination of water content and specific gravity. The sample used was ethanol extract of sweet corn hair waste (EELRJM) obtained from the hilly area of Kediri, East Java. The results of the specific parameters of the secondary metabolite compound test by TLC indicated that EELRJM contains quercetin compounds of the flavonoid group. Non-specific parameters resulted that the water content of EELRJM did not meet the requirements of the extract monograph because it was suspected that there was an influence on the weather including rainfall.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN dan KANDUNGAN TANIN TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN KUPU-KUPU (Bauhinia purpurea L.) Dyah Aryantini
Jurnal Farmagazine Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v8i1.537

Abstract

Tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) adalah tanaman yang banyak ditemukan sebagai perindang di jalanan dan belum banyak dieksplorasi. Tanaman ini diketahui mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, dan tanin yang kaya akan manfaat salah satunya sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa tannin total ekstrak etanol daun kupu-kupu. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dan remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia dan analisis KLT secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa flavonoid, fenol. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan konsentrasi 10, 50, 100, 150, dan 200 ppm, sedangkan penetapan kandungan senyawa tanin total ditetapkan secara spektrofotometri menggunakan asam galat sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak mengandung senyawa flavonoid dan fenol, sedangkan hasil KLT ekstrak dengan standar asam galat belum menunjukkan pemisahan yang berarti karena terjadi tailing. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH memberikan hasil IC50 706 ± 1,52 ppm. Hasil uji kandungan senyawa tannin total ekstrak daun kupu-kupu adalah 33,3± 0,58 mg GAE/g ekstrak. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kupu-kupu masuk dalam kategori lemah karena IC50 yang diperoleh lebih dari 200 ppm dan kandungan senyawa tannin total dalam setiap gram ekstrak adalah 33,3± 0,58 mg ekuivalen dengan tiap gram asam galat