Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

High Risk Period (HRP) Kasus Penyakit Mulut dan Kuku Pasca Wabah pada Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Malang Basri, Chaerul; Widyadhari, Atsmarina; Sudarnika, Etih
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 3 (2024): Desember
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.91219

Abstract

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit ternak yang sangat merugikan secara ekonomi. Perhitungan periode berisiko atau high risk period (HRP) akan membantu otoritas veteriner untuk melakukan pelacakan secara efisien potensi wabah sekunder atau penyebaran virus dari kasus indeks. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perhitungan HRP pada peternakan sapi perah di Kabupaten Malang berdasarkan variabel 1) pengetahuan peternak mengenali gejala klinis PMK, 2) waktu pelaporan peternak, 3) waktu petugas datang menangani pelaporan, dan 4) waktu yang dibutuhkan untuk konfirmasi uji laboratorium. Survei dilakukan pada 126 peternak pada bulan Juli-Agustus 2023. Ukuran sampel dihitung berdasarkan asumsi tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 13%, tingkat kesalahan 6% menggunakan software WinEpiscope 2.0. Data dianalisis secara deskriptif. Peternak sapi perah di Kabupaten Malang memiliki pengetahuan yang baik tentang gejala klinis PMK meski ada beberapa ciri yang luput dan perlu ditingkatkan pemahamannya. Sebanyak 98% peternak segera melakukan pelaporan setelah mengamati adanya gejala klinis PMK pada ternaknya. Kecepatan petugas dalam menanggapi pelaporan sudah baik yakni seketika pada hari pelaporan dilaporkan dan pengujian laboratorium yang segera dilakukan untuk mengonfirmasi penyakit PMK dapat membuat probabilitas HRP 7 hari 91% (SK: 0,87-0,95),  HRP 14 hari 7% (SK: 0,04-0,11) dan HRP 21 hari 2% (SK: 0,01-0,05). Pengetahuan mengenai gejala klinis dan kesadaran peternak dalam melakukan pelaporan PMK di Kabupaten Malang sudah baik, namun perlu ditingkatkan. Upaya peningkatan peran peternak dalam deteksi dini dapat dilakukan dengan intervensi berupa penyuluhan dan membangun kedekatan dengan petugas lapangan.
Intervensi Dampak Penyakit Kaki Dan Mulut Berbasis Biaya Manfaat Basri, Chaerul; Sudarnika, Etih; Poetri, Okti Nadia; Widyadhari, Atsmarina; Apriana, Cut Desna; Indrawan, R. Dikky; Rakhmat, Asep; Pramuwidyatama, M. Gumilang
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 3 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0503.719-722

Abstract

Upaya pengendalian dan pemberantasan PMK di Indonesia jika dilaksanakan dengan program vaksinasi dengan kecepatan seperti yang berlangsung saat ini maka akan menyebabkan waktu pemberantasan yang lebih lama dan kerugian ekonomi yang besar. Perbaikan program vaksinasi dengan kecepatan yang ideal selain dapat memperpendek waktu pemberantasan juga akan memberikan dampak keuntungan ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan hasil studi ini direkomendasikan agar upaya pengendalian dan pemberantasan PMK di Indonesia sebaiknya program yang dilaksanakan mengacu kepada skenario vaksinasi dengan kecepatan yang ideal. Dalam penyusunan dan pelaksaan program pengendalian di Indonesia dapat menggunakan program pengendalian yang dikembangkan di Filipina sebagai bahan pertimbangan karena sudah terbukti secara efektif berhasil memberantas PMK dari negara kepulauan seperti di Indonesia