Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kadar Protein dan Vitamin C Kue Pukis Dengan Substitusi Tepung Kacang Merah (Phaseoulus Vulgaris L.) dan Tepung Kerang Darah (Anadara Granosa L.) Suaib, Fatmawaty; Sri Lestari, Retno; Yusuf, Yulfira
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19 No 2 (2024): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v19i2.1237

Abstract

Many Indonesian cake products, such as pukis cakes, generally use wheat flour as raw material even though Indonesia is not a wheat producing country. To reduce dependence on wheat flour, it is necessary to look for local substitutes for wheat flour. One way to diversify local food is making pukis cakes with the substitution of red bean flour and blood cockle flour. Efforts to overcome the problem of anemia are to increase the intake of foods rich in protein and vitamin C such as red beans and blood cockles. This research aims to determine the protein and vitamin C levels of pukis cakes with the substitution of red bean flour and blood cockle flour. This type of research is a pre-experiment using a One Shot Study Case laboratory design with concentration formulas for red bean flour and blood cockle flour respectively 95 g and 5 g, 90 g and 10 g, and 85 g and 15 g. Protein levels were tested using the micro Kjedhal method and vitamin C levels were tested using the iodometric titration method. The results of this study showed that the protein content of pukis cakes by substitution of red bean flour and blood cockle flour increased F0 and F1 by 16.64%, F1 and F2 by 3.85%, F2 and F3 7.54% and vitamin C levels of pukis cakes. Substituting red bean flour and blood cockle flour there was an increase in F0 and F1 by 24.10%, F2 and F3 by 2.14%, and a decrease in the presentation of F1 and F2 -1.71%. Future researchers are expected to conduct further research on the effect of dough storage time on the vitamin C levels of pukis cakes substituted for red bean flour and blood cockle flour. And the processing of local food ingredients can be further improved to produce products that are beneficial for health. Keywords :Pukis Cake 1; Red Beans 2; Blood Clam 3; Protein 4; Vitamin C 5
OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEPUNG MULTIGIZI (TUMIZ) OLEH KADER DAN IBU BALITA DI KELURAHAN BERUA Asikin, Hijrah; Sri Lestari, Retno; Nadimin; Agung, Permana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol. 6 No. 2 (2025): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v6i2.1763

Abstract

Masalah gizi masih menjadi tantangan serius di Wilayah Kerja Puskesmas Paccerakkang, Kelurahan Berua. Jika tidak ditangani, masalah gizi dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang balita dan menghambat kemampuan belajar di masa depan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah pemanfaatan pangan lokal yang diolah menjadi Tepung Multigizi (Tumiz) untuk menghasilkan produk cemilan seperti kue kering. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader dan ibu balita dalam memanfaatkan Tumiz, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai pangan fungsional berbasis pangan lokal, kandungan gizi Tumiz, dan praktik pembuatan kue kering berbasis Tumiz. Edukasi disampaikan melalui modul yang didistribusikan kepada peserta. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta dokumentasi hasil produk untuk menilai keterampilan praktik. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta, dengan persentase pengetahuan baik meningkat dari 47,6% pada pre-test menjadi 85,7% pada post-test (ρ = 0,003). Kegiatan ini berhasil meningkatkan keterampilan kader dan ibu balita dalam memanfaatkan Tumiz, dan diharapkan dapat mendorong pemanfaatan pangan lokal secara lebih luas untuk pemenuhan gizi seimbang.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN BONTOKADATTO KABUPATEN TAKALAR: Eksklusive breastfeeding and early complementary foods with the incidence of stunting in toddlers in bontokadatto village takalar regency Sukmawati; Andriana, Risna; Rowa, Sitti Sahariah; Sri Lestari, Retno
Media Gizi Pangan Vol 32 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v32i1.1315

Abstract

Hasil Survei Kesehatan Indonesi (SKI) tahun 2023 prevalensi stunting di Indonesia mencapai 12,9% dan severly stunting sebesar 5,4%, Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi stunting sebesar 17,2% dan severly stunting sebesar 6,3%. Kabupaten Takalar prevalensi stunting sebesar 35,4% yang masih berada diatas cut off WHO yaitu 20%. WHO menyebutkan prinsip pemberian makanan pada anak yang baik adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan ASI ekskusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan case control secara retrospektif. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar pada Januari sampai Maret 2024. Sampel adalah seluruh balita yang mengalami stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kasus dan balita yang tidak stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kontrol. Variabel penelitian adalah ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini. Data pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar dengan masing-masing nilai p-value 0,34 untuk pemberian ASI eksklusif dan p-value 0,74 untuk pemberian MP-ASI dini dimana nilai p-value > 0,05. Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini merupakan faktor risiko kejadian stunting, dengan nilai OR keduanya yaitu 2,27 dan 1,55 yang bernilai (OR > 1). Disarankan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan dengan tepat, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.
PENGARUH EDUKASI GIZI BERBASIS PERMAINAN BALOK UNO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI ANAK SEKOLAH DASAR MI DDI UJUNG LARE PAREPARE: The Effect of Uno Block Game-Based Nutrition Education on Increasing Knowledge and Nutritional Attitudes of Elementary School Children MI DDI Ujung lare Parepare Mustamin, Mustamin; Sunarto, Sunarto; Rauf, Suriani; Sri Lestari, Retno; Syamsiar
Media Gizi Pangan Vol 31 No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v31i1.626

Abstract

Nutrition is one of the important components of the health sector that plays a crucial role in public health. Good nutrition is the foundation for individuals to reach their full potential. This study aimed to determine and analyze the effect of nutrition education based on Uno block game on improving knowledge and attitude of primary school children before and after receiving nutrition education. The study design was a quasi-experiment with a pre-test post-test design conducted at MI DDI Ujung Lare Parepare. The sample size was 44 participants. Knowledge and attitude towards nutrition were collected through questionnaires, and statistical analysis was performed using the Wilcoxon test. The results showed that the age of the students was mostly 10 years old (68.2%), the majority of students were in grade 4 (52.3%), and male students comprised 59.1% of the sample. The majority of fathers were entrepreneurs (27.3%), while the majority of mothers were civil servants/military/police officers (45.5%). The level of knowledge of students before and after receiving nutrition education was 63.6%. The level of attitude towards nutrition of students before and after receiving education was 95.5% and 100%, respectively. The statistical analysis showed that there was a significant difference in knowledge before and after receiving nutrition education (p=0.000). However, there was no significant difference in attitude before and after education (p=0.157). In conclusion, there was a significant improvement in nutrition knowledge after receiving education based on the Uno block game. However, there was no significant improvement in attitude towards nutrition. Further research is recommended to develop this study based on the Uno block game.