Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN BONTOKADATTO KABUPATEN TAKALAR: Eksklusive breastfeeding and early complementary foods with the incidence of stunting in toddlers in bontokadatto village takalar regency Sukmawati; Andriana, Risna; Rowa, Sitti Sahariah; Sri Lestari, Retno
Media Gizi Pangan Vol 32 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v32i1.1315

Abstract

Hasil Survei Kesehatan Indonesi (SKI) tahun 2023 prevalensi stunting di Indonesia mencapai 12,9% dan severly stunting sebesar 5,4%, Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi stunting sebesar 17,2% dan severly stunting sebesar 6,3%. Kabupaten Takalar prevalensi stunting sebesar 35,4% yang masih berada diatas cut off WHO yaitu 20%. WHO menyebutkan prinsip pemberian makanan pada anak yang baik adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan ASI ekskusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan case control secara retrospektif. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar pada Januari sampai Maret 2024. Sampel adalah seluruh balita yang mengalami stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kasus dan balita yang tidak stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kontrol. Variabel penelitian adalah ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini. Data pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar dengan masing-masing nilai p-value 0,34 untuk pemberian ASI eksklusif dan p-value 0,74 untuk pemberian MP-ASI dini dimana nilai p-value > 0,05. Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini merupakan faktor risiko kejadian stunting, dengan nilai OR keduanya yaitu 2,27 dan 1,55 yang bernilai (OR > 1). Disarankan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan dengan tepat, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.
Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Suaib, Fatmawaty; Rowa, Sitti Sahariah; Adwiah, Wirdatul
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19 No 1 (2024): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v19i1.549

Abstract

Anemia is a condition where the hemoglobin level in the blood is lower than normal due to a lack of essential nutrients, especially iron. The prevalence of anemia in Indonesia aged 5-14 years is 26.80%, aged 15-24 years is 32% and in South Sulawesi is 32%. Factors associated with anemia include low economic status, poor diet, and compliance with the consumption of blood supplement tablets. This study aims to determine the relationship between compliance with the consumption of blood supplement tablets and the incidence of anemia in young women. This type of research is descriptive correlational research using a cross sectional approach. The sample in this study was 31 female students of Muhammadiyah 9 Berua Middle School who were selected as samples. The statistical analysis used was the Che Square test. The results of the statistical test showed that the majority of young women had complied with taking additional blood tablets, namely 17 people (54.8%), the majority of young women did not experience anemia, namely 23 people (74.2%) and The relationship between compliance with consuming blood supplement tablets and the incidence of anemia shows a value of p=0.038 (p<0.05). Based on the results of statistical tests, it can be concluded that there is a significant relationship between compliance with consuming blood supplement tablets and the incidence of anemia in young women at Muhammadiyah 9 Berua Middle School
Nutrimil Bar Sebagai Alternatif Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein Untuk Ibu Hamil Dalam Upaya Pencegahan Stunting Triwini, Ida Ayu Nyoman; Rowa, Sitti Sahariah; Ipa, Agustian
Jurnal Ilmu Gizi : Journal of Nutrition Science Vol 14, No 4 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar dan DPD PERSAGI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jig.v14i4.4292

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai anak mengalami pertumbuhan tidak optimal dengan tinggi badan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Memenuhi kebutuhan makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan upaya strategis mengatasi masalah stunting. Bahan pangan lokal yang memiliki kandungan protein biologis tinggi dan sumber antioksidan salah satunya terdapat pada kacang merah dan kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik sensorik dan kandungan gizi nutrimil bar yang berbasis tepung kacang merah dan tepung kacang kedelai sebagai pilihan makanan bagi ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Formulasi bahan yang digunakan terdiri dari P1 (100:0); P2 (75:25); P3 (50:50); P4 (25:75) dan P5 (0:100). Analisis terhadap nutrimil bar mencakup evaluasi karakteristik sensorik, meliputi rasa, warna, aroma, tekstur, dan penerimaan keseluruhan, serta analisis kandungan gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, dan antioksidan. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kacang merah dan tepung kacang kedelai memberikan pengaruh signifikan terhadap karakteristik sensorik dan komposisi gizi nutrimil bar, dengan nilai p 0,05. Formulasi terbaik diperoleh pada P2 (75% tepung kacang merah : 25% tepung kacang kedelai), yang menghasilkan rasa gurih, warna cokelat, aroma tidak langu, dan tekstur yang lembut. Kandungan gizinya meliputi energi sebesar 232,2 kkal, protein 12,8 g, lemak 4,7 g, karbohidrat 35,4 g, dan antioksidan 84,7 mg/L GAEAC