Hasil Survei Kesehatan Indonesi (SKI) tahun 2023 prevalensi stunting di Indonesia mencapai 12,9% dan severly stunting sebesar 5,4%, Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi stunting sebesar 17,2% dan severly stunting sebesar 6,3%. Kabupaten Takalar prevalensi stunting sebesar 35,4% yang masih berada diatas cut off WHO yaitu 20%. WHO menyebutkan prinsip pemberian makanan pada anak yang baik adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan ASI ekskusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan case control secara retrospektif. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar pada Januari sampai Maret 2024. Sampel adalah seluruh balita yang mengalami stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kasus dan balita yang tidak stunting sebanyak 20 orang sebagai kelompok kontrol. Variabel penelitian adalah ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini. Data pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar dengan masing-masing nilai p-value 0,34 untuk pemberian ASI eksklusif dan p-value 0,74 untuk pemberian MP-ASI dini dimana nilai p-value > 0,05. Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini merupakan faktor risiko kejadian stunting, dengan nilai OR keduanya yaitu 2,27 dan 1,55 yang bernilai (OR > 1). Disarankan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan dengan tepat, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.