Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA PERMAINAN KARTU BERBASIS MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPAS KELAS VI DI SD NEGERI 1 TATURA Moh Fadil; Mohammad Jamhari; Ramayana
EDU RESEARCH Vol 5 No 4 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i4.352

Abstract

Kemampuan berinteraksi sosial siswa merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran, yang berpengaruh terhadap keberhasilan akademik dan pengembangan pribadi siswa. Di kelas VI SD Negeri 1 Tatura, keterampilan berinteraksi sosial siswa masih terbilang rendah, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan tersebut. Salah satu pendekatan yang potensial adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media permainan kartu Make A Match , yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif berkolaborasi dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial siswa kelas VI SD Negeri 1 Tatura dalam pembelajaran IPAS melalui penerapan model PBL berbantuan media permainan kartu Make A Match. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kemampuan berinteraksi sosial siswa diukur melalui observasi terhadap lima indikator: percakapan, kerjasama, keterbukaan, empati, dan memberikan dukungan atau motivasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berinteraksi sosial siswa. Rata-rata kemampuan berinteraksi sosial siswa meningkat dari 51% pada prasiklus menjadi 77% pada siklus I, dan mencapai 91% pada siklus II. Peningkatan ini terlihat pada semua indikator, terutama pada aspek percakapan, kerjasama, dan keterbukaan. Kesimpulan: Penerapan model PBL berbantuan media permainan kartu Make A Match terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa. Penggunaan media permainan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa dalam diskusi dan kolaborasi, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Disarankan agar model PBL dan media permainan edukatif ini digunakan secara berkelanjutan dan dikembangkan lebih lanjut dalam pembelajaran di mata pelajaran lainnya untuk memaksimalkan hasil interaksi sosial siswa
PENGARUH VARIASI KADAR AIR PENGECORAN LOGAM PROPELLER KAPAL NELAYAN TERHADAP NILAI KEKERASAN Moh fadil; Kosjoko; Ana Mufarida, Nely
Jurnal Inovasi Teknologi Manufaktur, Energi dan Otomotif Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Inovasi Teknologi Manufaktur, Energi, dan Otomotif
Publisher : Politeknik Negeri Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57203/jinggo.v3i1.2024.%p

Abstract

Pengecoran salahsatu proses manufaktur yang mana menghasilkan produk degan bentuk sesuai kebutuhan dan bahan materialnya dapat mengasilkan nilai kekerasan yang tinggi. Pada metode pengecoran ini menggunakan Sand Casting, proses ini banyak digunakan karea tergolong sederhana. Proses pembuatan cetakan ini menggunakan kadar air yang berbeda diantaranya yaitu 8%, 10%, dan 12 %, dan untuk pasir silika 90 % dan bentonit nya 10%. Pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variasi kadar air yang diguanakan, dan proses peleburan logam kurang lebih 8500 c dan menggunakan bahan aluminium. Pada setiap material uji berbeda beda kadar airnya dan material ini di uji kekerasan setiap material dan setiap daun propeller. Pada Analisa uji kekersan tertinggi dengan menggunakan kadar air 8% dengan nilai uji kekerasan 82 HRB dan nilai terendah dengan menggnakan kadar air 12% dengan nilai uji kekerasan 67 HRB. Analisa ini menyimpulkan bahwa pada penelitian yang telah dilaksanakan sekamin banyak kadar air pada cetakan maka menghasilkan nilai uji kekerasan rendah, dan sebaliknya semakin sedikit kadar air pada cetakan maka menghasilkan nilai uji kekerasan tinggi.