Kepemimpinan berkelanjutan semakin menjadi kebutuhan utama dalam menghadapi tantangan kompleks dunia modern, seperti krisis lingkungan, ketimpangan sosial, dan globalisasi. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana integrasi filsafat ke dalam kepemimpinan dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun keberlanjutan. Melalui pendekatan kualitatif eksploratif dan analisis filosofis, penelitian ini menggali nilai-nilai utama dari pemikiran para filsuf, seperti Aristoteles, Immanuel Kant, Hans Jonas, dan Peter Senge, serta menghubungkannya dengan praktik kepemimpinan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat memberikan landasan etis, konseptual, dan strategis yang esensial bagi kepemimpinan berkelanjutan. Nilai-nilai seperti kebajikan, tanggung jawab moral, keadilan, dan pemikiran sistemik membantu pemimpin untuk mengambil keputusan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi manusia, lingkungan, dan generasi mendatang. Selain itu, filsafat mendorong pemimpin untuk bersikap autentik dan visioner dalam menghadapi tantangan global yang kompleks. Artikel ini menyimpulkan bahwa pendekatan filosofis bukan hanya memberikan perspektif yang lebih mendalam terhadap kepemimpinan, tetapi juga menawarkan panduan praktis untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan, inklusif, dan adil. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperkuat hubungan antara filsafat, kepemimpinan, dan keberlanjutan, sekaligus mendorong pemimpin untuk menjadikan nilai-nilai filosofis sebagai fondasi dalam membangun masa depan yang lebih baik.