Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

School-Age Child Mortality: The Impact of Women's Autonomy and Household Characteristics Nauval, M. Dharma; Asnawi Abdullah; Nopa Arlianti
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 8: AUGUST 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i8.6000

Abstract

Introduction: Child mortality is a crucial indicator for achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) for 2030 and the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2020-2024 in healthcare. It reflects advancements in health and human capital, with SDG targets aiming for a neonatal mortality rate of 12 per 1,000 live births by 2030, and RPJMN targeting a child mortality rate of 16 per 1,000 live births by 2024. School-age (5-9 years) and adolescent (10-18 years) stages are critical for education and character development, where parental roles, especially women's autonomy in decision-making regarding family and education, are essential for ensuring health and well-being. Objective: The aim of this study is to examine the impact of women's autonomy, household wealth, residential area, parental occupations, and age at marriage on school-age child mortality. Method: This study uses a quantitative cross-sectional design with secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The sample includes 37,246 mothers of children aged 6 to 18 years. Inclusion criteria were mothers whose last child died between ages 6 and 18, who were married and living with their spouse, and who knew their age at first marriage. Exclusion criteria were women under 15 or over 49 years, deaths outside the specified age range, women unaware of their marriage age, and those who were divorced or widowed. Data were analyzed using bivariate logistic regression and multivariate stepwise regression to evaluate the effects of women's autonomy, household wealth, residential area, parental occupations, and age at marriage on school-age child mortality. Result: The results of the bivariate analysis indicate significant associations between women's autonomy (P=0.022; OR=0.92), age at first marriage (P=0.0001; OR=1.8), father’s occupation (P=0.0001; OR=1.4), and residential area (P=0.0001; OR=1.5) with school-age child mortality. No significant relationship was found between maternal occupation (P=0.122; OR=0.95) and household wealth status (P=0.459; OR=0.98) with school-age child mortality. The multivariate stepwise analysis confirmed that women's autonomy, age at first marriage, father’s occupation, and residential area remained significant factors. Conclusion: The study underscores the importance of empowering women, raising awareness about early marriage, and implementing economic interventions to reduce school-age child mortality. Additionally, it recommends further research on women's autonomy, including supportive and obstructive factors, to deepen understanding in this area. Such research can aid in developing more holistic policies and interventions.
EVALUASI DAN INTERVENSI PROGRAM PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMANNN KOTA BANDA ACEH Sulfira Mulia, Syarifah; Nauval, M. Dharma; Sugisni, Susi; Baharuddin, Dharina; Abdullah, Asnawi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47936

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program pengendalian hipertensi di Puskesmas Baiturrahmannn untuk perbaikan berkelanjutan. Penelitian evaluasi formatif dengan pendekatan deskriptif ini dilakukan pada 07-21 Mei 2025 di Puskesmas Baiturrahmann, Kota Banda Aceh. Data kuantitatif program hipertensi dikumpulkan dari dokumen internal puskesmas menggunakan lembar permintaan data baku. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan 1 Kepala Puskesmas dan 2 petugas poli PTM (hipertensi). Data dianalisis secara deskriptif (kuantitatif) dan tematik (kualitatif), kemudian diinterpretasikan secara terintegrasi untuk menilai aspek input, proses, output, outcome, dan impact program. Evaluasi input program pengendalian hipertensi di Puskesmas Baiturrahmann menunjukkan sumber daya manusia dan anggaran yang relatif stabil namun dengan keterbatasan dukungan fasilitas dan sosialisasi regulasi. Aspek proses memperlihatkan cakupan layanan yang cenderung menurun dan edukasi individual tanpa data terstruktur, meskipun kolaborasi dengan kader cukup baik. Dari segi output, terjadi peningkatan signifikan pada jumlah pasien yang dilayani, frekuensi pemeriksaan tekanan darah, pasien teredukasi, dan rujukan. Namun, tantangan utama teridentifikasi pada kepatuhan terapi dan perubahan gaya hidup pasien yang masih rendah, serta keterbatasan data kuantitatif untuk mengukur secara pasti penurunan prevalensi, komplikasi, dan beban biaya kesehatan sebagai dampak jangka panjang program. Program pengendalian hipertensi di Puskesmas Baiturrahmann menunjukkan peningkatan layanan namun masih menghadapi tantangan pada sumber daya, cakupan, dan kepatuhan pasien.
EVALUASI DAN INTERVENSI PROGRAM PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATOH KOTA BANDA ACEH Nauval, M. Dharma; Sugisni, Susi; Mulia, Syarifah Sulfira; Fahdhienie, Farrah; Maidar, Maidar
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47969

Abstract

Tujuan evaluasi ini adalah menilai efektivitas Program PTM Hipertensi di Puskesmas Batoh, Kota Banda Aceh, melalui analisis peningkatan cakupan pemeriksaan, kesadaran masyarakat, dan kepatuhan terapi pasien. Penelitian evaluasi formatif deskriptif ini dilakukan di Puskesmas Batoh, Kota Banda Aceh, pada bulan mei 2025. Subjek evaluasi adalah 4 tenaga kesehatan kunci (Kepala Puskesmas, petugas PTM, pelaksana program, dan bendahara). Data kuantitatif program hipertensi dikumpulkan dari dokumen rekapan, sementara data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan subjek. Data dianalisis secara deskriptif (kuantitatif) dan tematik (kualitatif), kemudian diinterpretasikan untuk menilai aspek input, proses, output, outcome, dan impact program. Evaluasi menunjukkan program pengendalian hipertensi di Puskesmas Batoh memiliki input yang memadai (SDM, sarana, obat) dan proses pelaksanaan yang efektif, tercermin dari peningkatan cakupan layanan, frekuensi edukasi, dan kepatuhan petugas. Program ini menghasilkan luaran signifikan seperti volume pasien yang dilayani dan teredukasi, serta outcome positif teramati seperti perbaikan kontrol tekanan darah dan kepuasan pasien. Meskipun demikian, keterbatasan data kuantitatif untuk pengukuran luaran dan dampak jangka panjang menjadi tantangan. Secara keseluruhan, program berjalan baik dengan fondasi kuat dan proses efektif, namun perlu penguatan sistem pencatatan data dan peningkatan kepatuhan pasien berkelanjutan. Secara umum, program pengendalian hipertensi di Puskesmas Batoh telah berjalan dengan baik dan menunjukkan potensi besar dalam upaya penanggulangan hipertensi di tingkat komunitas.