Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN KERIPIK PAKIS DESA SETILING KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Amri, Amarrusli Ali; Pradita, Nilla; Budastra, I Ketut; Sjah, Taslim
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 34 No 2 (2024): Jurnal Agroteksos Agustus 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v34i2.1056

Abstract

Dalam menghadapi tantangan pandemi, salah satu respons positif yang muncul adalah pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Setiling. Integrasi yang baik antara sektor pertanian dan UMKM di Desa Setiling menciptakan lingkungan ekonomi lokal yang kokoh, memberikan peluang baru, dan membuktikan bahwa UMKM dapat menjadi kekuatan positif dalam menghadapi tantangan ekonomi, termasuk di masa pasca pandemi. Desa Setiling menjadi pusat aktivitas UMKM yang sedang berkembang, salah satunya adalah produksi keripik yang berbahan dasar tanaman pakis. Keripik pakis di Desa Setiling memiliki kualitas dan keunikan yang unggul, namun tantangan pemasaran menjadi hambatan signifikan bagi pertumbuhan bisnis ini. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah memberikan pendampingan guna mengembangkan pemasaran produk UMKM keripik pakis. Metode pelaksanaan pengembangan pemasaran keripik pakis di Desa Setiling, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah menggunakan metode deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, sosialisasi, dan implementasi kegiatan. Pengembangan pemasaran keripik pakis dilakukan melalui pendampingan pemasaran ofline dan online, serta meningkatkan kualitas produk dan jumlah penjualan dengan memberikan alat vakum seller dan pengering minyak sederhana. Selain itu, kegiatan penyuluhan dan pembuatan izin usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), dan sertifikasi halal juga turut mendukung kemajuan UMKM. Pelatihan manajemen keuangan bisnis dan kelompok juga terbukti bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan untuk keberlangsungan bisnis UMKM keripik pakis.
Potential Combination of Phytoremediation Plants and Compost in Remediation of Hg in Ex-Gold Mine Soil Contaminated Mercury (Hg) Amri, Amarrusli Ali; Fauzi, Taufik; Sudharmawan, A. A. Ketut; Mulyati, Mulyati; Suwardji, Suwardji
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 3 (2024): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i3.7243

Abstract

Heavy metal mercury pollution in the environment can have negative impacts on both surrounding ecosystems and human health. Sources of mercury pollution often come from mining activities, particularly from many unlicensed gold mines (PETI) that use the mercury amalgamation method to extract gold. Due to the persistent, bioaccumulative, and toxic nature of mercury, contamination in the soil has increased. One effort to reduce mercury toxicity is the application of absorption methods using phytoremediation plants and compost as regulating factors. The aim of this study is to review sources of information related to the use of phytoremediation plants and the application of compost as remediators to clean mercury (Hg)-contaminated soil. To reduce levels of heavy metal contamination, plants employ five phytoremediation mechanisms: phytoextraction, phytostabilization, rhizofiltration, phyto degradation, and phytovolatilization. Therefore, selecting hyperaccumulator plants that have the ability to accumulate mercury (Hg) at levels 100 times higher than ordinary plants is crucial for effective remediation. Additionally, the use of compost as a source of organic material can enhance mercury mobility. The addition of organic materials such as compost can increase C organic content, cation exchange capacity (CEC), pH, and Hg-chelate formation, thereby maximizing mercury absorption by plants. This combination has a positive impact on reducing mercury levels in the soil and is environmentally safe.