Banyak perusahaan yang mulai menyadari bahwa kesehatan mental karyawannya merupakan elemen kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan. Artikel ini mengkaji isu penting mengenai kesehatan mental karyawan di tempat kerja, yang semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran dari ekspektasi perusahaan dalam membentuk budaya kerja yang berbasis pada kesehatan mental, serta mengeksplorasi pengaruh dari budaya tersebut terhadap kinerja dan loyalitas karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) untuk menganalisis secara sistematis penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas hubungan antara ekspektasi perusahaan, budaya kerja inklusif, dan dampaknya terhadap kinerja serta loyalitas karyawan. Studi literatur yang dianalisis adalah 10 tahun terakhir dari 2024 dengan total 19 artikel yang menunjukan temuan bahwa ekspektasi yang jelas dan selaras dengan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mampu menciptakan budaya kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan yang pada kemudian berpengaruh positif terhadap kinerja dan loyalitas karyawan. Ekspektasi yang realistis dapat menciptakan suasana kerja yang lebih positif, meningkatkan keterlibatan karyawan, serta mengurangi risiko gangguan kesehatan mental. Artikel ini juga memuat saran bagi perusahaan untuk menerapkan kebijakan kerja fleksibel yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memberikan pelatihan bagi manajer untuk mendeteksi dan mengelola stres karyawan dengan lebih efektif, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan produktif.