Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Mesada: Journal of Innovative Research

Efektivitas Media Tanam dalam Meningkatkan Pertumbuhan Fisiologis Sawi Manis (Brassica Chinensis Var. Parachinensis) Rabiyatul Adawiyah; Indah Putri Santri; Putri Rahmadhani
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/1w6qc478

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh berbagai jenis media tanam terhadap pertumbuhan fisiologi sawi manis (Brassica chinensis var. parachinensis), khususnya dalam parameter jumlah daun dan panjang batang. Eksperimen dilaksanakan di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, Indonesia, selama periode 2 minggu dari 1 Oktober hingga 13Oktober 2024. Lima jenis media tanam yang dievaluasi meliputi tanah, pasir, kerikil, sabut kelapa, dan kapas, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pemilihan media tanam yang optimal menjadi fokus utama penelitian ini, mengingat sawi manis memiliki nilai ekonomis tinggi dan permintaan yang terus meningkat di pasar domestik maupun internasional. Setiap tanamanmendapat perlakuan penyiraman yang seragam dengan volume 150 ml air per hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa media tanah memberikan hasil terbaik dalam mendukung pertumbuhan fisiologis sawi manis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan media tanam yang tepat, terutama penggunaan tanah, memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhanfisiologis sawi manis dalam periode tanam yang relatif singkat.
Pengaruh Perlakuan pada Daun dan Batang Terhadap Laju Evapotranspirasi pada Tanaman Waru (Hibiscus Tiliaceus) dan Pinus (Pinus Merkusii) Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah; Putri Ramadhani
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/vvaf7n59

Abstract

Proses evapotranspirasi memainkan peran penting dalam fisiologi tumbuhan. Evapotranspirasi adalah gabungab dari dua proses yaituevaporasi (penguapan air dari permukaan daun) dan transpirasi (penguapan air melalui stomata pada daun). Evapotranspirasi merupakan kombinasi dari proses evaporasi (penguapan air dari permukaan tanah, daun, dan batang) dan transpirasi (penguapan air melalui stomata daun). Kedua proses ini sangat penting dalam siklus air dan regulasi keseimbangan air di dalam tumbuhan. Padatanaman, sebagian besar air yang diserap oleh akar dikeluarkan kembali ke atmosfer melalui proses transpirasi. Transpirasi terjadimelalui stomata, yaitu celah kecil pada permukaan daun yang berfungsi untuk pertukaran gas dan penguapan air. Stomata membukadan menutup sebagai respons terhadap faktor-faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan kadar CO₂. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan untuk mengamati pengaruh perlakuan pada daun dan batang terhadap laju evaporasi pada tanaman Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Pinus (Pinus merkusii), dapat disimpulkan bahwa perlakuan pengikisan pada batang tanaman secarasignifikan memengaruhi laju evaporasi. Pengikisan hingga ke inti batang menghasilkan laju evaporasi tertinggi, diikuti oleh batang yang hanya dikikis tidak sampai inti, sedangkan batang tanpa perlakuan menunjukkan laju evaporasi terendah. Di sisi lain, daun kedua tanaman juga menunjukkan laju evaporasi yang lebih tinggi dibandingkan batang, menunjukkan bahwa proses transpirasi melalui stomata di daun berperan penting dalam kehilangan air. Hasil ini menunjukkan bahwa baik jenis tanaman maupun perlakuan yang diberikan dapat memengaruhi efisiensi penguapan air, yang penting untuk mempertimbangkan dalam manajemen pertanian dan konservasi sumber daya air.
Produksi Bawang Merah Tumpangsari dengan Cabai pada Beberapa Jarak Tanam Rabiyatul Adawiyah; Indah Putri Santri
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/jq2y3r15

Abstract

Masyarakat Indonesia menggunakan bawang merah setiap hari sebagai bahan penting dalam masakan mereka. Untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, produksi bawang merah perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah melalui strategi intensifikasi seperti tumpang sari. Menggabungkan bawang merah dengan cabai merupakan salah satu pendekatan yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi bawang merah ketika ditanam menggunakan metode tumpang sari dengan konfigurasi jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari enam pendekatan berbeda: tumpang sari dengan jarak tanam 15 x 15 cm, tumpang sari dengan jarak tanam 20 x 20 cm, tumpang sari dengan jarak tanam 25 x 25 cm, monokultur dengan jarak tanam 15 x 15 cm, monokultur dengan jarak tanam 20 x 20 cm, dan monokultur dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Setiap pendekatan diuji coba empat kali, sehingga total terdapat 24 kelompok percobaan individu. Data dikumpulkan mengenai berat umbi segar, berat umbi kering untuk penggunaan pasar, total produksi per hektar, jumlah umbi yang diproduksi, dan lebar umbi. Informasi yang terkumpul kemudian diuji menggunakan uji F dengan ambang batas 5%, diikuti oleh uji DMRT pada ambang batas 5% yang sama. Temuan penelitian menunjukkan bahwa produksi bawang merah per hektar dengan pendekatan satu tanaman dan penanaman sela dengan jarak tanam 15 x 15 cm menghasilkan jumlah yang kurang lebih sama. Oleh karena itu, petani dapat menanam bawang merah secara sela dengan cabai menggunakan jarak tanam 15 x 15 cm.
Struktur Kerangka Bebek Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/6xrxnf66

Abstract

Sistem rangka bebek sangat penting bagi strukturnya, memberikan dukungan bagi tubuh, melindungi komponen internalnya, dan bertindak sebagai tempat jangkar bagi otot di samping struktur tubuh lunak lainnya. Sebagai bagian dari kelas Aves, komposisi tulang bebek menunjukkan ciri-ciri khusus dan individual yang sesuai untuk terbang, meskipun bebek merupakan jenis burung yang terutama berenang dan kurang terbang. Kerangka kerangka bebek memfasilitasi berbagai tindakan seperti terbang di udara, menavigasi air, dan bergerak di darat. Beberapa ciri penting yang diamati adalah: tengkorak dengan paruh yang kuat, daerah leher yang lentur, tulang dada yang dilengkapi lunas untuk otot terbang, tulang yang lentur pada sayap, daerah panggul yang terkonsolidasi untuk keseimbangan, dan tungkai bawah yang panjang dan kokoh untuk propulsi di air. Memahami desain struktural ini sangat penting dalam bidang-bidang seperti anatomi komparatif, manajemen hewan, dan pembelajaran biologi, karena menjelaskan hubungan antara bentuk anatomi dan fungsinya yang sesuai dalam adaptasi makhluk hidup terhadap habitat sekitarnya.