Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Mengolah Sampah Menjadi Pendapatan Masyarakat Desa Lawe Sekerah Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
Abdi Cendekia : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 3 (2024): Desember
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/abdicendekia.v3i3.268

Abstract

Sampah adalah sisa dari barang atau produk yang sudah tidak digunakan lagi yang dapat didaur ulang menjadi barang bernilai. Sampah organik berasal dari sisa makhluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa campur tangan manusia, sehingga dapat dianggap sebagai sampah ramah lingkungan dan bahkan dapat diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat. Namun, jika tidak dikelola dengan tepat, sampah organik tidak dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai. Terutama masyarakat desa lawe sekrah yang menganggapsampah adalah barang yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat di Desa Lawe Sekerah dalam pemanpaat pengolahan sampah menjadi pendapatan masyarakat Desa Lawe Sekerah. Pengolahan sampah ini adalah membuat sampah organik untuk dijadikan pupuk dan sampah anorganik dijadikan barang atau benda yang layak untuk dipakai atau dijual kembali. Metode pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan mitra adalah dengan sosialisasi tentang sampah dan pengelolaannya, serta bagaimana masyarakat dapat memperoleh penghasilan dari pengelolaan sampah yang ada. Target luaran yang diharapkan adalah masyarakat teredukasi untuk melakukan pemilahan sampah dalam pengolahannya, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Diharapkan peran Pemerintah Desa dalam pembentukan bank sampah ini.
Efektivitas Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Biologi pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Siswa Kelas VII SMP IT Darul Azhar Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
Fatih: Journal of Contemporary Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan, untuk mengetahui (1) bagaimana efektivitas penggunaan alat peraga dalam pembelajaran biologi dengan pokok bahasan sirkulasi darah manusia siswa kelas VII SMP Darul Azhar (2) bagaimana penggunaan alat peraga dapat mengefektifkan pembelajaran biologi dengan pokok pembahasan sistem pencernaan manusia siswa kelas VII SMP Darul Azhar. Penelitian ini melibatkan semua siswa di kelas VII SMP Darul Azhar; sampelnya terdiri dari 30 siswa dan 1 guru. Pengumpulan data dilakukan melalui angket, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif, yang mencakup tabel yang menunjukkan persentase untuk setiap item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran biologi sangat efektif, seperti yang ditunjukkan oleh jawaban siswa pada angket dan hasil wawancara dengan guru biologi. Data ini umumnya menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga sangat efektif karena memiliki banyak manfaat untuk pembelajaran biologi. Salah satu manfaatnya adalah bahwa itu meningkatkan keinginan siswa untuk belajar, meningkatkan pemahaman mereka tentang materi biologi, serta berdampak positif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Efektivitas Media Tanam dalam Meningkatkan Pertumbuhan Fisiologis Sawi Manis (Brassica Chinensis Var. Parachinensis) Rabiyatul Adawiyah; Indah Putri Santri; Putri Rahmadhani
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/1w6qc478

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh berbagai jenis media tanam terhadap pertumbuhan fisiologi sawi manis (Brassica chinensis var. parachinensis), khususnya dalam parameter jumlah daun dan panjang batang. Eksperimen dilaksanakan di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, Indonesia, selama periode 2 minggu dari 1 Oktober hingga 13Oktober 2024. Lima jenis media tanam yang dievaluasi meliputi tanah, pasir, kerikil, sabut kelapa, dan kapas, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pemilihan media tanam yang optimal menjadi fokus utama penelitian ini, mengingat sawi manis memiliki nilai ekonomis tinggi dan permintaan yang terus meningkat di pasar domestik maupun internasional. Setiap tanamanmendapat perlakuan penyiraman yang seragam dengan volume 150 ml air per hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa media tanah memberikan hasil terbaik dalam mendukung pertumbuhan fisiologis sawi manis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan media tanam yang tepat, terutama penggunaan tanah, memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhanfisiologis sawi manis dalam periode tanam yang relatif singkat.
Pengaruh Jarak Tanam Berbeda pada Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L) dan Bayam Hijau (Amaranthus Viridis) Rabiyatul Adawiyah; Indah Putri Santri; Putri Ramadhani
Fatih: Journal of Contemporary Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah mengkaji pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil panen bayam merah (Amaranthus tricolor L) dan bayam hijau (Amaranthus viridis). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Bayam Hijau (Amaranthus viridis) Jarak tanam sedang memberikan kondisi yang paling mendukung bagi pertumbuhan bayam hijau. Tanaman yang ditanam pada jarak tanam sedang menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Tanaman bayam hijau yang ditanam terlalu dekat atau terlalu jauh tidak tumbuh sama sekali. Hal inikemungkinan disebabkan oleh persaingan sumber daya yang tinggi pada jarak tanam yang terlalu dekat dan ketidakmampuan tanaman untuk memanfaatkan sumber daya secara efektif pada jarak tanam yang terlalu jauh.Perencanaan penanaman dengan memperhatikan jarak tanam yang optimal sangat penting untuk mencapai hasil panen yang maksimal pada bayam hijau. Bayam Merah (Amaranthus tricolor L): Jarak tanam yang dekat menghasilkan pertumbuhan yang baik pada bayam merah, sementara jarak tanam yang jauh dan sedang tidak mendukung pertumbuhan bayam merah sama sekali. Bayam merah memerlukan jarak tanam yang lebih rapat untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, kemungkinan karena kebutuhan spesifik terhadap akses cahaya, air, dan nutrisi yang lebih terfokus. Penempatan bibit dengan jarak yang sesuai sangat penting untuk memastikan pertumbuhan tanaman bayam merah yang optimal.
Pengaruh Perlakuan pada Daun dan Batang Terhadap Laju Evapotranspirasi pada Tanaman Waru (Hibiscus Tiliaceus) dan Pinus (Pinus Merkusii) Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah; Putri Ramadhani
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 1 No. 2 (2024): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/vvaf7n59

Abstract

Proses evapotranspirasi memainkan peran penting dalam fisiologi tumbuhan. Evapotranspirasi adalah gabungab dari dua proses yaituevaporasi (penguapan air dari permukaan daun) dan transpirasi (penguapan air melalui stomata pada daun). Evapotranspirasi merupakan kombinasi dari proses evaporasi (penguapan air dari permukaan tanah, daun, dan batang) dan transpirasi (penguapan air melalui stomata daun). Kedua proses ini sangat penting dalam siklus air dan regulasi keseimbangan air di dalam tumbuhan. Padatanaman, sebagian besar air yang diserap oleh akar dikeluarkan kembali ke atmosfer melalui proses transpirasi. Transpirasi terjadimelalui stomata, yaitu celah kecil pada permukaan daun yang berfungsi untuk pertukaran gas dan penguapan air. Stomata membukadan menutup sebagai respons terhadap faktor-faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan kadar CO₂. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan untuk mengamati pengaruh perlakuan pada daun dan batang terhadap laju evaporasi pada tanaman Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Pinus (Pinus merkusii), dapat disimpulkan bahwa perlakuan pengikisan pada batang tanaman secarasignifikan memengaruhi laju evaporasi. Pengikisan hingga ke inti batang menghasilkan laju evaporasi tertinggi, diikuti oleh batang yang hanya dikikis tidak sampai inti, sedangkan batang tanpa perlakuan menunjukkan laju evaporasi terendah. Di sisi lain, daun kedua tanaman juga menunjukkan laju evaporasi yang lebih tinggi dibandingkan batang, menunjukkan bahwa proses transpirasi melalui stomata di daun berperan penting dalam kehilangan air. Hasil ini menunjukkan bahwa baik jenis tanaman maupun perlakuan yang diberikan dapat memengaruhi efisiensi penguapan air, yang penting untuk mempertimbangkan dalam manajemen pertanian dan konservasi sumber daya air.
Pengamatan Kelas Amphibia Katak (Anura) Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
Fatih: Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/eqwame26

Abstract

Amphibi merupakan hewan yang mempunyai 2 fase kehidupan, yaitu kehidupan di air dan darat. Pada kedua fase menunjukkan sifat antara ikan dan reptil. Hal ini membuktikan bahwa amphibi merupakan suatu kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Boolootian, 1979). Lubang hidung katak terletak di bagian depan kepala, lebih tepatnya di atas mulut. Lubang hidung ini berfungsi untuk pernapasan dan penciuman. Katak bernapas melalui hidungnya saat berada di darat, tetapi bisa bernapas melalui kulit atau rongga mulutnya saat berada dalam air. Pengamatan morfologi katak menunjukkan bahwa struktur tubuhnya sangat adaptif untuk kehidupan di dua habitat, yaitu darat dan air. Fitur-fitur seperti lidah yang lengket, gigi yang kuat, dan ekstremitas dengan selaput memfasilitasi katak dalam berburu mangsa, bergerak di air, dan melompat dengan efisien. Sistem pernapasan katak yang fleksibel, yang memungkinkan pernapasan melalui kulit dan paru-paru, juga menunjang kelangsungan hidupnya dalam kondisi lingkungan yang berbeda.
Produksi Bawang Merah Tumpangsari dengan Cabai pada Beberapa Jarak Tanam Rabiyatul Adawiyah; Indah Putri Santri
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/jq2y3r15

Abstract

Masyarakat Indonesia menggunakan bawang merah setiap hari sebagai bahan penting dalam masakan mereka. Untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, produksi bawang merah perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah melalui strategi intensifikasi seperti tumpang sari. Menggabungkan bawang merah dengan cabai merupakan salah satu pendekatan yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi bawang merah ketika ditanam menggunakan metode tumpang sari dengan konfigurasi jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari enam pendekatan berbeda: tumpang sari dengan jarak tanam 15 x 15 cm, tumpang sari dengan jarak tanam 20 x 20 cm, tumpang sari dengan jarak tanam 25 x 25 cm, monokultur dengan jarak tanam 15 x 15 cm, monokultur dengan jarak tanam 20 x 20 cm, dan monokultur dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Setiap pendekatan diuji coba empat kali, sehingga total terdapat 24 kelompok percobaan individu. Data dikumpulkan mengenai berat umbi segar, berat umbi kering untuk penggunaan pasar, total produksi per hektar, jumlah umbi yang diproduksi, dan lebar umbi. Informasi yang terkumpul kemudian diuji menggunakan uji F dengan ambang batas 5%, diikuti oleh uji DMRT pada ambang batas 5% yang sama. Temuan penelitian menunjukkan bahwa produksi bawang merah per hektar dengan pendekatan satu tanaman dan penanaman sela dengan jarak tanam 15 x 15 cm menghasilkan jumlah yang kurang lebih sama. Oleh karena itu, petani dapat menanam bawang merah secara sela dengan cabai menggunakan jarak tanam 15 x 15 cm.
Struktur Kerangka Bebek Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/6xrxnf66

Abstract

Sistem rangka bebek sangat penting bagi strukturnya, memberikan dukungan bagi tubuh, melindungi komponen internalnya, dan bertindak sebagai tempat jangkar bagi otot di samping struktur tubuh lunak lainnya. Sebagai bagian dari kelas Aves, komposisi tulang bebek menunjukkan ciri-ciri khusus dan individual yang sesuai untuk terbang, meskipun bebek merupakan jenis burung yang terutama berenang dan kurang terbang. Kerangka kerangka bebek memfasilitasi berbagai tindakan seperti terbang di udara, menavigasi air, dan bergerak di darat. Beberapa ciri penting yang diamati adalah: tengkorak dengan paruh yang kuat, daerah leher yang lentur, tulang dada yang dilengkapi lunas untuk otot terbang, tulang yang lentur pada sayap, daerah panggul yang terkonsolidasi untuk keseimbangan, dan tungkai bawah yang panjang dan kokoh untuk propulsi di air. Memahami desain struktural ini sangat penting dalam bidang-bidang seperti anatomi komparatif, manajemen hewan, dan pembelajaran biologi, karena menjelaskan hubungan antara bentuk anatomi dan fungsinya yang sesuai dalam adaptasi makhluk hidup terhadap habitat sekitarnya.
Persepsi Guru Terkait Konsep Kurikulum Merdeka Belajar Indah Putri Santri; Rabiyatul Adawiyah
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1607

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesadaran guru tentang memahami kurikulum Merdeka di SMPS IT Darul Azhar Ajaran 2024/2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, tabel observasi, dan dokumen dengan total 6 orang ditanya. Kuesioner yang tersebar adalah kuesioner tertutup menggunakan skala Likert 1 hingga 5 yang terdiri dari 13 indikator dan 42 deklarasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kebebasan berpikir dan pendidikan karakter membuat siswa lebih aktif dan berani dalam mengekspresikan pendapat, tanggung jawab, dan rasa hormat mereka terhadap pendapat mereka. Guru telah menggunakan sumber belajar yang berbeda untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Guru setuju dengan kebijakan AKM, USBN dan RPP. Namun, guru netral pada kebijakan PPDB. Dalam implementasi program Merdeka di kelas, guru dan siswa dapat berpartisipasi dalam program Merdeka. Guru setuju dengan hasil akademik dibagi menjadi 6 tahap. Keberadaan program mengemudi di sekolah dan platform pengajaran Merdeka membantu para guru meningkatkan kualitas dan pemahaman program Merdeka secara mendalam. Guru setuju dengan keuntungan dari program Merdeka.