Sahrudin, Sahrudin
Syntax Corporation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TONSILITIS KRONIS PADA ANAK USIA 5-11 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017 Ramadhan, Febri; Sahrudin, Sahrudin; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.328 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2941

Abstract

Tonsillitis Kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yangberulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko hygiene mulut, paparan asap dan riwayat ISPAterhadap kejadian tonsillitis kronis pada anak usia 5-11 tahun di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendaritahun 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional menggunakan desain casecontrol dengan prosedur non matching. Sampel dalam penelitian ini 76 pasien tonsilitis kronis dengan jumlahsampel sebanyak 38 kasus dan 38 kontrol, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.statistikmenggunakan uji Chi-squre pada tingkat kepercayaan 95% ( =0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat faktor risiko yang bermakna terhadap kejadian tonsilitis kronis dengan paparan asap OR= 6,981 denganrentan nilai LL 2,534 dan UL 19,235 dan riwayat ISPA OR= 4,800 dengan rentan nila i LL 1,535 dan UL 15,007 padainterfal kepercayaan (CI) 95%. Sedangkan Hygiene Mulut dengan kejadian tonsilitis kronis pada pasien tonsilitiskronis bukan merupakan faktor risiko yang bermakna. Disarankan untuk penyebaran informasi kepada masyarakatkhususnya pada anak mengenai hygiene mulut, paparan asap dan riwayat ISPA yang mempengaruhi kejadianTonsilitis kronis.Kata kunci :Tonsilitis kronis, Hygiene mulut, Paparan asap, Riwayat ISPA.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT PARU OBTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO- LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2017 Ismail, Laode; Sahrudin, Sahrudin; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.412 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.3031

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Prevalensi,morbiditas, dan mortalitas PPOK mulai meningkat diseluruh dunia dan diperkirakan merupakan masalahkesehatan yang membutuhkan perhatian khusus dalam penatalaksanaan pencegahan terhadap penurunanprogesivitas fungsi paru. Banyak faktor yang dapat memicu seorang terkena penyakit paru obstruktif kronikyaitu kebiasaan merokok, riwayat penyakit pernafasan (Asma, Bronchtis, dan Enfisema) , usia, jenis kelamin,genetik, polusi udara, dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok,riwayat penyakit pernafasan, dan depresi terhadap kejadian penyakit paru obstriktif kronik di wilayah kerjapuskesmas lepo- lepo kota kendari 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian epidemiologianalitik observasional menggunakan desain case control study. Populasi dalam penelitian berjumlah 1.420 jiwadengan jumlah sampel sebanyak 47 kasus dan 47 kontrol, pengambilan sampel menggunakan teknik purposivesampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwah kebiasaan merokok memiliki OR sebesar 2,641 yang artinyaresponden perokok berisiko 2 kali lebih besar menderita penyakit paru obstruktif kronik dan riw ayat penyakitpernafasan memiliki OR sebesar 7,451 artinya responden yang memiliki riwayat penyakit pernafasan berisiko 7kali lebih besar menderita penyakit paru obstruktif kronik. Sedangkan depresi tidak memiliki hubungan yangsignifikan terhadap kejadian penyakit paru obstruktif kronik dengan nilai OR sebesar 1,000. Bagi masyarakatdiharapkan agar selalu melakukan hal- hal positif disetiap kegiatan dan menjaga kesehatan dengan melakukanperilaku hidup bersih dan sehat serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas ataupun rumahsakit.Kata kunci : PPOK, depresi, merokok, riwayat penyakit
H U B U N G A N I N T E N S I T A S S H O L A T , A K T I V I T A S O L A H R A G A D A N R I W A Y A T K E B I A S A A N MA N D I M A L A M D E N G A N P E N Y A K I T O S T E O A R T R I T I S P A D A L A N S I A D I P A N T I S O S I A L T R E S N A W E R D H A M I N A U L A K O T A K E N D A R I T A H U N 2 0 1 7 Se, Delima Apriliana; Sahrudin, Sahrudin; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.301 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2883

Abstract

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalamiperubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnyaketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsulasendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan intensitas sholat,aktivitas olahraga dan riwayat kebiasaan mandi malam denganpenyakit Osteoartritis pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari. Penelitian inimerupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penentuan sampeldalam penelitian ini menggunakan pendekatan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 48lansia. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan observasi untuk melihat secara langsungrutinitas para lansia selama di panti. Hasil yang didapat dari penelitian ini menyebutkan bahwa tidak adahubungan yang signifikan antara intensitas sholat dengan penyakit OA (p = 0,167), ada hubungan yangsignifikan antara aktivitas olahraga dengan penyakit OA (p = 0,044) dan tidak ada hubungan yang signifikanantara riwayat kebiasaan mandi malam dengan penyakit OA (p = 0,173). Kesimpulan penelitian ini yaitu adahubungan antara variabel aktivitas olahraga dengan penyakit OA pada lansia di Panti Sosial Tresna WerdhaMinaula Kota Kendari.Kata Kunci: Lansia, Osteoartritis, Intensitas Sholat, Aktivitas Olahraga, Riwayat Kebiasaan Mandi Malam.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN GEJALA PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL MUKLISIN KOTA KENDARI 2017 Ridwan, Ahwath Riyadhy; Sahrudin, Sahrudin; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.579 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2914

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sercoptes scabiei Var hominis. Prevalensi Skabies sangat tinggipada lingkungan dengan tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai. MenurutWorld Health Organization (WHO) angka kejadian Skabies pada tahun 2014 sebanyak 130 juta orang didunia.Menurut Internasional Alliance for the Control Of Scabies (IACS) kejadian Skabies bervariasi mulai dari 0,3% menjadi46%. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahu hubungan pengetahuna, personal hygiene, dan kepadatanhunian terhadap gejala penyakit skabies pada santrin di Pondok Pesantren Darul Mukhlisinambaran kota Kendari2017. Penelitian yang di lakukan menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan pendekatancross sectional study. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh santri di Pondok Pesantren Darul Muhklisin dengantotal santri sebanyak 272 orang. Sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 71 responden yang diambil denganmetode Proportionate Stratified random sampling. Hasil yang didapat dari penelitian menyebutkan bahwa tidakada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian gejala skabies (ρ= 0,301), adanya hubunganyang signifikan antara personal hygiyene terhadap gejala skabies ρ= 0,005), dan tidak ada hubungan yangsignifikan antara kepadatan hunian dengan krjadian gejala skabies (ρ= 0,232). Kesimpulan dari penelitian tidakterdapat hubungan pada variabel pengetahuan dan kepadatan hunian, serta terdapat hubungan pada variablepersonal hygiene dengan gejala skabies.Kata Kunci: Gejala Skabies, Kepadatan Hunian, Pengetahuan, Personal Hygiene
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEBIASAAN MEROKOK, PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET DAN KONSUMSI ANTIOKSIDAN TERHADAP KEJADIAN KATARAK DI POLI MATA RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 Yunaningsih, Ayu; Sahrudin, Sahrudin; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.315 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.3035

Abstract

Katarak merupakan keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Bilalensa mata kehilangan sifat beningnya atau kejernihannya maka penglihatan akan menjadi berkabut atau tidakdapat melihat sama sekali. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), katarak dapat menyebabkankebutaan pada lebih dari 17 juta penduduk di dunia. Kejadian katarak masih menjadi masalah penyakit diSulawesi Tenggara dari data 4 tahun terakhir yang diperoleh dari RSU Bahteramas Kendari jumlah kejadiankatarak berfluktuasi setiap tahunnya dan masuk kedalam 20 besar penyakit di rumah sakit tersebut . Penelitianini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet dan konsumsiantioksidan terhadap kejadian katarak di RSU Bahteramas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2017. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional menggunakan desain casecontrol study dengan prosedur non matching. Populasi dalam penelitian 104 pasien katarak dengan jumlahsampel sebanyak 54 kasus dan 54 kontrol, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor risiko katarak dengan OR= 2,845dengan rentan nilai LL 1,175 dan UL 6,891 dan konsumsi antioksidan merupakan faktor risiko terhadap katarakOR=2,430 dengan rentang nilai LL 1,090 dan UL 5,417 pada interval kepercayaan (CI) 95%. Sedangkan paparansinar ultraviolet bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian katarak di RSU Bahteramas Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017. Disarankan untuk penyebarluasan informasi kepada masyarakatkhususnya lansia mengenai kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet dan konsumsi antioksidan yangmempengaruhi kejadian katarak.Kata kunci :Katarak, Kebiasaan Merokok, Paparan Sinar Ultraviolet, Konsumsi Antioksidan