Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKSPLORASI EMOSI MARAH DALAM BUDAYA MINANGKABAU Jihan Hafizhah Rahmah; Berliana Merry Sunyoto; Siti Nabila Safitri; Sherly Yulitri; Wirza Feny Rahayu
Liberosis: Jurnal Psikologi dan Bimbingan Konseling Vol. 10 No. 2 (2025): Liberosis: Jurnal Psikologi dan Bimbingan Konseling
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3287/liberosis.v10i2.10280

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran Eksplorasi Emosi Marah dalam Budaya Minangkabau. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 3 orang yang merupakan keturunan minang yang besar dan tumbuh dalam budaya Minang dan dewasa awal sampai akhir. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode interpretative phenomenological analysis (IPA). Penelitian ini mengeksplorasi gambaran emosi marah dalam budaya Minangkabau yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya budaya minangkabau, norma sosial, dan adat istiadat yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi marah tidak hanya sekedar respon fisiologis tetapi juga fenomena yang kompleks, melibatkan aspek biologis, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual yang dituangkan oleh budaya minangkabau. Secara biologis, kemarahan ditandai dengan gejala seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah, gemetar, dan respon otot yang menegang. Dalam penelitian ini juga menyoroti adanya pengaruh pengalaman masa lalu dan pola pikir dalam membentuk respon terhadap kemarahan. Pengalaman sebelumnya yang negatif sering kali memperkuat reaksi emosional terhadap situasi serupa di masa kini. Selain itu, aspek spiritual berperan dalam mengatur perilaku, di mana individu merasa bersalah setelah marah jika tindakan mereka melanggar prinsip moral atau agama.
Objek Wisata Batu Runciang Nagari Silungkang Oso, Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat Dipprayuda Putra Anwar; Jihan Hafizhah Rahmah; Nadia Sapitri; Naziroh; Yuke Permata Lisna
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 4 No. 2 (2025): Maret 2025
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jupetra.v4i2.2191

Abstract

Batu Runciang yang terletak di Nagari Silungkang Oso, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, merupakan objek wisata geologi berbentuk formasi batuan karst unik berusia ±299 juta tahun. Selain kekayaan geologi, kawasan ini juga menyimpan potensi budaya berupa tenun songket Silungkang dan pertunjukan musik tradisional Talempong Batuang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi untuk mengkaji potensi, tantangan, serta strategi pengembangan kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Batu Runciang memiliki daya tarik wisata yang tinggi namun terkendala oleh infrastruktur jalan yang buruk, fasilitas umum yang minim, promosi yang kurang optimal, rendahnya partisipasi masyarakat lokal, serta ancaman terhadap keberlanjutan budaya lokal. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan peningkatan infrastruktur, promosi wisata yang lebih masif, pemberdayaan masyarakat sekitar, serta upaya pelestarian budaya lokal melalui regenerasi generasi muda. Dengan pengelolaan berbasis geowisata berkelanjutan, Batu Runciang berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat.