Tjatur Raharso, Alphonsus
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Automutilasi dan Percobaan Bunuh Diri sebagai Irregularitas Tahbisan Suci Menurut Kanon 1041, No. 5 Tjatur Raharso, Alphonsus; Gunawan, Henricus Pidyarto
Seri Filsafat Teologi Vol. 34 No. 33 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v34i33.244

Abstract

Dewasa ini bunuh diri dan percobaan bunuh diri semakin marak terjadi di kalangan orang muda. Mereka yang gagal dalam percobaan bunuh diri dapat saja tertarik untuk menjadi imam di kemudian hari. Hal ini memunculkan pertanyaan, apakah mereka ini boleh mengenyam pendidikan di seminari dan boleh ditahbiskan menjadi imam? Penelitian ini membahas doktrin dan norma kanonik mengenai percobaan bunuh diri dan automutilasi sebagai halangan tetap untuk menerima tahbisan imam. Metode yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif bercorak deskriptif dan yuridis dengan menggunakan pendekatan studi literatur. Percobaan bunuh diri dan automutilasi merupakan fakta yang tak dapat dihapuskan atau diabaikan, sekalipun sudah disesali dan diampuni dalam sakramen pengakuan dosa. Kedua tindakan itu tetap diperhitungkan sebagai halangan tetap untuk menerima atau melaksanakan tahbisan. Jika seorang seminaris telah menjalani dengan baik dan serius formasio imamat dan dipandang layak untuk menjadi imam, ia diizinkan untuk ditahbiskan dengan dimintakan dispensasi dari irregularitas tersebut. Penelitian ini memberikan makna dan cakupan norma mengenai irregularitas, agar para formator seminari, Uskup Diosesan dan Superior Mayor tarekat religius dapat mengaplikasikan norma secara tepat, dan menanggapi dengan bijak setiap kasus irregularitas yang menimpa calon imam selama masa formasio imamat.
Marriage in Secret According to Islam and Catholic: A Comparative Study on Religious Laws Tjatur Raharso, Alphonsus; Barak, Antonius
Religió Jurnal Studi Agama-agama Vol. 12 No. 2 (2022): September
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/religio.v12i2.1817

Abstract

This article discusses secret marriage from another perspective, namely in the form of a comparative study of religious law between Islam and Catholicism. This research aims to find similarities and differences between the two religions in assessing and regulating secret marriages. This study found that both religions recognize secret marriage as an uncommon and not ideal marriage. Both religions see the disadvantages and harms of secret marriage. This study found some key differences. In Islam, sirri marriage is not created by religious doctrine, but are practices carried out by several people which is subsequently judged and regulated by religious law. Whereas in Catholicism, secret marriage are officially created by the highest legislator of the Church. In Islam, unregistered marriage often colludes with polygamy, while in the Catholic Church secret marriage is carried out while upholding the essential nature of marriage: monogamous and indissoluble. In Islam, sirri marriage is not recorded anywhere, while secret marriage in the Catholic Church is recorded internally in the diocesan secret archives. This study raises mutual respect among adherents of both religions regarding secret marriages. This study also encourages further studies on the problem of the two religions facing civil lawsuits regarding marriage registration.