Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Relationship between a Wife's Satisfaction in the Iddah Period with Marriage and Divorce Nurohim, Muhammad; Pasaribu, Yusuf Hanafi; Asmaiyani, Asmaiyani
Al-Risalah Vol 21 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.689 KB) | DOI: 10.30631/alrisalah.v21i2.778

Abstract

The purpose of this study is to examine the relationship between iddah living with marriage and divorce. The specification of this research is a descriptive analytical law research. The type of data used in this study is secondary data sourced from the library, such as primary legal materials, namely documents and any statutory regulations that are binding and determined by the competent authorities relating to the obligation of living during the iddah period. Plus secondary legal materials and tertiary legal documents. The data collection tool used in this research is a document study by tracing legal materials in the library. Then analyzed qualitatively. The results of this study indicate that the iddah of the ex-wife can only be requested after the divorce from a marriage that is recognized as valid.
The Relationship between a Wife's Satisfaction in the Iddah Period with Marriage and Divorce Nurohim, Muhammad; Pasaribu, Yusuf Hanafi; Asmaiyani, Asmaiyani
Al-Risalah Vol 21 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/alrisalah.v21i2.778

Abstract

The purpose of this study is to examine the relationship between iddah living with marriage and divorce. The specification of this research is a descriptive analytical law research. The type of data used in this study is secondary data sourced from the library, such as primary legal materials, namely documents and any statutory regulations that are binding and determined by the competent authorities relating to the obligation of living during the iddah period. Plus secondary legal materials and tertiary legal documents. The data collection tool used in this research is a document study by tracing legal materials in the library. Then analyzed qualitatively. The results of this study indicate that the iddah of the ex-wife can only be requested after the divorce from a marriage that is recognized as valid.
Keabsahan Perjanjian Sewa Rahim (Surrogate Mother) Ditinjau Dari Pasal 1320 KUH Perdata Erma, Zetria; Tulim, Anto; Asmaiyani, Asmaiyani; Andi, Andi
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 2 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sewa rahim (surrogate mother) adalah salah satu cara teknik bayi tabung yang merupakan cara non alamiah bagi pasangan suami isteri untuk mendapatkan keturunan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keabsahan perjanjian sewa rahim ditinjau dari Pasal 1320 KUH Perdata. Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah normatif dengan pendekatan undang-undang dan konseptual). Sedangkan spesifikasi penelitian adalah deskriptif. Data yang digunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan seperti KUH Perdata, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 039 Menkes/Sk/2010 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Berbantu, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi dan bahan hukum sekunder berupa buku-buku, jurnal-jurnal dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan judul penelitian. Keabsahan perjanjian sewa rahim (surrogate mother) ditinjau dari Pasal 1320 KUH Perdata adalah tidak sesuai dengan syarat syah yang ke 3 (tiga) yaitu adanya objek tertentu dimana rahim bukanlah barang yang bisa dijadikan sebagai obyek perjanjian dan bertentangan dengan syarat syah yang ke 4 (empat) yaitu sebab (causa) yang halal karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan kesusilaan. Untuk itu disarankan bagi pasangan suami isteri yang tidak bisa mendapatkan keturunan untuk tidak melakukan teknik sewa rahim (surrogate mother) dan dapat memilih cara lain yaitu dengan pengangkatan anak (adopsi) dan teknik bayi tabung yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.