Syarifah Wahidah
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Menjembatani Sistem Nilai Tradisional dan Modern: Pendekatan Bimbingan Konseling di Zaman 4.0 Syarifah Wahidah; Firman; Neviyarni
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.581

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara kritis menjembatani sistem nilai tradisional dan modern: pendekatan bimbingan konseling di zaman 4.0. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan menelusuri dan mengumpulkan berbagai buku, jurnal, dokumen serta yang relevan terkait dengan konsep pembahasan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta kejadian yang ditulis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bimbingan dan konseling memiliki peran strategis dalam menjembatani sistem nilai tradisional dan modern di lingkungan pendidikan, melalui integrasi nilai-nilai kearifan lokal, pemanfaatan permainan tradisional, pelestarian nilai-nilai sosial budaya tradisional, serta pemahaman terhadap sistem konstruksi dan konsep-konsep lokal dalam arsitektur tradisional. Menjembatani sistem nilai tradisional dan modern dalam pendekatan bimbingan konseling di zaman 4.0 membutuhkan kolaborasi antara berbagai komponen, seperti kepala sekolah, konselor, guru, dan nilai-nilai spiritual, serta manajemen bimbingan dan konseling yang baik. Dengan demikian, layanan bimbingan konseling dapat memberikan kontribusi maksimal dalam membantu siswa mengembangkan potensi dan menyelesaikan masalahnya.
Pemanfaatan Mading Sekolah dalam Bimbingan Konseling: Edukasi Pelecehan Seksual untuk Siswa SMP Syarifah Wahidah; Ifdil; Afdal; Zadrian Ardi; Marjohan
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 4 No. 2 (2024): Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2024
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v4i2.623

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara kritis tentang pemanfaatan majalah dinding (mading) sekolah dalam bimbingan konseling: edukasi pelecehan seksual untuk siswa SMP. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan menelusuri dan mengumpulkan berbagai buku, jurnal, dokumen serta yang relevan terkait dengan konsep pembahasan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta kejadian yang ditulis. Hasil Penelitian menyebutkan bahwa pemanfaatan mading sekolah dalam bimbingan konseling, khususnya dalam edukasi mengenai pelecehan seksual untuk siswa SMP, merupakan suatu pendekatan yang inovatif dan strategis. Mading sekolah dapat berfungsi sebagai media informasi yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting terkait isu-isu sensitif seperti pelecehan seksual. Dalam konteks edukasi pelecehan seksual, mading dapat digunakan untuk menampilkan artikel, infografis, dan cerita yang relevan, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mendiskusikan isu tersebut. Ini penting mengingat bahwa pemahaman yang baik tentang pelecehan seksual dapat membantu siswa mengenali dan melindungi diri mereka dari potensi bahaya. Selain itu, pemanfaatan mading sekolah dalam bimbingan konseling untuk edukasi pelecehan seksual di SMP juga memerlukan pendekatan yang terintegrasi, melibatkan perencanaan yang baik, dukungan dari kepala sekolah, kolaborasi antar guru, serta evaluasi yang berkelanjutan.
A Review of the Managerial Practices of Guidance and Counseling Services in Supporting Students’ Learning Autonomy in Junior High Schools under the Merdeka Curriculum (A Study at Public Junior High Schools in Bireuen Regency) Syarifah Wahidah; Neviyarni; Firman
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1304

Abstract

This study aims to examine the managerial practices of Guidance and Counseling services in supporting students' learning autonomy within the implementation of the Merdeka Curriculum. The Merdeka Curriculum emphasizes the holistic development of students’ competencies, including self-directed learning as a key component of the Pancasila Student Profile. In this context, guidance and counseling services play a strategic role, particularly in assisting students in identifying their potential, designing learning goals, and managing time and learning strategies independently. This research employed a qualitative case study approach, with data collected through interviews, observations, and document analysis involving counseling guidance teachers and students at a junior high school. The results reveal that well-planned, organized, and continuously evaluated Guidance and Counseling services contribute positively to students’ learning autonomy. However, challenges such as limited-service time and lack of managerial training for counseling guidance teachers remain. The findings recommend strengthening the managerial capacity of counseling guidance teachers to optimize service delivery in alignment with the goals of the Merdeka Curriculum.
Developing Effective Cross-Cultural Counseling Practices for Counselors Working Outside Their Home Regions: A Study on Non-Local Counseling Teachers in Bireuen Syarifah Wahidah; Yeni Karneli; Ifdil; Netrawati
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1305

Abstract

School guidance and counseling services require sensitivity to the cultural context, especially in areas with strong local values such as Bireuen District, Aceh. Non-local counseling teachers often experience difficulties due to differences in language, values, and perceptions of counseling, which have an impact on the effectiveness of services. This study aims to explore the culturally responsive counseling practices of non-local counseling teachers, the adaptation strategies used, and the challenges they face. This research is a qualitative study with a phenomenological approach. The participants were six non-local counseling teachers from outside Aceh Province who have been assigned to public schools (Junior/Senior High School) in Bireuen District for at least one year. Data were collected through in-depth interviews, non-participatory observations, and documentation studies. Data analysis was conducted using a thematic approach based on Braun & Clarke's model, supported by triangulation, member checking, and audit trail techniques to maintain data validity. The findings revealed four main themes: cultural challenges in counseling, cultural adaptation strategies, culturally responsive counseling practices, and cross-role collaboration. The counseling teachers used religious approaches, local value-based communication, as well as establishing social relationships to encourage student acceptance. Counseling grounded in cultural sensitivity is particularly important in areas with robust cultural identities. It is important to provide counselors with multicultural competency training and educational policies that support their work across cultures.
Indonesian Government Role in Standardizing Guidance Counseling Assessments: A Global Comparative Study Syarifah Wahidah; Daharnis; Zadrian Ardi
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1291

Abstract

This study aims to examine the role of Indonesian government in standardizing guidance and counseling assessment through comparative policy analysis among several countries and draw multiple implications for strengthening the assessment system in Indonesia. Professional guidance and counseling services require standardized assessments to objectively identify student needs, design appropriate interventions, and evaluate the effectiveness of services. This research applied a qualitative descriptive-comparative approach with data collection techniques through document analysis of policy papers and expert interviews. The data were thematically and comparatively analyzed across countries. The results reveal that countries such as Finland, South Korea, and the United States have engaged powerful policy frameworks for guidance counseling assessment, including national regulations, standardized instruments, evaluation and supervision systems, and the integration of assessment into the educational system. However, national standard has not yet to be established in Indonesia consisting of the terms of instruments, procedures, and reporting systems. The findings indicate that the government should actively get involved in developing technical policies for the counseling assessment, enhancing the professional counselor’s capacity, and formulating data-based supervision systems. This research conceptually contributes to the development of counseling assessment policies and encourages the integration of assessment as a part of data-based education system.
The Influence of Counselors’ Cultural Background on Objectivity in Counseling: A Study of Civil Servant and Government Employees with Work Agreements Assigned Outside Their Home Regions (A Case Study on Guidance and Counseling Teachers from Outside the Re Syarifah Wahidah; Firman; Yarmis Syukur
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1292

Abstract

Objektivitas merupakan prinsip penting dalam layanan bimbingan dan konseling, terutama bagi konselor yang bertugas di lingkungan budaya yang berbeda dengan daerah asalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latar belakang budaya konselor terhadap objektivitas dalam konseling. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitian adalah guru Bimbingan dan Konseling (BK) PNS/PPPK yang berasal dari luar Provinsi Aceh dan bertugas di Kabupaten Bireuen, dengan sampel sebanyak 30 orang yang dipilih secara purposive. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner skala Likert untuk mengukur dua variabel, yaitu latar belakang budaya (X) dan objektivitas konselor (Y), masing-masing terdiri dari 10 item. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik (normalitas dan linearitas), dan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang budaya konselor berpengaruh secara signifikan terhadap objektivitas konselor, dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05) dan nilai R Square sebesar 0,332. Artinya, sebesar 33,2% variasi dalam objektivitas konselor dapat dijelaskan oleh latar belakang budayanya. Temuan ini diperkuat oleh teori Multicultural and Social Justice Counseling Competencies (MSJCC) dan Cultural Humility Theory, yang menekankan pentingnya kesadaran budaya dan sikap terbuka dalam membangun hubungan konseling yang netral dan adil. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesadaran terhadap latar belakang budaya konselor merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga objektivitas layanan konseling, khususnya dalam konteks lintas budaya. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan kebijakan penempatan yang memperhatikan kesiapan budaya konselor untuk meningkatkan efektivitas layanan di daerah multikultural.