Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Esensi dan Eksistensi Filsafat Islam: Problema dan Solusi, Metode dan Pendekatan, Relevansi dan Kontekstual, Serta Isu-Isu Pokok Dalam Kajiannya Hasanah, Rizatul; Shantika Ahya, Clara; Fatia, Azhariah; Hakim, Lukmanul
AMI: JURNAL PENDIDIKAN DAN RISET Vol 3, No 1 (2025)
Publisher : AMI: JURNAL PENDIDIKAN DAN RISET

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filsafat Islam merupakan cabang keilmuan yang menjembatani antara wahyu dan akal dalam menjawab berbagai persoalan kehidupan. Artikel ini membahas esensi dan eksistensi filsafat Islam sebagai disiplin yang tidak hanya berakar pada tradisi pemikiran Yunani, tetapi juga memiliki keunikan melalui integrasinya dengan nilai-nilai Islam. Esensinya terletak pada upaya untuk mencari kebenaran hakiki tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta dengan menggunakan pendekatan rasional dan intuitif. Eksistensi filsafat Islam ditunjukkan melalui kontribusinya dalam membangun peradaban Islam klasik hingga modern, serta relevansinya dalam menghadapi tantangan kontemporer seperti krisis moral dan identitas umat. Artikel ini juga mengkaji peran para filsuf Muslim seperti Al-Farabi, Ibn Sina, dan Al-Ghazali, yang menunjukkan bahwa filsafat Islam adalah proses dinamis yang terus berkembang. Kesimpulannya, filsafat Islam bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga jalan untuk memahami dunia secara mendalam dalam bingkai nilai-nilai spiritual dan rasionalitas.
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DI BALIK KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN UTSMANI Nurul Zahara, Fatimah; Fatia, Azhariah; Hakim, Lukmanul
JURNAL TIPS JURNAL RISET, PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol 2, No 2 (2024)
Publisher : UIN SU Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesultanan Turki Utsmani, Kerajaan Safawi, dan Kerajaan Mughal di India adalah tiga kerajaan besar yang memerintah selama puncak kejayaan Muslim (Muhammad, 2015). Namun setelah mencapai puncaknya di bawah Sultan Sulaiman Al Qanuni (1520–1566 M), Kerajaan Turki Ustmani mulai memudar, memburuk, dan jatuh kembali ke titik terendahnya hingga hancur pada detik-detik terakhirnya. Kemunduran Kerajaan Turki Ustmani disebabkan oleh sejumlah kekuatan militer dan non-militer. Oleh karena itu, hal itu berdampak pada masa depan Islam di wilayah tersebut. Tujuan artikel ini adalah untuk memastikan keadaan di balik jatuhnya Kerajaan Turki Ustmani pada tanggal 3 Maret 1924, mengidentifikasi unsur-unsur yang berkontribusi terhadap kejatuhan Kerajaan Turki Ustmani, dan menilai konsekuensinya bagi masa depan Islam. Studi ini menggunakan strategi analitis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, metode kualitatif, dan jenis penelitian tinjauan pustaka. Menurut buku Syafiq A. Mughani, runtuhnya Kesultanan Utsmani disebabkan oleh tiga faktor: kelemahan militer dan birokrasi Turki, ketidakstabilan ekonomi, dan munculnya kekuatan-kekuatan Eropa baru yang berhaluan nasionalisme untuk menggulingkan Kesultanan Utsmani. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Islam mencapai puncak kejayaannya di India pada masa Utsmani, Safawi, dan Mughal, yang merupakan fase kedua kemajuan umat Islam setelah runtuhnya Dinasti Abbasiyah. Namun seiring berjalannya waktu, kemegahan ini mulai memudar, dan umat Islam mengalami kemunduran di sejumlah bidang, termasuk politik, ekonomi, sains, dan agama, terutama pada tahun 1566. Sementara itu, dunia Barat bangkit dengan pesat dari keterbelakangannya pada abad ke-16 Masehi.
STRATEGI PENANAMAN NILAI - NILAI ANTI KORUPSI PADA MAHASISWA Jamiat, Ahmad; Fajri, Ilal; Fatia, Azhariah; Hakim, Lukmanul
JURNAL TIPS JURNAL RISET, PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol 2, No 2 (2024)
Publisher : UIN SU Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Korupsi merupakan salah satu permasalahan besar yang memerlukan upaya serius untuk diberantas. Selain tindakan hukum represif, pencegahan melalui pendidikan anti-korupsi menjadi langkah strategis dalam membangun generasi yang berintegritas. Pendidikan ini dapat diterapkan melalui tiga jalur utama, yaitu pendidikan formal di sekolah atau kampus, pendidikan informal dalam keluarga, dan pendidikan nonformal melalui komunitas atau masyarakat. Nilai-nilai dasar seperti kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, dan keberanian perlu ditanamkan sejak dini hingga dewasa sebagai bagian dari pendidikan sepanjang hayat. Di lingkungan kampus, implementasi pendidikan anti-korupsi meliputi integrasi nilai-nilai tersebut dalam kurikulum, pembudayaan dan pembiasaan nilai dalam kehidupan kampus, serta pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan (library research) untuk menggali konsep, pendekatan, dan strategi yang relevan dalam penerapan pendidikan anti-korupsi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam membentuk individu berkarakter anti-korupsi yang mampu menghadapi tantangan korupsi di kehidupan nyata.
MINANGKABAU LEADERSHIP PHILOSOPHY: Synthesizing Religion, Adat, and Intellectuals in the History of Islamic Political Thought Hakim, Lukmanul; Hadi, Rahmad Tri; Ahmad, Ahmad
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 49, No 1 (2025)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v49i1.1357

Abstract

This article explores the Minangkabau leadership philosophy through the perspective of the history of Islamic political thought, focusing on the integration of Islamic values, customary principles, and the role of intellectuals in traditional Minangkabau society. The research problem centers on how this local leadership model rooted in concepts such as Tungku Nan Tigo Sajarangan and Tali Nan Tigo Sapilin reflects the evolution and localization of Islamic political concepts, particularly concerning authority, justice, and legitimacy. Using a qualitative method and a historical-analytical approach, the study draws on classical Islamic political texts and local Minangkabau sources to trace continuities and adaptations in political thought. The findings indicate that the Minangkabau leadership tradition embodies a contextualized interpretation of Islamic political ideas that has endured across generations. It suggests that this tradition, when revisited with empirical data from relevant contemporary stakeholders, can offer practical frameworks for cultivating integrity-based and sustainable leadership in modern Muslim societies. This study contributes to broadening the discourse on Islamic political thought by emphasizing indigenous contributions and the relevance of local wisdom in contemporary governance.