Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Pencegahan Penyakit Infeksi Kulit Rizqoh, Debie; Nugraheni, Enny; Prihatiningrum, Atik; Meidiyanti, Prima
DHARMA RAFLESIA Vol 22 No 2 (2024): DESEMBER (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v22i2.37797

Abstract

Penyakit kulit sering ditemukan pada masyarakat yang kurang memperhatikan personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Beberapa jenis penyakit yang sering dialami masyarakat yaitu psoriasis, kusta atau hansen, dermatitis, scabies, panu, cacar, dan lain-lain. Kebersihan kulit, tangan, kuku dan kebersihan handuk paling banyak masuk dalam kategori buruk. Kebersihan kulit, tangan, kuku, pakaian, handuk, tempat tidur, sprei, dan sanitasi lingkungan memiliki korelasi yang signifikan dengan keluhan penyakit kulit. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi untuk menanggulangi masalah penyakit infeksi kulit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan di Desa Sri Kuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2024. Sebelum kegiatan tersebut, tim pengabdian menyusun buku edukasi dan poster edukasi yang dibagikan pada saat kegiatan penyuluhan. Pada saat kegiatan pengabdian, ada dua materi yang disampaikan yaitu materi “Penyakit Infeksi pada Kulit” dan “Pencegahan Penyakit Infeksi Kulit”. Selain itu, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengevaluasi pengetahuan peserta. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan pengabdian.
Measurement of Ultraviolet-B (UVB) Minimum Erythema Dosage (MED) Based on Sun Exposure as the Basis of Sunlight Phototherapy: Study of Skin Type III or IV at Various Altitudes in Indonesia Meidiyanti, Prima; Radiono, Sunardi; Stella, Maureen Miracle; Febiyanto, Novian; Arief Budiyanto
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 37 No. 3 (2025): DECEMBER
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikkk.V37.3.2025.185-189

Abstract

Background: Phototherapy facilities for skin diseases are not widely available in Indonesia. No studies have yet measured the duration of sunbathing to achieve a minimal erythema dose (MED) in healthy volunteers at various altitudes. Purpose: This study calculates the duration of sunbathing to achieve the MED at various altitudes. Methods: This study was conducted in various regions of Yogyakarta, Indonesia, with latitude 7◦15’-8◦15’ S and 110◦5’-110◦4’ E, within the Yogyakarta equinox period by including three places with different altitude groups at 10:00 WIB (UTC+7). Forty-eight healthy individuals of skin type III or IV were exposed to sunlight using a photo-opaque template with 8 squares, each with 1 x 1 cm2 holes. The squares will receive an increase in exposure duration of as many as 250 seconds. Result: There was a significant difference in the mean UVB intensity between all heights (p <0.05). The average duration of sunbathing to reach MED at an altitude of 0-300 masl, > 300-600 masl, and > 600-950 masl are 22 minutes 40 seconds, 20 minutes 34 seconds, and 18 minutes 14 seconds, respectively. There is no significant difference in the duration of sunbathing between altitudes of 0-300 masl and 300-600 masl and between 300-600 masl and 600-950 masl (p> 0.05). However, there was a significant difference in the duration of sunbathing between the altitudes of 0-300 masl and 600-950 masl (p <0.05). Conclusion: A difference exists in the duration of sunbathing required to achieve MED at altitudes greater than 600 masl