Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN MEDIA NARASI DALAM MENGELOLA DAN MENCEGAH POLARISASI MASYARAKAT TERKAIT POPULASI ROHINGYA DI NARASI TV Aqilah Hannah Tsaabitah; Tswaibah Aslamiyyah; Muhammad Claudyo; Muhammad Kholil Ma’ruf; Affan Ghufron; Rivaldi Anugerah; Pia Khairotun Nisa
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 6 No. 4 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v6i4.8974

Abstract

A B S T R A K Media memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi publik terhadap isu-isu sensitif seperti krisis kemanusiaan Rohingya. Artikel ini membahas bagaimana Narasi TV sebagai media digital memainkan peran signifikan dalam mengelola narasi berbasis fakta untuk mencegah polarisasi sosial yang disebabkan oleh hate speech di media sosial. Dengan mengedepankan pendekatan naratif berbasis teori Walter Fisher dan konsep framing, penelitian ini menemukan bahwa konten yang dikembangkan oleh Narasi TV berkontribusi dalam memberikan perspektif positif yang membangun empati publik. Meskipun demikian, tantangan utama ditemukan pada distribusi konten di platform populer seperti TikTok, yang memiliki pengaruh besar terhadap audiens tetapi sering menjadi tempat berkembangnya narasi negatif. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis wawancara dan analisis konten, artikel ini menggali bentuk dan efektivitas peran media dalam membangun narasi positif. Temuan menunjukkan bahwa kolaborasi antara media dan masyarakat sipil diperlukan untuk menciptakan narasi yang lebih konstruktif, terutama dalam konteks krisis sosial yang kompleks seperti isu Rohingya. A B S T R A K Media memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi publik terhadap isu-isu sensitif seperti krisis kemanusiaan Rohingya. Artikel ini membahas bagaimana Narasi TV sebagai media digital memainkan peran signifikan dalam mengelola narasi berbasis fakta untuk mencegah polarisasi sosial yang disebabkan oleh hate speech di media sosial. Dengan mengedepankan pendekatan naratif berbasis teori Walter Fisher dan konsep framing, penelitian ini menemukan bahwa konten yang dikembangkan oleh Narasi TV berkontribusi dalam memberikan perspektif positif yang membangun empati publik. Meskipun demikian, tantangan utama ditemukan pada distribusi konten di platform populer seperti TikTok, yang memiliki pengaruh besar terhadap audiens tetapi sering menjadi tempat berkembangnya narasi negatif. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis wawancara dan analisis konten, artikel ini menggali bentuk dan efektivitas peran media dalam membangun narasi positif. Temuan menunjukkan bahwa kolaborasi antara media dan masyarakat sipil diperlukan untuk menciptakan narasi yang lebih konstruktif, terutama dalam konteks krisis sosial yang kompleks seperti isu Rohingya. The media has a strategic role in shaping public perceptions on sensitive issues such as the Rohingya humanitarian crisis. This article discusses how Narasi TV as a digital media plays a significant role in managing fact-based narratives to prevent social polarization caused by hate speech on social media. By prioritizing a narrative approach based on Walter Fisher's theory and the concept of framing, this study found that the content developed by Narasi TV contributed to providing a positive perspective that builds public empathy. However, the main challenge was found in the distribution of content on popular platforms such as TikTok, which has a great influence on audiences but is often a place for negative narratives to develop. Using qualitative methods based on interviews and content analysis, this article explores the form and effectiveness of the media's role in building positive narratives. The findings suggest that collaboration between the media and civil society is needed to create a more constructive narrative, especially in the context of a complex social crisis such as the Rohingya issue.
HIERARKI PENGARUH MEDIA X DALAM PEMBERITAAN GENOSIDA DI GAZA, PALESTINA: ANALISIS INFORMASI MEDIA BERDASARKAN PERSEPSI GEN Z SEBAGAI PENGGUNA Fadila Nurul Fajri; Annisa Putri Salsabillah; Jihan Ramaniya; Khilda Nurrohmah; Fakhri Putra Kurniawan; Pia Khairotun Nisa
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 6 No. 6 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v6i6.9454

Abstract

A B S T R A K Penelitian ini menganalisis hierarki pengaruh media sosial X dalam pemberitaan genosida di Gaza berdasarkan persepsi Generasi Z sebagai pengguna aktif. Dengan menggunakan teori hierarki pengaruh media, penelitian ini mengeksplorasi lima level pengaruh: individu, rutinitas media, organisasi, ekstra media, dan ideologi. Hasil menunjukkan bahwa preferensi individu, seperti jurnalis atau pengguna media, membentuk framing berita yang memengaruhi persepsi publik. Algoritma media X memainkan peran signifikan dalam distribusi informasi, memperkuat konten yang sering diinteraksikan. Pada level organisasi, ditemukan kebijakan internal yang membatasi konten sensitif, seperti penggunaan kata "genosida," yang mengurangi akses informasi. Tekanan eksternal dari pemerintah, korporasi, dan influencer juga membentuk bias pemberitaan, terutama dalam isu yang melibatkan konflik global. Selain itu, ideologi mayoritas pengguna menentukan narasi dominan yang berkembang di platform. Penelitian ini mengidentifikasi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara akses informasi yang luas dan pengelolaan konten sensitif. Rekomendasi mencakup peningkatan transparansi kebijakan, edukasi pengguna tentang validasi informasi, dan pengembangan algoritma yang lebih netral untuk mengurangi bias. Dengan demikian, Media X dapat menjadi platform advokasi yang inklusif dan berkeadilan dalam isu-isu kemanusiaan global. A B S T R A C T This study analyzes the media influence hierarchy of the social media platform X in reporting the genocide in Gaza, based on the perceptions of Generation Z as active users. Using the media influence hierarchy theory, this research explores five levels of influence: individual, media routines, organizational, extra-media, and ideological. The results show that individual preferences, such as those of journalists or users, shape the framing of news and influence public perception. X’s algorithms play a significant role in distributing information, amplifying content frequently interacted with. At the organizational level, internal policies restrict sensitive content, such as the use of the term "genocide," reducing access to information. External pressures from governments, corporations, and influencers also shape reporting bias, especially on issues involving global conflicts. Furthermore, the majority ideology among users determines the dominant narratives on the platform. This study identifies challenges in balancing broad information access and the management of sensitive content. Recommendations include enhancing policy transparency, educating users about information validation, and developing more neutral algorithms to reduce bias. Thus, X can serve as an inclusive and equitable advocacy platform for global humanitarian issues.