Siregar, Yuanita Aprilandini
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Commodification of Local Culture in the Development of Wayang Tourism Villages Hidayati, Al Fida; Siregar, Yuanita Aprilandini
Baileo: Jurnal Sosial Humaniora Vol 1 No 2 (2024): January 2024
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/baileofisipvol1iss2pp176-191

Abstract

This study explores the commodification of local culture in the development of Kepuhsari as a Wayang-themed tourism village. The objective is to identify the internal and external factors that drive the integration of local cultural assets, particularly wayang kulit (shadow puppetry), into tourism development, as well as to analyze the processes through which commodification occurs. Employing a qualitative research approach, data were collected through direct observations and in-depth interviews with community members and stakeholders. The findings reveal that internal factors such as the community’s modern mindset, the presence of cultural resources, economic aspirations, cultural preservation efforts, and local creativity are pivotal in shaping tourism development. Externally, market demands, consumer preferences, and institutional support play significant roles. The commodification of wayang manifests through functional and aesthetic transformations, including changes in performance context, design, production methods, and consumption patterns. Once a ritual medium used in ruwatan ceremonies, wayang has been adapted into customizable tourism products that cater to visitor interests and educational values. This study offers a nuanced understanding of how traditional cultural forms are recontextualized within the tourism economy, highlighting both opportunities and risks in balancing cultural preservation with economic objectives. The novelty of this research lies in its focused examination of cultural commodification at the micro-community level, providing theoretical and practical insights for future studies in cultural studies, tourism development, and socio-economic anthropology. It recommends a more ethical and participatory model of tourism that respects cultural integrity while fostering local economic resilience.
Membangun Kota Humanis: Perbandingan Taman Ramah Anak di Jakarta dan Taman Edukatif Bersejarah di Ambon Siregar, Yuanita Aprilandini; Afdhal, Afdhal
JURNAL PARADIGMA : Journal of Sociology Research and Education Vol. 6 No. 1 (2025): (JUNI 2025) JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education
Publisher : Labor Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jpjsre.v6i1.11187

Abstract

Studi ini membandingkan dua model taman kota, yaitu Taman Ramah Anak di Jakarta dan Taman Edukatif Bersejarah di Ambon, dalam kerangka pembangunan kota humanis. Kota humanis adalah konsep perkotaan yang mengutamakan kesejahteraan sosial, keamanan, dan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan komunitas lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kedua taman mengakomodasi kebutuhan pengunjung melalui analisis aspek desain, fungsi, dan nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi langsung, wawancara semi-terstruktur dengan pengunjung serta pengelola taman, dan analisis dokumen kebijakan pengelolaan ruang publik. Taman Lapangan Banteng di Jakarta dikaji sebagai contoh taman ramah anak hasil revitalisasi yang menyediakan fasilitas bermain aman, edukatif, dan menarik. Sementara itu, Taman Museum Gong Perdamaian Dunia di Ambon diteliti sebagai taman edukatif bersejarah yang berfungsi sebagai ruang refleksi, rekreasi, dan interaksi sosial antar-generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taman di Jakarta menekankan aspek perkembangan anak dengan prioritas pada keamanan, kenyamanan, dan estetika, sedangkan taman di Ambon mengedepankan nilai historis dan sosial. Studi ini merekomendasikan integrasi konsep edukasi dan keamanan serta tata kelola berkelanjutan untuk memperkuat fungsi sosial dan budaya taman kota.
Membangun Kota Humanis: Perbandingan Taman Ramah Anak di Jakarta dan Taman Edukatif Bersejarah di Ambon Siregar, Yuanita Aprilandini; Afdhal, Afdhal
JURNAL PARADIGMA : Journal of Sociology Research and Education Vol. 6 No. 1 (2025): (JUNI 2025) JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education
Publisher : Labor Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jpjsre.v6i1.11187

Abstract

Studi ini membandingkan dua model taman kota, yaitu Taman Ramah Anak di Jakarta dan Taman Edukatif Bersejarah di Ambon, dalam kerangka pembangunan kota humanis. Kota humanis adalah konsep perkotaan yang mengutamakan kesejahteraan sosial, keamanan, dan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan komunitas lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kedua taman mengakomodasi kebutuhan pengunjung melalui analisis aspek desain, fungsi, dan nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi langsung, wawancara semi-terstruktur dengan pengunjung serta pengelola taman, dan analisis dokumen kebijakan pengelolaan ruang publik. Taman Lapangan Banteng di Jakarta dikaji sebagai contoh taman ramah anak hasil revitalisasi yang menyediakan fasilitas bermain aman, edukatif, dan menarik. Sementara itu, Taman Museum Gong Perdamaian Dunia di Ambon diteliti sebagai taman edukatif bersejarah yang berfungsi sebagai ruang refleksi, rekreasi, dan interaksi sosial antar-generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taman di Jakarta menekankan aspek perkembangan anak dengan prioritas pada keamanan, kenyamanan, dan estetika, sedangkan taman di Ambon mengedepankan nilai historis dan sosial. Studi ini merekomendasikan integrasi konsep edukasi dan keamanan serta tata kelola berkelanjutan untuk memperkuat fungsi sosial dan budaya taman kota.
Mempertanyakan Klaim Gerakan Sosial: Tinjauan Kritis pada Gerakan Indonesia Mengajar Siregar, Yuanita Aprilandini; Sukiman; Afdhal
Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development Vol 5 No 2 (2023): Juli-Desember 2023
Publisher : Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52483/ijsed.v5i2.105

Abstract

Penelitian ini mencoba menganalisis klaim gerakan sosial yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). Gerakan ini dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu permasalahan kuantitas dan kualitas guru di daerah 3T yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengkritisi apakah gerakan sosial yang dilakukan oleh GIM ini telah sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu mendorong perubahan sosial di bidang pendidikan menjadi lebih baik lagi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data penelitian di dapat dari hasil observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Subjek penelitian adalah relawan Gerakan Indonesia Mengajar yang telah satu tahun di tempatkan di daerah 3T. Berdasarkan temuan lapangan, penulis melihat bahwa tujuan pragmatisme gerakan ini lebih dominan dibandingkan dengan tujuan perubahan pendidikan di dalam masyarakat. Hal tersebut terlihat dari fungsi kegiatan ini yang lebih melayani peningkatan pengalaman, karier, dan jaringan dari relawan daripada masyarakat itu sendiri. Selain itu, gerakan ini juga dianggap memiliki agenda politik praktis yang erat hubungannya dengan pendiri gerakan, yaitu AB. Maka dari itu klaim gerakan sosial yang dibawa oleh gerakan ini patut diragukan. Hal itu dibuktikan dari beberapa temuan yang justru melihat gerakan ini sebagai kegiatan pelatihan kepemimpinan daripada gerakan untuk mengubah wajah pendidikan menjadi lebih baik.