Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DINAMIKA PEMEKARAN DESA: Studi Kasus Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Yuspi, Lendra
Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan
Publisher : CV. Amerta Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62630/elhamra.v8i2.120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemekaran Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemekaran Desa tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karanggintung dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian adalah masyarakat Desa Karanggintung, khususnya grumbul Kedungmalang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling, melalui pendekatan what's happening, melalui wawancara, dokumentasi kumpulan arsip dan observasi tak berperan, analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan pemekaran desa datang dari masyarakat Kedungmalang. Gagasan tersebut direspon oleh Pemda Kabupaten Banyumas dengan dibentuknya tim pemekaran desa tingkat kabupaten, karena di kabupaten program ini sifatnya "mendadak", maka lahirlah program yang tidak transparan dan tidak di desain secara logis, sehingga terkait dengan hal-hal lainnya. Organisasi pelaksanaan yang tidak terstruktur dengan baik, komunikasi tidak berjalan, terjadi konflik kepentingan dan bahkan evaluasi program tidak berjalan dengan baik, sementara faktor yang penting berpengaruh adalah masalah dana pemekaran desa, hal ini karena tidak dilakukan survey secara mendalam terlebih dahulu. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Organisasi Pelaksana, Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik The aim of this study is to describe the process of village division the Karanggintung division Sumbang Banyumas annexation and description about the factors that influence the process of that division. This study was done at Karanggitung. The method of this study is descriptive qualitative. The populations of this study are the villagers of Karanggitung, especially the villagers of Kedungmalang; in this research the writer uses the purposive sampling in collecting data through the What's Happening Approach. The instrument of this study used interview, documentation, a set of file and unrolled observation. The writer uses Interactive analysis in analysing the data. The result of this study shows that the concept of village division comes from the society of Kedungmalang itself. That kind of concept was supported by the government in Banyumas regency by formulating the village division team. Because this kind of program is "very sudden" so the process is not transparent and it was not logically design properly. This kind of unstructured organization gives an effect in communication among the villagers. It was happened because of the Conflict of "interest". Even the program of evaluation was not run properly, so the main purpose to have the village division did not finish well, because the team did not do a preliminary deeply survey before. Keywords: Implementation Policy, Organizing Committee, The Condition of Economic, Social and Politic.
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kuliner (Studi Fenomenologi Transformasi Makanan Tradisional Gembus, Makna, serta Eksistensinya sebagai Sumber Ekonomi Masyarakat) Waryatin, Waryatin; Wijarnako, Beny; Yuspi, Lendra; Fajar, Wildan Nurul
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 8 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i8.4142

Abstract

Gembus merupakan makanan tradisional yang berasal dari Desa Kalisabuk, Kesugihan, Cilacap yang berbahan dasar singkong dan bentuknya bulat seperti donat dengan rasa sedikit asin dan bertekstur kenyal. Sebagian besar warga Dusun Brondong, Desa Kalisabuk berjualan gembus di tempat strategis, hajatan, dan pertunjukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses pewarisan nilai, makna, dan eksistensinya sebagai sumber ekonomi masyarakat, serta dampak perkembangan industri gembus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi untuk menjelaskan fenomena beserta maknanya bagi setiap individu. Pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pengrajin gembus, tokoh masyarakat, dan Kepala Desa Kalisabuk. Teknik analisis data meliputi reduksi, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Gembus mengandung makna dan nilai yang terkandung dari bahan baku singkong, proses pembuatan, dan cara penjualannya. Melalui konsep Bourdieu dijelaskan bahwa habitus dilakukan dengan pembiasaan orang tua untuk melibatkan anaknya dalam pembuatan gembus, modal yang diwariskan berupa modal budaya, ekonomi, sosial, serta sombolik, dan arenanya meliputi ranah keluarga, pasar, dan komunitas. 2) Gembus dapat bertahan karena pengrajin gembus berhasil beradaptasi dengan perkembangan zaman, fokus pada pencapaian tujuan, menjaga integrasi melalui gotong royong, dan terus memelihara nilai tradisional dengan pelibatan generasi muda. 3) Perkembangan industri gembus berdampak bagi perekonomian maupun kehidupan sosial masyarakat karena menggerakkan roda perekonomian pada tingkat lokal. Upaya pemerintah Desa Kalisabuk dalam mengembangkan industri gembus diantaranya sosialisasi dan pelatihan, bantuan alat produksi, pengajuan bantuan kepada pihak lain, menyediakan tempat berjualan, dan mengadakan kegiatan rutin di balai desa.
Pembentukan Karakter Peduli Sosial Melalui Amil Zilenial di SMP Islam Al Azhar 15 Cilacap Rahayu, Sri; Yuspi, Lendra; Wijarnako, Beny; Sadeli, Elly Hasan; Kosasih, Asep Daud
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 8 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i8.4144

Abstract

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang sebagian besar hidupnya bergantung pada orang lain. Murid yang memiliki jiwa sosial yang tinggi akan lebih mudah bersosialisasi dan dihargai. Akan tetapi, nilai-nilai sosial tersebut mulai luntur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran program Amil Zilenial yang dijalankan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar dalam membentuk karakter peduli sosial murid kelas 9 di SMP Islam Al Azhar 15 Cilacap. Latar belakang penelitian didasari oleh kebutuhan mendesak akan penguatan karakter kepedulian sosial pada generasi Z yang cenderung individualis akibat perkembangan teknologi dan budaya digital. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aktif murid dalam kegiatan sosial melalui program Amil Zilenial mampu menumbuhkan rasa empati, tanggung jawab, dan kesadaran berbagi yang tinggi. Nilai-nilai kepedulian sosial ditanamkan melalui keterlibatan langsung dalam penggalangan dana, distribusi zakat, dan aksi sosial yang bersinergi dengan kurikulum berbasis karakter. Temuan ini memperkuat pentingnya kolaborasi antara lembaga zakat dan institusi pendidikan dalam mendukung pembentukan karakter murid.Faktor pendukung utama adalah keterlibatan guru, dukungan sekolah, serta pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan langsung murid dalam aksi sosial nyata. Penelitian ini merekomendasikan integrasi program zakat berbasis partisipatif ke dalam kurikulum sekolah sebagai upaya pembentukan karakter sosial yang efektif dan berkelanjutan.
DINAMIKA PEMEKARAN DESA: Studi Kasus Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Yuspi, Lendra
Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan
Publisher : CV. Amerta Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62630/elhamra.v8i2.120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemekaran Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemekaran Desa tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karanggintung dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian adalah masyarakat Desa Karanggintung, khususnya grumbul Kedungmalang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling, melalui pendekatan what's happening, melalui wawancara, dokumentasi kumpulan arsip dan observasi tak berperan, analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan pemekaran desa datang dari masyarakat Kedungmalang. Gagasan tersebut direspon oleh Pemda Kabupaten Banyumas dengan dibentuknya tim pemekaran desa tingkat kabupaten, karena di kabupaten program ini sifatnya "mendadak", maka lahirlah program yang tidak transparan dan tidak di desain secara logis, sehingga terkait dengan hal-hal lainnya. Organisasi pelaksanaan yang tidak terstruktur dengan baik, komunikasi tidak berjalan, terjadi konflik kepentingan dan bahkan evaluasi program tidak berjalan dengan baik, sementara faktor yang penting berpengaruh adalah masalah dana pemekaran desa, hal ini karena tidak dilakukan survey secara mendalam terlebih dahulu. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Organisasi Pelaksana, Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik The aim of this study is to describe the process of village division the Karanggintung division Sumbang Banyumas annexation and description about the factors that influence the process of that division. This study was done at Karanggitung. The method of this study is descriptive qualitative. The populations of this study are the villagers of Karanggitung, especially the villagers of Kedungmalang; in this research the writer uses the purposive sampling in collecting data through the What's Happening Approach. The instrument of this study used interview, documentation, a set of file and unrolled observation. The writer uses Interactive analysis in analysing the data. The result of this study shows that the concept of village division comes from the society of Kedungmalang itself. That kind of concept was supported by the government in Banyumas regency by formulating the village division team. Because this kind of program is "very sudden" so the process is not transparent and it was not logically design properly. This kind of unstructured organization gives an effect in communication among the villagers. It was happened because of the Conflict of "interest". Even the program of evaluation was not run properly, so the main purpose to have the village division did not finish well, because the team did not do a preliminary deeply survey before. Keywords: Implementation Policy, Organizing Committee, The Condition of Economic, Social and Politic.