Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE PROBLEMATIC USE OF VEIL (NIQAB) AMONG FEMALE STUDENTS: A Study toward Lecturers’ Perceptions at the Faculty of Tarbiyah and Keguruan UIN North Sumatera Ahmad Darlis; Winda Sari; Irma Sulistia Silaen
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v11i1.10886

Abstract

ABSTRACT Research background: 1) more and more female students wear the veil. 2) negative stigma towards female students who wear the veil. 3) regulations regarding the veil during lectures are needed. 4) pros and cons regarding the veil during lectures. Research objectives: 1) to find out the lecturers' views about female students who wear the niqab in the lecture process. 2) to find out the positive and negative impacts of female students wearing the veil during the lecture process. The method of study employed in this research is qualitative. The results: This perception includes views about the veil in general, positive and negative impacts, and attitudes towards female students who wear the veil, divided into two large groups. Some lectures argued that the veil does not need to be a problem. They must still be treated well. Meanwhile, others perceived that female students who wear the veil during the lecture process are not good from an educational perspective. Because there are negative impacts whose consequences are quite fatal, namely the potential for cheating and fraud. Knowing the faces of female students is a must to avoid this. so there are lecturers who ask you to remove the veil personally. ABSTRAK Latar belakang penelitian: 1) semakin banyak mahasiswi bercadar. 2) stigma negatif terhadap mahasiswi bercadar. 3) dibutuhkan regulasi tentang cadar saat perkuliahan. 4 ) pro kontra tentang cadar saat perkuliahan. Tujuan penelitian: 1) untuk mengetahui pandangan dosen tentang mahasiswi bercadar dalam proses perkuliahan. 2) untuk mengetahui dampak positif dan negatif mahasiswi bercadar saat proses perkuliahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dilakukan di Fakultar Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sumetera Utara. Hasil penelitian: persepsi dosen tentang mahasiswi bercadar saat perkuliahan meliputi pandangan tentang cadar secara umum, dampak positif dan negatif, dan sikap terhadap mahasiswi bercadar, terbagi menjadi dua kelompok besar. Sebagian mempersepsikan hal tersebut merupakan bagian dari hak mahasiswi yang memakainya, sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Mereka harus tetap disikapi dengan baik sama seperti mahasiswi lainnya. Selain itu, memakai cadar juga tidak berdampak negatif persepektif pendidikan. Sedangkan sebagian lainnya mempersepsikan mahasiswi yang bercadar saat proses perkuliahan kurang baik dari perspektif pendidikan. Karena terdapat dampak negatif yang konsekuensinya cukup fatal, yaitu berpotensi terjadi kecurangan dan penipuan. Mengenal wajah mahasiswi merupakan sebuah keharusan untuk menghindari hal tersebut. Oleh karena itu saat proses perkuliahan mesti ada tretman tertentu, yaitu dengan memohon untuk membuka cadarnya secara personal kepada dosen.
Pembinaan Akhlak Anak dalam Perspektif Filosofi Islam dan Barat Irma Sulistia Silaen; Zulfiana Herni
KHULUQ: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2025)
Publisher : Nurul Yaqin Annaba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas pengertian, sumber, serta komparasi antara akhlak dan moral berdasarkan pandangan para ilmuwan Islam dan Barat. Dalam perspektif Islam, akhlak merupakan bagian integral dari iman yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis, dengan tujuan meraih rida Allah serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sementara itu, moral dalam tradisi Barat berlandaskan norma-norma sosial, rasionalitas manusia, dan filsafat etika, dengan orientasi utama menciptakan keteraturan serta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dengan menelaah berbagai literatur relevan, seperti Tahdzib al-Akhlaq karya Ibn Miskawaih, Ihya’ Ulum al-Din karya al-Ghazali, Educating for Character karya Thomas Lickona, serta pemikiran Plato dan Lawrence Kohlberg. Kajian ini juga menempatkan konsep akhlak dan moral dalam kerangka wahdatul ‘ulum (kesatuan ilmu) sebagai pendekatan integratif antara tradisi keilmuan Islam dan Barat. Data dianalisis secara kritis untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari kedua konsep tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa akhlak dan moral memiliki sejumlah kesamaan, terutama dalam orientasi untuk membentuk perilaku baik dan mencegah tindakan yang merusak. Namun demikian, terdapat perbedaan mendasar pada aspek sumber nilai dan tujuan akhir. Akhlak memiliki landasan transendental dan berorientasi pada nilai ilahiah, sedangkan moral bersifat humanistik dan berorientasi pada keteraturan sosial.