Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA STRIP BERBASIS RAL Permata Sari, Ayu; Iskandar, Dadang; Oktavia, Chica
JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Vol 5 No 2 (2024): JUMATISI : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jumatisi.v5i2.7949

Abstract

Penambahan perkuatan pada struktur beton dapat memperkuat dan membantu beton dibawah tekanan. Penambahan besi eksternal menggunakan pelat baja sebagai bahan perkuatan didasari atas beberapa kelebihan yaitu seperti mudah diperoleh, sifat tegangan dan regangan yang ulet, kapasitas deformasi yang besar, berkontribusi pada perilaku daktilitas struktur balok dan dapat disambung untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan, selain itu dalam kondisi beban tertentu beton dapat mengalami retak atau pecah, besi strip membantu mendistribusikan beban lebih merata. Peneliti menggunakan metode RAL (rancangan acak lengkap) dan masing-masing terdiri dari 5 benda uji yang diuji pada umur beton 7 dan 14 hari. kemudian dilakukan uji kuat lentur beton dengan beton rencana berdasarkan SNI 7656:2012. Beton dengan penambahan pelat baja strip menghasilkan kuat lentur beton yang lebih tinggi dari kuat lentur beton tanpa perkuatan dengan Beton usia 7 hari mengalami pengaruh kenaikan sebesar 0.31 Mpa, beton usia 14 hari mengalami pengaruh kenaikan sebesar 0,53 Mpa, nilai persentase kekuatan kekuatan tertinggi pada usia 7 dan 14 hari didapatkan papa beton dengan penambahan plat baja strip sebesar 35,53 kn/cm dan 34,19 kn/cm.
Sosialisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Menggunakan Maggot BSF (Black Soldier Fly) di RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro Aswad, Siti Hajar; Kurniawan, Septyanto; Sriharyani, Leni; Amran, Yusuf; Prawati, Eri; Hadijah, Ida; Oktavia, Chica; Putri, Feby Aristia
SINAR SANG SURYA Vol 8, No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v8i1.3187

Abstract

RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro merupakan salah satu RW yang telah melaksanakan program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengolahan sampah domestik (Rumah Tangga) non-organik. Hasil survei awal diketahui bahwa RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat mengalami kendala dalam hal pengolahan sampah organik. Hingga saat ini hasil dari pemilahan timbulan sampah domestik berupa sampah organik masih ikut dibuang menuju TPAS (Tempat Pembuangan Akhir Sementara) Karang Rejo Kota Metro. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pengolahan sampah organik yang dapat membantu masyarakat khususnya RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat dalam mengolah timbulan sampah organiknya.Permasalahan dalam pengolahan sampah organik yang terdapat di RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat dapat diselesaikan dengan menerapakan penggunaan maggot BSF dalam proses pengolahan sampah organik warga. Berdasarkan hal tersebut diatas dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat terkait Sosialisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Menggunakan Maggot BSF yang bertujuan untuk: (1) meningkatkan pengetahuan warga tentang pengolahan sampah organik dengan menggunakan maggot BSF, (2) meningkatkan keterampilan warga dalam pembuatan wadah tumpuk maggot BSF serta Biopond, (3) memberdayakan masyarakat untuk mengolah sampah organik agar dapat bernilai ekonomi tinggi.Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa sosialisasi, sharing knowledge dan praktik. Pada tahapan sosialisasi, narasumber menjelaskan mengenai maggot BSF yang meliputi siklus hidup, proses penguraian sampah organik, serta nilai ekonomis dari maggot BSF. Pada tahapan sharing knowledge masyarakat berkonsultasi mengenai jenis sampah organik yang dapat diolah, sedangkan pada tahapan praktik, dilakukan praktik pembuatan wadah tumpuk dan kolam biopond.Kegiatan pengabdian di RW 01 Kelurahan Hadimulyo Barat berlangsung dengan lancar dan memberikan hasil yang baik dan memuaskan. Antusiasme warga dalam sharing knowledge dan praktik menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan ini.
Pelatihan Dan Pendampingan Pembuatan Paving Block Berbahan Baku Limbah Plastik HDPE Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro Iskandar, Dadang; Kurniawan, Septyanto; Amran, Yusuf; Oktavia, Chica; Sriharyani, Leni; Prawati, Eri; Rolia, Eva; Hadijah, Ida; Putri, Feby Aristia; Permana, Arif Wahyu
SINAR SANG SURYA Vol 8, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v8i2.3515

Abstract

Karang Taruna dan bank sampah Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro merupakan salah satu Karang Taruna dan bank sampah yang telah melaksanakan program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sesuai dengan Peraturan Pemerintahan No 81 Tahun 2012 hal ini berlaku untuk pengolahan sampah domestik (Rumah Tangga) maupun no-domestik (industri) baik kategori organik maupun non-organik. Sudah banyak prestasi yang diperoleh oleh Karang Taruna Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro, salah satunya adalah berhasil mewakili Kota Metro pada lomba desa tingkat Provinsi Lampung dimana karang taruna ini bekerjasama dengan bank sampah Mutiara 21 yang berada di Kelurahan Yosodadi Kota Metro dan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro dalam pengembangan dan pemanfaatan limbah plastik jenis  HDPE yang dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan paving block .Permasalahan dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah sampah plastik jenis HDPE yang dapat membantu masyarakat khususnya Kelurahan Yosodadi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat baik berupa edukasi maupun ekonomi.Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa sosialisasi, sharing knowledge dan praktek serta pendampingan pengembangan teknologi. Pada tahapan sosialisasi dan sharing knowledge narasumber menjelaskan mengenai sifat fisik dan mekanis paving block, pemilihan bahan baku utama dan tambahan,  termasuk konsultasi mengenai jenis sampah plastik yang dapat diolah, pada tahapan praktek, dilakukan praktek dan simulasi pembuatan sampel/contoh paving block, sedangkan padas tahap pendampingan dan pengembangan teknologi, nara sumber memberikan pemahaman terkait parameter dan standar mutu paving block serta pemaparan data-data hasil pengujian sifat fisik dan mekanis paving block di laboratorium. Kegiatan pengabdian masyarakat di karang taruna dan bank sampah mutiara 21 Kelurahan Yosodadi berlangsung dengan lancar dan memberikan hasil yang baik dan memuaskan. Antusiasme warga dalam sharing knowledge dan praktek menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan ini.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA BATA TAHAN API/FIRE BRICKS UNTUK KONSTRUKSI BERKELANJUTAN Amran, Yusuf; Pramono, Tedy; Oktavia, Chica
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 14, No 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v14i2.4184

Abstract

Tujuan utama peneliti dalam penelitian ini adalah ingin meningkatkan kualitas bata tahan api/fire bricks dengan menggunakan tambahan bahan berupa limbah batu bara dan serbuk daur ulang kaca. Selain meningkatkan kualitas bata tahan api/fire bricks, peneliti juga ingin mengurangi masalah limbah abu batu bara dan limbah kaca yang dapat menjadi bahaya lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan benar. Pemanfaatan fly ash/limbah batu bara dan limbah kaca secara bijaksana serta penggunaan teknologi pengolahan yang tepat dapat membantu mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh limbah ini dimana nantinya juga mampu menekan biaya produksi yang otomatis juga dapat menghasilkan bata tahan api/fire bricks yang berkualitas, mudah dan murah.Berdasarkan pada hasil pengujian dan penelitian yang telah dilakukan, penambahan fly ash dan glass powder dengan komposisi 25% fly ash + 25% glass powder + 50% tanah lempung mampu menghasilkan bentuk fisik yang baik pada fire bricks berupa permukaan yang halus dan siku dibandingkan dengan bata konvensional. Fire bricks yang dihasilkan pada penelitian ini masih mempunyai kemampuan densitas, porositas dan penyerapan air yang cukup tinggi jika diparameterkan kepada standarisasi yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang telah dilakukan penggunaan fly ash dan glass powder  dengan komposisi 25% fly ash dan 25% glass powder serta 50% tanah lempung  mampu mengasilkan nilai kuat tekan rata – rata sebesar 169,267 kg/cm2 setara dengan 20,41 Mpa. Nilai ini sudah memenuhi kategori kelas I pada SNI 15-2094-2000 dimana fire bricks tipe/jenis ini sesuai/cocok untuk penggunaan/penerapan pada area konstruksi yang memerlukan ketahanan panas sedang, seperti dinding pembakaran boiler atau cerobong industri.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan fly ash dan glass powder sesuai dengan komposisi disebutkan diatas mampu meningkatkan daya dukung fire bricks walaupun menggunakan metode produksi yang sangat sederhana/konvensional. Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan fly ash dan glass powder pada komposisi tertentu mampu memberikan dampak perubahan pada karakteristik fire bricks baik karakteristik fisik maupun mekanisnya.
PENINGKATAN SIFAT MEKANIS TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DAN SEMEN nurhasbi, ilham; Amran, Yusuf; Oktavia, Chica
JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Vol 5 No 1 (2024): JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jumatisi.v5i1.6220

Abstract

Tanah lempung merupakan suatu jenis tanah kohesif yang memiliki daya dukung rendah apabila dijadikan untuk tanah dasar (subgrade) dalam pembangunan konstruksi, Tanah tersebut kurang sesuai atau tidak dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, karena dari Kementrian Bina Marga tahun 2018 telah memberi batasan nilai kekuatan CBR untuk tanah dasar (subgrade) minimal 6%. Tanah di 38B Desa Banjarejo Kecamatan Batang hari, Kabupaten Lampung Timur perlu dilakukan analisis lebih lanjut karena terindikasi sebagai tanah lempung. Dari pengujian di laboratorium Fakultas Teknik Sipil, Universitas muhammadiyah metro, didapatkan nilai CBR tanah asli hanya sebesar 2,00%. Nilai tersebut sangat rendah bila digunakan sebagai Timbunan ataupun sebagai tanah dasar dalam sebuah konstruksi. Selanjutnya sampel tanah asli ditambahkan campuran bottom ash dan semen dengan kadar yang dicoba-coba (triall and error). Dari percobaan tersebut didapat penambahan campuran sebanyak 0%, 2,5%, 5%, dan 8% dari berat tanah asli. Penambahan terbaik yang dapat meningkatakan nilai CBR tanah asli ada pada komposisi 8% bottom ash dan semen dengan nilai CBR 6,17% dan 6,67%. Nilai CBR tersebut telah memenuhi persyaratan minimum CBR 6% yang dikeluarkan Bina Marga 2018 (Revisi 2).
KAJIAN KUAT LEKAT SAMBUNGAN ANGKUR PADA BETON YANG DIPERKUAT BAHAN ADHESIVE (SIKA ANCHORFIX-2) prasetiya, dandy; Iskandar, Dadang; Oktavia, Chica
JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Vol 5 No 1 (2024): JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jumatisi.v5i1.6221

Abstract

Besi tulangan merupakan besi yang digunakan untuk kontruksi beton atau yang lebih dikenal dengan beton bertulang. Kuat lekat adalah kemampuan besi tulangan dan beton yang menyelimuti dalam menahan gaya dari luar. Tegangan lekat memegang peranan penting dalam mencegah beton tergelincir (slip). Dalam praktek, metode desain yang akan digunakan adalah metode eksperimental laboratorium. Dengan benda uji masing-masing berjumlah 4 buah dengan variasi setiap 5 sampel deteliti pada umur 28 hari. Dimana mutu beton yang digunakan f’c 20 MPa. sampel untuk kontrol mutu beton, Sampel uji kuat lekat beton tanpa kait dan kait 135° metode cast in place, dan tanpa kait metode post installed. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil pengujian pull-out test pada beton umur 28 hari metode (post installed) dengan lubang grouting 16 mm sedalam 150 mm yang diperkuat Sika Anchorfix-2 menggunakan besi tulangan D10 didapat nilai kuat lekat rata- rata sebesar 6.752 Mpa. Metode (cast in place) tanpa kait didapat nilai rata-rata sebesar 8.493 Mpa dan kait 135° didapat nilai rata-rata sebesar 8.747 Mpa. Pada metode (post installed) mengalami pengaruh pada lubang grouting yang halus sehingga tidak terjadi kerjasama antara bahan Sika Anchorfix-2 pada beton, kegagalan terjadi berupa tulangan tercabut beton utuh. Dari hasil pengujian metode (cast in place) menggunakan kait 135° mengalami kenaikan sebesar 3% terhadap kuat lekat besi tanpa kait.
MODIFIKASI CAMPURAN BATA MENGGUNAKAN TANAH LEMPUNG DAN ABU BATU APUNG Oktavia, Chica; Prabowo, Indra; Amran, Yusuf
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v13i2.3400

Abstract

Meningkatnya minat konsumen terhadap penggunaan bata, karena bata merupakan konstruksi yang ramah lingkungan. Bata sangat baik membantu konservasi air tanah, pelaksanaannya yang lebih cepat, mudah dalam pemasangan, pemeliharaan, dan memiliki aneka ragam bentuk yang menambah nilai estetika dari bangunan. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini memodifikasi campuran bata dengan tanah lempung dan abu batu apung untuk meningkatkan kualitas bata yang digunakan sebagai pasangan dinding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan SNI 15-2094-2000. Variasi campuran tanah lempung dan abu batu apung untuk sampel 1, 2, 3 masing-masing 100% tanah lempung, 90% tanah lempung + 10% abu batu apung, 80% tanah lempung + 20% abu batu apung. Karateristik yang dilakukan terhadap benda uji yaitu karakteristik fisis (daya serap air) dan karateristik mekanis (kuat tekan) dengan suhu dan waktu pemanasan yang bervariasi (100˚ C waktu pemanasan 120 menit, 125˚ C waktu pemanasan 100 menit dan 150˚ C waktu 60 pemanasan menit). Secara mekanis bata dengan campuran tanah lempung dan abu batu apung belum memenuhi standar bata konvensional dikarenakan nilai hasil daya serap air yang tinggi mencapai 22,930% pada campuran 80% tanah lempung + 20% abu batu apung. Untuk kuat tekan masih terbilang rendah yaitu 26,959% kg/cm2 pada campuran 90% tanah lempung + 10% abu batu apung dengan suhu pemanasan 100°C dalam waktu pemanasan 120 menit.
PENGEMBANGAN KONSEP BETON RAMAH LINGKUNGAN PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DAN SIKACIM CONCRETE Rudi, Rudi; Amran, Yusuf; Oktavia, Chica
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 15, No 1 (2025): November 2025
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v15i1.4762

Abstract

Self-Compacting Concrete (SCC) is an innovative type of concrete that can compact itself without the need for a vibrator, thus improving casting efficiency and concrete quality. This study aims to analyze the effect of using bottom ash as a partial replacement for fine aggregates and the addition of Sikacim Concrete on the physical and mechanical properties of SCC. Bottom ash is derived from the waste of the Tarahan coal-fired power plant, while Sikacim Concrete serves as a superplasticizer to improve workability. The mix variations consist of 0%, 25%, and 50% bottom ash and 1.25% Sikacim Concrete. Compressive strength tests were conducted at the ages of 1, 3, 5, and 7 days. The results show that the mixture with 25% bottom ash and 1.25% Sikacim Concrete provided the optimum results at all ages tested. At 1 day, the compressive strength reached 26.233 MPa, an increase from the control concrete which was 19.265 MPa. At 3 days, the highest compressive strength was 33.232 MPa. At 5 days and 7 days, the compressive strength reached 27.571 MPa and 28.718 MPa, respectively, both higher than the control concrete. Conversely, the use of 50% bottom ash led to a decrease in compressive strength at all ages due to a reduction in workability and concrete compaction. Thus, the combination of 25% bottom ash and 1.25% Sikacim Concrete proved effective in improving compressive strength and casting efficiency, as well as being environmentally friendly. This mixture is recommended as an innovative alternative in the development of modern concrete technology while supporting the use of industrial waste as a sustainable construction material