Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Konsep Neo-Vernacular Pada Bangunan Galeri Seni Amali, Muhammad Faiz; Prabowo, A. Hadi
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v2i2.135

Abstract

Bangunan galeri seni kontemporer belakangan mulai banyak didesain dengan gaya arsitektur modern yang seragam dan minim identitas budaya lokal. Untuk mengatasi hal tersebut, konsep neo-vernacular hadir sebagai solusi agar bangunan tetap modern namun memiliki 'jiwa' tradisional setempat. Penelitian ini bertujuan mengkaji peluang penerapan prinsip neo-vernacular pada perancangan galeri seni di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep neo-vernacular layak diterapkan pada galeri seni untuk memperkuat identitas budaya. Simpulan dari studi ini adalah penerapan konsep neo-vernacular sangat potensial untuk Pengembangan galeri seni agar lebih kontekstual secara lokal. Dengan penyesuaian desain dan inovasi material, hambatan yang ada dapat diatasi.
KONSEP KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT FAQIHUDDIN A.K. DAN RELEVANSINYA DENGAN SISTEM PEMBELAJARAN (Studi Kasus di Institut Studi Islam Fahmina) Azizaturrosyidah, Umi; Amali, Muhammad Faiz; Fatimah, Siti; Nurhayati, Eti
MASILE Vol 4 No 2 (2023): Masile Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Insitut Pesantren Babakan cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1213/masile.v5iNo 2.85

Abstract

AbstrakPendidikan Islam mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesetaraan gender, karenadalam pendidikan Islam memiliki prinsip-prinsip demokrasi dan juga kebebasan dalam hal pendidikan, yaitu adanya prinsip persamaan dan kesempatan yang sama dalam belajar tanpadibedakan stratifikasi sosialnya. Seperti di zaman sekarang ini yang sudah mulaibermunculan tempat-tempat pendidikan yang tidak membedakan antara laki-laki danperempuan, seperti di Institute Islam Fahmina (ISIF) yang menjadi tempat penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk; (1). Menganalisis pemikiran Faqihuddin A.K. terkait kesetaraan gender dalam dunia Pendidikan. (2). Menganalisis implementasi pemikiran Faqihuddin A.K. dalam kurikulum di ISIF. (3). Menganalisis implementasi pemikiran Faqihuddin A.K. dalam proses pembelajaran di ISIF. Metode dalam penelitian ini menggunakan Metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa gender tidak bisa berdiri sendiri, untuk mengukur adil atau tidak terhadap laki-laki dan perempuan maka menggunakan perspektif keadilan gender atau sering disebut analisis gender. Mansour Fakih dalam bukunya analisis gender dan transformasi social menyebutkan bahwa untuk mengetahui bagaimana perbedaan gender menyebabkan ketidak adilan gender, dapat dilihat melalui berbagai manifestasi ketidakadilan yang ada, yakni diantara lima hal tersebutadalah marginalisasi, subordinasi,beban ganda,violence dan stigmasisasi. Strategi yang digunakan dalam kurikulum di ISIF menggunakan 3 pilar, yaitu: (1) Berbasis intelektual pesantren, (2) Mengaitkan teori praktik transformasi social, (3) Mengurus utamakan perspektif keadilan kemanusiaan demokrasi dan kebudayaan local. Di ISIF masih menggunakan pola pembelajaran yang berpusat pada Lembaga atau dosen. Proses pembelajaran di ISIF juga menggunakan strategi active learning, dan disini juga menggunakan 40% teori yang bersumber dari referensi seperti buku-buku pegangan dosenataupun lainya, dan 60% praktek turun langsung ke masyarakat untuk mencari kasus terkaitdengan isu-isu gender.Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Proses Pembelajaran, ISIF Cirebon
Penerapan Konsep Neo-Vernacular Pada Bangunan Galeri Seni Amali, Muhammad Faiz; Prabowo, A. Hadi
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v2i2.135

Abstract

Bangunan galeri seni kontemporer belakangan mulai banyak didesain dengan gaya arsitektur modern yang seragam dan minim identitas budaya lokal. Untuk mengatasi hal tersebut, konsep neo-vernacular hadir sebagai solusi agar bangunan tetap modern namun memiliki 'jiwa' tradisional setempat. Penelitian ini bertujuan mengkaji peluang penerapan prinsip neo-vernacular pada perancangan galeri seni di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep neo-vernacular layak diterapkan pada galeri seni untuk memperkuat identitas budaya. Simpulan dari studi ini adalah penerapan konsep neo-vernacular sangat potensial untuk Pengembangan galeri seni agar lebih kontekstual secara lokal. Dengan penyesuaian desain dan inovasi material, hambatan yang ada dapat diatasi.