Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

UJI INVITRO EKSTRAK DAUN SIRIH UNTUK MENEKAN PERTUMBUHAN JAMUR Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT LAYU FUSARIUM jayadi, irfan; Sukmawati, Sukmawati; mariani, mariani; Ulannaseh, Heni Jumratul
-
Publisher : SAINS Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih untuk menekan jamur Fusarium sp. Penyebab penyakit layu Fusarium pada tanaman cabai secara In-Vitro. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam empat perlakuan yaitu: p0 (tanpa ekstrak daun sirih), p1 (ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 10%), p2 (ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 20%), p3 (ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 30%). Data dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA), dilanjutkan menggunakan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak daun sirih, maka pertumbuhan diameter jamur Fusarium sp. penyebab penyakit layu Fusarium pada tanaman cabai, makin kecil. Artinya meningkatnya konsentrasi ekstrak daun sirih menyebabkan meningkatnya daya hambat daun sirih dalam menekan jamur Fusarium sp. This study aimed to determine the effect of betel leaf extract to controled Fusarium sp. The cause of Fusarium wilt disease on chili with In-Vitro. This research was designed using Completely Randomized Design (CRD) in four treatments: p0 (without betel leaf extract), p1 (betel leaf extract with 10% concentration), p2 (betel leaf extract with 20% concentration), p3 (betel leaf extract with a concentration of 30%). Data were analyzed using variance analysis (ANOVA), followed by BNT test at 5% real level. The results showed that the greater the concentration of betel leaf extract, the growth of fungus diameter Fusarium sp. the cause of Fusarium wilt disease in chili plants, the smaller. This means that the increased concentration of betel leaf extract causes increased power inhibition of betel leaves in suppressing the fungus Fusarium sp.
POTENSI KOMPOS HASIL FERMENTASI JAMUR ENDOFIT DAN SAPROFIT TRICHODERMA SPP. DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN TERINDUKSI BEBERAPA VARIETAS PISANG TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM Irfan Jayadi; I Made Sudantha; Taufik Fauzi
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi ketahanan beberapa varietas pisang Kepok dan Ketip yang diaplikasikan kompos hasil fermentasi jamur Trichoderma spp. terhadap penyakit layu Fusarium. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang masing-masing diulang tiga kali, yaitu: Faktor varietas pisang (K) yang terdiri dari empat aras, yaitu: k1 = varietas pisang kepok tanpa inokulasi jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cubense ; k2 = varietas pisang kepok dengan inokulasi jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cubense ; k3 = varietas pisang ketip tanpa inokulasi jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cubense; k4 = varietas pisang ketip dengan inokulasi jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cubense. Faktor kompos hasil fermentasi jamur endofit dan saprofit Trichoderma spp. (T) yang terdiri dari empat aras, yaitu: t0 = tanpa kompos hasil fermentasi jamur endofit dan saprofit Trichoderma spp. ; t1 = kompos hasil fermentasi campuran jamur endofit T. viride isolat ENDO-20 dan saprofit T. harzianum isolat SAPRO-20 ; t2 = kompos hasil fermentasi campuran jamur endofit T. koningii isolat ENDO-21 dan saprofit T. koningii isolat SAPRO-21 ;t3 = kompos hasil fermentasi campuran jamur endofit T. polysporum isolat ENDO-22 dan saprofit T. viride isolat SAPRO-22 . hasil penelitian menunjukan 1) kompos hasil fermentasi jamur endofit dan saprofit Trichoderma spp. mampu menekan serangan jamur F.oxysforum f.sp. Cubense yang menyebabkan pembusukan. 2) pisang yang diaplikasikan dengan kompos hasil fermentasi jamur endofit dan saprofit Trichoderma spp. tumbuh lebih sehat dan lebih sulit terkena penyakit Fusarium.
Potensi Ekstrak Etanol Clitoria ternatea L. sebagai Biofungisida dalam Mengendalikan Jamur Fusarium sp. Irna Il Sanuriza; Dwi Kartika Risfianty; Irfan Jayadi; Mia Afrianti
EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES Vol 5 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium sp is a fungal pathogen that can infect plants with a wide host range. Fusarium question is a type of pathogen from a group of fungi that has a high level of virulence so that it can cause high damage to plants. Biological control of soil-borne diseases by utilizing extracts from plants as an alternative barrier to avoid the use of synthetic chemicals. Plants used as control or inhibitors of the growth of the fungus Fusarium sp., have compounds in the form of triterpenoids, flavonoids, tannins, essential oils, and allelopathic compounds that are released to inhibit the growth of pathogens. This research is descriptive using the literature study method to find out the potential of plant extracts that have inhibitory power on the growth of the fungus Fusarium sp. The results of the potential study of this plant extract showed that the ethanolic extract of Clitoria ternatea L. had an effect on inhibiting the growth of the fungus Fusarium sp.
PRODUKSI DAN PENERAPAN TEKNOLOGI HAYATI (BIOKOMPOS, BIOAKTIVATOR DAN BIBIT UNGGUL BAWANG MERAH) PADA BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH I Made Sudantha; Ruth Stella Petrunella Thei; Irfan Jayadi
Jurnal Abdi Insani Vol 5 No 2 (2018): Jurnala Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan IbM ini adalah petani dapat membuat secara mandiri bioaktivator dan biokompos dengan teknologi fermentasi menggunakan jamur saprofit T. harzianum isolat SAPRO-07 dan endofit T. koningii isolat ENDO-02. Selain itu petani dapat mengaplikasikan bioaktivator dan biokompos yang telah dibuat untuk tanaman bawang merah menggunakan bibit unggul. Metode kegiatan yang digunakan dalam program IbM dilaksanakan dengan metode pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang dilanjutkan dengan kerja praktek di lapang dan kaji tindak partisipatif aktif (partisipatory action research) sejak persiapan hingga evaluasi. Pemberian materi menggunakan metode penyuluhan melalui ceramah dan diskusi yang dilakukan di Kelompok Tani “Senteluk II” dan “Aiq Genit” Desa Senteluk Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1). Pengetahuan anggota kelompok tani ternak “Senteluk II” menjadi meningkat dalam memahamami teknik pembuatan biokompos dan bioaktivator, dan anggota Kelompok Tani “Aiq Genit” menjadi meningkat dalam memahami teknik aplikasi biokompos dan bioaktivator pada budidaya tanaman bawang merah. (2). Keterampilan anggota kelompok tani ternak “Senteluk II” meningkat dalam pembuatan biokompos dan bioaktivator dan keterampilan anggota Kelompok Tani “Aiq genit” meningkat dalam mengaplikasikan biokompos dan bioaktivator pada budidaya tanaman bawang merah. Sebagai indikatornya adalah peserta pelatihan mampu membuat biokompos dan bioaktivator serta aplikasi biokompos dan bioaktivator pada tanaman bawang merah dilakukan secara mandiri. (3). Hasil biokompos yang diperoleh rata-rata sebanyak 4,0 ton dari target sebanyak 2,0 ton, dan hasil rata-rata bioaktivator rata-rata sebanyak 20 kg dari target 10 kg. (4). Hasil bawang merah yang diperoleh rata-rata sebanyak 14 ton/ha dari target sebanyak 12 ton/ha.
Uji Antagonis Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus Niruri Linn.) Terhadap Jamur Fusarium Sp. Irfan Jayadi; Khaerul Ihwan; Baiq Naili Dewi Atika; Dwi Kartika Risfianty; Pahmi Husain; Siti Fajriah
EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES Vol 6 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/evolusi.v6i1.1039

Abstract

Meniran (Phyllanthus niruri L) is a type of herb from the Euphorbiaceae family that grows wild in damp and rocky places, such as bushes and soil among the grasses, but has medicinal properties. Meniran also has potential as an antibacterial because it contains many bioactive components such as alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. Gram negative bacteria such as Salmonella sp. and gram-positive bacteria such as Propionibacterium acnes. Fusarium oxysporum is one of the soil-borne pathogens that can attack horticultural crops so that it can affect the decline in plant productivity. Fusarium oxysporum is a pathogenic fungus that causes a disease known as fusarium wilt disease. This fungus is found in the soil by forming three kinds of spores, namely microconidium, macroconidium and claimidospore. This study aims to determine the inhibition or antagonist of meniran leaf extract (Phyllanthus niruri L.) against fusarium sp. meniran against fusarium fungus.
Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium poliyanthum) Terhadap fusarium sp. Irfan Jayadi; Irna Il Sanuriza; Baiq Naili Dewi Atika; Dwi Kartika Risfianty; Pahmi Husain; Sri Muji Rahayu
EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES Vol 6 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/evolusi.v6i1.1040

Abstract

Bay leaf (Syzygium polyanthum) is a plant that is easy to grow in the tropics and is often found in forests and in home gardens. Bay leaves contain ingredients that can inhibit the growth of fungi such as flavonoids, tannins, and essential oils that have antibacterial and antiviral activity. The purpose of this study was to determine the minimum inhibitory level of ethanolic extract of bay leaf (Syzygium polyanthum) at a certain concentration that could inhibit the growth of the fungus Fusarium sp. Fusariun sp. Is one of several groups of fungi that can cause disease in plants. This fungus is also included in the turberculariaceae family because the fungus forms a fruiting body that forms a conidium called a sporodocium. Fusarium mushrooms have diversity, namely F. oxisporum, F. camptoceras, F. conentricum, F. musarium, F. proliferatum, F. semitectum, F. compactum, F. thapsinum, F. verticillioides, and F. subglutinans. This study used an experimental method with a completely randomized design (RAK). The parameter used is the clear zone around the disc paper. The results obtained that bay leaf extract is able to inhibit the growth of fungi and has the potential as an alternative antifungal material.
Activity Test of Ethanol Extract of Tamarind Leaves (Tamarindus indica L.) Against the Inhibitory Power of Escherichia coli Bacteria Khaerul Ihwan; Nurpiah; Dwi Kartika Risfianty; Pahmi Husain; Irna Il Sanuriza; Baiq Naili Dewi Atika; Irfan Jayadi
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 4 (2023): October - December
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i4.5696

Abstract

Tamarind leaves (Tamarindus indica L.) contain compounds including saponins, flavonoids, and tannins. The content of tannin compounds in tamarind leaf extract (Tamarindus indica L.) is known to be used as an antidiarrheal bioagent. This study aims to identify antibacterial activity against Escherichia coli bacteria based on the potential of tamarind leaves (Tamarindus indica L.) as an anti-diarrheal bioagent. The design of this research is an experimental laboratory with randomized group design. The samples in this study were divided into 2 control groups, namely negative control (sterile aquades), positive control (ampiciilin), and 3 treatment groups, namely old and young tamarind leaf extract groups with each concentration of 25%, 50%, 75% and 100% with the number of samples for each treatment group as much as 3. Test the effectiveness of antimicrobials using the solid dilution method. The effectiveness of antimicrobials is demonstrated by the large diameter of the inhibitor on Muller Hilton Agar media. The results showed that the inhibitory power of young tamarind leaf extract ranged from 13.8 mm to 14.9 mm, while the inhibitory power of old tamarind leaf extract ranged from 10.7 mm to 11.9 mm, so that the inhibitory power of young tamarind leaf ethanol extract was greater than the type of old tamarind leaf ethanol’s extract.
Sosialisasi Pembuatan Krupuk Lendong Khas Lombok dari Kulit Sapi di Dusun Montong Belo, Desa Bujak Ishmah Humaidatul Aminah Zaim Alyaminy; Khaerul Ihwan; Dwi Kartika Risfianty; Baiq Naili Dewi Atika; Irna Il Sanuriza; Pahmi Husain; Muhammad Shohibul Ihsan; Leny Fitriah; Irfan Jayadi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.8917

Abstract

Krupuk kulit sapi merupakan salah satu produk makanan yang ditemukan di Lombok, memiliki rasa yang renyah dan enak. Penggunaan kulit sapi sebagai bahan utama juga sering dikombinasikan dengan rempah-rempah lokal yang khas, memberikan cita rasa unik dan autentik yang sulit ditemukan di produk lainnya. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pendampingan dan praktik pembuatan kulit sapi (Lendong) khas Lombok di Dusun Montong Belo, Desa Bujak, Kecamatan Batukliang. Kabupaten Lombok Tengah. Metode kegiatan ini adalah demonstrasi dan pendampingan proses pembuatan krupuk kulit. Langkah-langkah pembuatan krupuk kulit ini antara lain: Pembersihan kulit sapi dari bulu dan kotoran, pemberian rempah-rempah, penjemuran, pemotongan, perendaman menggunakan minyak goring dengan suhu sedang dan penggorengan krupuk. Hasil kegiatan pengabdian ini bahwa sosialisasi pembuatan krupuk kulit (Lendong) khas sasak terlaksana dengan lancar. Proses pembuatan krupuk kulit dilaksanakan dengan 6 tahapan yaitu, pembersihan kulit dari bulu dan kotoran, pemberian rempah-rempah, penjemuran, pemotongan, perendaman menggunakan minyak goreng dengan suhu sedang dan penggorengan krupuk untuk siap disajikan. Peserta pengabdian sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai. Diskusi dan tanya jawab terkait langkah-langkah pembuatan krupuk kulit khas Lombok cukup aktif. Tiap tahapan didemonstrasikan oleh peserta hingga memahami secara seksama tahap pembuatan krupuk.