Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Uji Antagonis Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus Niruri Linn.) Terhadap Jamur Fusarium Sp. Irfan Jayadi; Khaerul Ihwan; Baiq Naili Dewi Atika; Dwi Kartika Risfianty; Pahmi Husain; Siti Fajriah
EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES Vol 6 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/evolusi.v6i1.1039

Abstract

Meniran (Phyllanthus niruri L) is a type of herb from the Euphorbiaceae family that grows wild in damp and rocky places, such as bushes and soil among the grasses, but has medicinal properties. Meniran also has potential as an antibacterial because it contains many bioactive components such as alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. Gram negative bacteria such as Salmonella sp. and gram-positive bacteria such as Propionibacterium acnes. Fusarium oxysporum is one of the soil-borne pathogens that can attack horticultural crops so that it can affect the decline in plant productivity. Fusarium oxysporum is a pathogenic fungus that causes a disease known as fusarium wilt disease. This fungus is found in the soil by forming three kinds of spores, namely microconidium, macroconidium and claimidospore. This study aims to determine the inhibition or antagonist of meniran leaf extract (Phyllanthus niruri L.) against fusarium sp. meniran against fusarium fungus.
Uji Kadar Hambat Minimum Ekstrak Etanol Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Muda Pada Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Diare Nurhikmah Nurhikmah; Dwi Kartika Risfianty; Irna Il Sanuriza; Khaerul Ihwan; Baiq Naili Dewi Atika; Irfan Jayadi; Pahmi Husain
EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND SCIENCES Vol 7 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/evolusi.v7i1.1645

Abstract

Tamarind (Tamarindus indica L.) can cure various diseases, one of which is diarrheal disease caused by Staphylococcus aureus bacteria. Tamarind fruit contains tannin compounds that have antibacterial abilities. This study aims to determine the inhibitory power of ethanol extract of young tamarind fruit against Staphylococcus aureus bacteria that cause diarrhea. The concentrations used in this study were 10%, 25%, 45%, 75% and 100%. The method used is the well diffusion method with 4 treatments and 4 repeats. The results showed that ethanol extracts of tamarind fruit young proved to be able to suppress the growth of Staphylococcus aureus bacteria with the highest inhibitory zone of 19.85 mm. This inhibitory power is a strong category in inhibiting bacterial growth.
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Masa Pandemi di Desa Suela Kabupaten Lombok Timur Khaerul Ihwan; Dwi Kartika Risfianty; Baiq Naili Dewi Atika; Irfan Jayadi; Pahmi Husain; Irma Risvana Dewi; Dara Puspita Anggraini; Lilik Hidayati
Lumbung Ngabdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : Pusat Kajian dan Pengembangan Publikasi Ilmiah Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/jk9ywc41

Abstract

Masa pandemi virus corona masih menjadi kekhawatiran masyarakat sejak menyebarnya wabah pandemic Covid-19 di awal tahun 2020. Salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran virus Corona adalah dengan menjaga kebersihan diri dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pengetahuan tentang kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan agar dapat memelihara kesehatan dengan baik. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dan membiasakan menggunakan masker ketika keluar rumah untuk beraktivitas. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi dengan ceramah dan demostrasi. Hasil pengbdian ini menunjukkan masyarakat memiliki pengetahuan tentang Perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah dan menghindari penyebaran virus Covid-19 yang terus bermutasi hingga saat ini. Minat responden cukup besar untuk menerapkan kebiasaan mencuci tangan dan menggunakan masker sehingga sosialisasi tersebut mudah diterima dan dapat menciptakan sikap yang positif terhadap pesan yang disampaikan serta dapat mempengaruhi perilaku tersebut.
Sosialisasi Pembuatan Krupuk Lendong Khas Lombok dari Kulit Sapi di Dusun Montong Belo, Desa Bujak Alyaminy, Ishmah Humaidatul Aminah Zaim; Ihwan, Khaerul; Dwi Kartika Risfianty; Baiq Naili Dewi Atika; Irna Il Sanuriza; Pahmi Husain; Muhammad Shohibul Ihsan; Leny Fitriah; Irfan Jayadi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.8917

Abstract

Krupuk kulit sapi merupakan salah satu produk makanan yang ditemukan di Lombok, memiliki rasa yang renyah dan enak. Penggunaan kulit sapi sebagai bahan utama juga sering dikombinasikan dengan rempah-rempah lokal yang khas, memberikan cita rasa unik dan autentik yang sulit ditemukan di produk lainnya. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pendampingan dan praktik pembuatan kulit sapi (Lendong) khas Lombok di Dusun Montong Belo, Desa Bujak, Kecamatan Batukliang. Kabupaten Lombok Tengah. Metode kegiatan ini adalah demonstrasi dan pendampingan proses pembuatan krupuk kulit. Langkah-langkah pembuatan krupuk kulit ini antara lain: Pembersihan kulit sapi dari bulu dan kotoran, pemberian rempah-rempah, penjemuran, pemotongan, perendaman menggunakan minyak goring dengan suhu sedang dan penggorengan krupuk. Hasil kegiatan pengabdian ini bahwa sosialisasi pembuatan krupuk kulit (Lendong) khas sasak terlaksana dengan lancar. Proses pembuatan krupuk kulit dilaksanakan dengan 6 tahapan yaitu, pembersihan kulit dari bulu dan kotoran, pemberian rempah-rempah, penjemuran, pemotongan, perendaman menggunakan minyak goreng dengan suhu sedang dan penggorengan krupuk untuk siap disajikan. Peserta pengabdian sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai. Diskusi dan tanya jawab terkait langkah-langkah pembuatan krupuk kulit khas Lombok cukup aktif. Tiap tahapan didemonstrasikan oleh peserta hingga memahami secara seksama tahap pembuatan krupuk.