Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Indeks Massa Tubuh pada Siswa dan Siswi Konsumsi Ultra-Processed Food di SMA Xaverius 1 Jambi Putra, Heri Yanto; Santoso, Alexander Halim
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 12 (2024): Volume 6 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i12.15823

Abstract

ABSTRACT According to the World Health Organization's European Regional Obesity Report 2022, obesity is a complex multifactorial condition caused by excess adiposity and is linked to an elevated risk of noncommunicable diseases. Riskesdas Jambi Province in 2018 reported that 7.8% of adolescents were overweight and 2.7% were obese. Ultra-processed food undergoing extensive processing is considered obesogenic due to its high calorie, sugar, and salt content. This study aims to determine the mean difference of body mass index (BMI) among students who ate frequent and infrequent in Xaverius 1 senior high school students in Jambi City. This study was a cross-sectional design with a sample size of 143 students. Data collection was carried out using a consecutive sampling technique and were analyzed using Mann-Whitney. In this study, there was no significant difference in mean of body mass index between students who frequently consumed UPF and those who rarely consumed UPF (p>0,05). Further researches are recommended with more precise method to see more association of risk factor toward obesity in adolescent. The difference in Mean Body Mass Index between Frequent and Infrequent Ultra Processed Food Consumption Groups was 0,68 (-0,76 – 2,12) points.  Keywords: Ultra-Processed Food, Body Mass Index, Obesity, Adolescent  ABSTRAK Menurut Laporan WHO European Regional Obesity 2022, obesitas adalah kondisi multifaktorial kompleks yang disebabkan oleh kelebihan adipositas dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit tidak menular. Riskesdas Provinsi Jambi tahun 2018 melaporkan sebanyak 7,8% remaja gemuk (overweight) dan 2,7% remaja obesitas. Ultra-Processed Food adalah jenis makanan yang mengalami pengolahan ekstensif dan dianggap sebagai penyebab obesitas karena kandungan kalori, gula, dan garam yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata indeks massa tubuh (IMT) antara siswa yang sering dan yang jarang mengonsumsi Ultra-Processed Food pada siswa SMA Xaverius-1 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 143 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling dan dianalisis dengan menggunakan Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata indeks massa tubuh yang bermakna antara siswa yang sering dan yang jarang mengonsumsi Ultra-Processed Food (p>0,05). Penelitian lebih lanjut dengan metode yang lebih tepat disarankan untuk melihat lebih jauh hubungan faktor risiko terhadap obesitas pada remaja. Kata Kunci: Ultra-Processed Food, Indeks Massa Tubuh, Obesitas, Remaja
PEMERIKSAAN HANDGRIP STRENGTH SEBAGAI EDUKASI DETEKSI DINI SARKOPENIA PADA USIA PRODUKTIF Ruslim, Welly Hartono; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Putra, Heri Yanto; Felicia, Ivana
AlMurtado Journal of Social Innovation and Community Service Vol 2 No 2 (2025): sinergi berdaya untuk masyarakat
Publisher : BAMALA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Decreased muscle strength is an early indicator of sarcopenia risk, which can begin during productive age. Handgrip strength measurement is a practical screening tool to assess muscle function, particularly in community settings. Low grip strength is often linked to inadequate daily protein intake. This community service activity was conducted at St. Francis of Assisi Church, South Jakarta, using the Plan–Do–Check–Act (PDCA) approach. Handgrip strength was measured using a digital dynamometer on both hands, and the results were categorized by gender. Educational sessions were provided on the importance of protein intake to support muscle health. A total of 65 participants were examined, most of whom were over 60 years old. Male participants showed higher average grip strength than females, with most women falling into the low muscle strength category. The findings suggest a potential decline in muscle function that may not yet be clinically apparent. Handgrip strength screening, combined with nutrition education, serves as an effective preventive strategy against muscle deterioration and can be implemented as an early community-level approach to sarcopenia prevention. Keywords: Handgrip Strength, Protein, Muscle, Sarcopenia, Education
Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Sarkopenia dengan Skrining Kekuatan Genggaman Tangan di Kelurahan Tanjung Duren Johan; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Putra, Heri Yanto; Putra, Muhammad Dzakwan Dwi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.91

Abstract

Sarkopenia merupakan kondisi degeneratif yang sering terjadi pada lansia, ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan otot yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidup dan kemampuan fungsional. Kehilangan massa otot terjadi secara bertahap sejak usia 30 tahun dan meningkat tajam setelah usia 65 tahun, memicu risiko disabilitas, penyakit kardiovaskular, hingga mortalitas. Deteksi dini sarkopenia melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan (handgrip strength) dianggap metode efektif dan praktis karena bersifat non-invasif dan mudah dilakukan di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan skrining kekuatan genggaman tangan pada populasi dewasa di Tanjung Duren guna mendeteksi potensi sarkopenia dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kekuatan otot. Metode yang digunakan adalah pendekatan Plan-Do-Check-Action (PDCA) yang bersifat berkelanjutan terhadap suatu proses atau kegiatan. Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Duren, Jakarta Barat yang diikuti oleh 107 peserta. Hasil menunjukka bahwa sebanyak 27 peserta (25.23%) memiliki kekuatan genggaman tangan dibawah normal. Skrining kekuatan genggaman efektif dalam mendeteksi risiko sarkopenia, memungkinkan intervensi dini yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi di usia lanjut.