Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Unraveling the power of peptides from Cucumaria frondosa coelomic fluid as multitarget therapy of diabetic kidney disease: An in-silico study Rita, Rauza S.; Cuandra, Kevin N.; Nasri, Syahidatul A.; Carmenita, Mutiara A.; Kristaningtyas, Nathania A.; Rasendriya, Daffa Z.; Maulana, Rafi; Hibatullah, Muhammad N.; Yahono, Angela S.; Afdhal, Fitrah; Ibrahim, Filzatuz Z.; Nayu, Balqist K.; Teguh, Muhammad
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i1.1180

Abstract

Diabetic kidney disease is a condition characterized by persistent albuminuria, diabetic glomerular lesions, and a reduced glomerular filtration rate in people with diabetes. Peptides in Cucumaria frondosa coelomic fluid have been proven to provide antidiabetic and anti-inflammatory activity that can be used as one of the innovations in developing a multitarget therapy, especially in diabetic kidney disease. Therefore, the aim of this study was to unravel the power of peptide-based metabolites from C. frondosa coelomic fluid as multitarget therapy for diabetic kidney disease using an in-silico study. UCSF Chimera software was utilized to construct the three-dimensional structure of coelomic fluid peptides from C. frondosa. The toxicity and allergenicity of peptides were examined using the ToxinPred and AllerTop websites, respectively. From the PDBJ database, the 3D structures of protein kinase B, alpha isoform (AKT1); vascular endothelial growth factor receptor 2 (VEGFR2); epidermal growth factor receptor (EGFR); α-glucosidase; and glucokinase were obtained. Molecular docking was carried out using MOE Software. In this in-silico study, peptide 9 (-10.32 kcal/mol), peptide 1 (-9.41 kcal/mol), and peptide 3 (-9.55 kcal/mol) were shown to act as specific adenosine triphosphate-competitive inhibitors of EGFR, AKT1, and VEGFR2, respectively. Peptide 8 (-11.06 kcal/mol) can specifically inhibit α-glucosidase by binding to its active site. Peptide 1 (-9.80 kcal/mol) is predicted to specifically inhibit glucokinase activity by blocking its active side. Molecular dynamics simulations confirmed stable interactions with receptor proteins. In conclusion, C. frondosa coelomic fluid peptides have been shown not only to alleviate diabetic kidney disease but also to stabilize blood glucose levels and prevent hyperglycemia based on in-silico analysis.
Adeno-Associated Virus (AAV) Gene Therapy pada Hemofilia: A Systematic Review Angriani, Winda; Afdhal, Fitrah
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 9 (2024): Supplementary Januari 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i9.p1459-1470.2024

Abstract

Hemofilia A (HA) dan Hemofilia B (HB) adalah kelainan perdarahan terkait kromosom X yang disebabkan oleh defisiensi faktor koagulasi Faktor VIII (FVIII) atau Faktor IX (FIX). Manifestasi klinis hemofilia, yaitu perdarahan spontan berulang pada otot dan jaringan lunak, serta perdarahan serius lainnya, seperti perdarahan intrakranial, dapat menyebabkan disabilitas seumur hidup hingga kematian. Pasien hemofilia mendapat terapi standar infus konsentrat FVIII atau FIX untuk meningkatkan hemostasis yang diberikan sebagai respons terhadap perdarahan atau profilaksis untuk mencegah perdarahan, namun terapi ini tidak cost-effective dan effisien. Terapi gen menawarkan potensi penyembuhan melalui produksi FVIII atau FIX endogen. Penelitian ini bertujuan membahas efektivitas terapi gen Adeno-Associated Virus (AAV) sebagai terapi hemofilia. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode systematic review. Pencarian sumber artikel menggunakan bantuan mesin pencari PubMed. Hasil: Penelitian ini menggambarkan bahwa terapi gen dengan menggunakan vektor Adeno-Associated Virus (AAV) cukup menjanjikan dalam pengobatan hemofilia. Dari penelitian yang kami tinjau, terlihat bahwa terapi ini berhasil meningkatkan tingkat faktor pembekuan yang hilang, mengurangi insiden perdarahan tahunan, bahkan memungkinkan pasien untuk menghentikan penggunaan profilaksis. Kesimpulan: Temuan ini menegaskan bahwa terapi gen AAV memiliki potensi besar untuk menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam mengelola hemofilia, dengan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien hemofilia.
Omega-3 for Inflammatory Bowel Disease: Is it worthy?- A Literature Review Afdhal, Fitrah; Sulastri, Delmi
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 47 No. 2 (2024): MKA April 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i6.p1070-1080.2023

Abstract

Tujuan: Memberikan pemahaman mengenai potensi terapeutik asam lemak omega-3 dalam penanganan Inflammatory Bowel Disease (IBD). Metode: Artikel ini disusun berdasarkan metode tinjauan literatur. Sumber data diperoleh dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional berbahasa Inggris. Proses pencarian literatur dilakukan melalui mesin pencari Google Scholar dan PubMed. Hasil: Inflammatory Bowel Disease (IBD), yang mencakup kondisi seperti Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn's Disease (CD), merupakan kelompok gangguan inflamasi kronis yang mempengaruhi saluran pencernaan. Dalam beberapa tahun terakhir, asam lemak omega-3 telah menjadi titik perhatian dalam diskusi IBD, terutama karena sifat anti-inflamasinya. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa diet kaya omega-3 dapat meningkatkan kemungkinan remisi klinis pada pasien IBD. Sebagai contoh, pasien UC yang mengonsumsi salmon Alaskan dalam jumlah tinggi menunjukkan penurunan marker inflamasi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Bukti saat ini menunjukkan bahwa makanan alami yang kaya omega-3, seperti salmon, memiliki potensi manfaat dalam penanganan Inflammatory Bowel Disease.
Adeno-Associated Virus (AAV) Gene Therapy pada Hemofilia: A Systematic Review Angriani, Winda; Afdhal, Fitrah
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 48 No. 2 (2025): MKA April 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i9.p1459-1470.2024

Abstract

Hemofilia A (HA) dan Hemofilia B (HB) adalah kelainan perdarahan terkait kromosom X yang disebabkan oleh defisiensi faktor koagulasi Faktor VIII (FVIII) atau Faktor IX (FIX). Manifestasi klinis hemofilia, yaitu perdarahan spontan berulang pada otot dan jaringan lunak, serta perdarahan serius lainnya, seperti perdarahan intrakranial, dapat menyebabkan disabilitas seumur hidup hingga kematian. Pasien hemofilia mendapat terapi standar infus konsentrat FVIII atau FIX untuk meningkatkan hemostasis yang diberikan sebagai respons terhadap perdarahan atau profilaksis untuk mencegah perdarahan, namun terapi ini tidak cost-effective dan effisien. Terapi gen menawarkan potensi penyembuhan melalui produksi FVIII atau FIX endogen. Penelitian ini bertujuan membahas efektivitas terapi gen Adeno-Associated Virus (AAV) sebagai terapi hemofilia. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode systematic review. Pencarian sumber artikel menggunakan bantuan mesin pencari PubMed. Hasil: Penelitian ini menggambarkan bahwa terapi gen dengan menggunakan vektor Adeno-Associated Virus (AAV) cukup menjanjikan dalam pengobatan hemofilia. Dari penelitian yang kami tinjau, terlihat bahwa terapi ini berhasil meningkatkan tingkat faktor pembekuan yang hilang, mengurangi insiden perdarahan tahunan, bahkan memungkinkan pasien untuk menghentikan penggunaan profilaksis. Kesimpulan: Temuan ini menegaskan bahwa terapi gen AAV memiliki potensi besar untuk menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam mengelola hemofilia, dengan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien hemofilia.