Marpiansa, Muhammad Hafizh
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KASUS PERJUDIAN ONLINE DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PIDANA DAN UU ITE Marpiansa, Muhammad Hafizh; Suherman, Asep; Agussalim, Agussalim
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 9 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v6i9.6381

Abstract

Kemajuan didalam dunia informasi dan teknologi telah melahirkan sebuah cara baru dalam melakukan perjudian yaitu perjudian secara online. Perjudian online merupakan suatu tindakan melawan hukum yang berdampak merugikan masyarakat dan bertentangan dengan norma hukum, sosial, dan agama.. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sanksi pidana dan dampaknya terhadap pecandu judi online dalam KUHP dan UU ITE, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum dalam penanggulangan masalah ini. Metode penulisan yang digunakan yaitu yuridis normatif yaitu dengan menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dan sumber data yang digunakan yaitu bahan hukum primer dan sekunder. Hasil penulisan yang didapat: (1).Penerapan sanksi pidana terhadap pelaku judi online menurut Hukum pidana pasal 303 dan 303 bis KUHP dan UU ITE No 11 Tahun 2008 dan UU ITE No 19 Tahun 2016 yang memberikan kerangka hukum untuk menindak lanjuti pelanggaran perjudian online.(2). Perlunya penegakkan hukum yang efektif yang diperlukannya partisipasi pemerintah,aparat penegak hukum, dan masyarakat agar tidak menjadi hambatan untuk mengurangi dampak negatif perjudian online tersebut agar berkurangnya pecandu judi online dan menghindari adanya kriminalitas yang didapat dari efek samping bermain judi online tersebut.
ANALISIS YURIDIS PERBANDINGAN PENGATURAN PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA DAN MALAYSIA Marpiansa, Muhammad Hafizh; Pramudia, Rizki; Alfauzy, Irfan Faruq; Haikal, Muhammad; Suherman, Asep
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 10 No. 12 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v10i12.11492

Abstract

This study aims to analyze the comparison of narcotics criminal regulations in Indonesia and Malaysia. The main legal issue examined is the difference in legal systems in regulating narcotics crimes, particularly in terms of legal foundations, types of punishment, and approaches to offenders. The research employs a normative legal method with statutory, comparative, and conceptual approaches. The sources of legal materials include primary legal materials such as laws from both countries, secondary legal materials like journals and books, and tertiary legal materials to support the understanding of legal concepts. The results indicate that Indonesia adopts a more flexible approach by providing rehabilitation options for drug users, while Malaysia enforces stricter policies with the application of the reverse burden of proof principle and severe penalties, including the death penalty. Although Malaysia has a more repressive legal system, its effectiveness remains debatable due to the high rate of drug trafficking. Meanwhile, Indonesia faces challenges in implementing rehabilitation policies. This study recommends improving the effectiveness of the legal systems in both countries by optimizing law enforcement and considering a more balanced approach in addressing drug-related crimes. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pengaturan pidana narkotika di Indonesia dan Malaysia. Isu hukum utama yang dikaji adalah perbedaan sistem hukum dalam mengatur tindak pidana narkotika, khususnya dalam hal dasar hukum, jenis hukuman, serta pendekatan terhadap pelaku. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, perbandingan, dan konseptual. Sumber bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer berupa undang-undang yang berlaku di kedua negara, bahan hukum sekunder seperti jurnal dan buku, serta bahan hukum tersier yang mendukung pemahaman konsep hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menerapkan pendekatan yang lebih fleksibel dengan memberikan opsi rehabilitasi bagi pengguna narkotika, sementara Malaysia memiliki kebijakan yang lebih ketat dengan penerapan prinsip reverse burden of proof serta hukuman berat, termasuk hukuman mati. Meskipun Malaysia memiliki sistem hukum yang lebih represif, efektivitas kebijakan tersebut masih diperdebatkan karena tingginya angka peredaran narkotika. Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan dalam implementasi kebijakan rehabilitasi. Studi ini merekomendasikan peningkatan efektivitas sistem hukum kedua negara dengan mengoptimalkan penegakan hukum dan mempertimbangkan pendekatan yang lebih seimbang dalam menangani peredaran narkotika.