Penelitian ini menganalisis ketimpangan pembangunan ekonomi antara Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan data sekunder BPS (2020–2024). Hasil menunjukkan disparitas signifikan antara kedua wilayah, di mana Kota Tangerang memiliki PDRB per kapita (Rp96,89 juta) dan IPM (79,46) lebih tinggi dibanding Pandeglang (Rp11,29 juta; IPM 66,42). Indeks Williamson (0,791) mengonfirmasi ketimpangan struktural akibat perbedaan struktur ekonomi, kualitas SDM, dan akses infrastruktur. Rekomendasi kebijakan mencakup penguatan infrastruktur konektivitas, peningkatan alokasi anggaran untuk daerah tertinggal, dan pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal. This study analyzes economic development disparities between Tangerang City and Pandeglang Regency in Banten Province using a descriptive quantitative approach based on secondary data from BPS (2020–2024). The results reveal a significant disparity between the two regions, with Tangerang City showing a higher GRDP per capita (Rp96.89 million) and Human Development Index (HDI) score (79.46) compared to Pandeglang (Rp11.29 million; HDI 66.42). The Williamson Index (0.791) confirms structural inequality caused by differences in economic structure, human resource quality, and infrastructure access. Policy recommendations include strengthening connectivity infrastructure, increasing budget allocation for underdeveloped areas, and promoting development strategies based on local potential