Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI SARI BELIMBING WULUH PADA TAHU PUTIH BERDASARKAN PERBEDAAN KONSENTRASI DAN LAMA PENGGUMPALAN Sansi, Delfira Hisana; Wahyudi, Vritta Amroini; Elianarni, Dahlia
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.35927

Abstract

Tofu is a food whose process involves agglomerating soybean curd using coagulants, one of which is vinegar. In addition, from the other side, vinegar acid has shortcomings so that a natural coagulant substitute such as starfruit wuluh is needed. Belimbing wuluh one of the fruits that contains citric acid so that it can be used as a natural coagulant to replace vinegar, besides that it also contains oxalic acid, acetic acid, malic acid, formic acid, ascorbic acid and other compound components. This study aims to determine the effect of star fruit juice concentration and clotting time on the physicochemical and organoleptic properties of white tofu using star fruit as a coagulant. The method used was Randomized Group Design (RGD) using two factors, namely the concentration of Wuluh starfruit juice (factor 1) consisting of 4%, 5% and 6% and the coagulation activity (factor 2) consisting of 20 minutes, 30 minutes and 40 minutes. The testing parameters include protein content, fat content, moisture content, ash content, carbohydrate content, chewiness and organoleptic (scent, taste, color, texture and liking). The results of the analysis showed that there was an effect of the use of star fruit juice concentration and clotting time on protein in white tofu, which ranged from 3.50% - 6.77%; the range of water content ranged from 85.79% - 89.89%, chewiness was 3.08 N - 16.03 N. However, there was no significant effect on ash, fat and carbohydrates. As for the organoleptic test, the results showed a significant effect for scent parameters ranging from 2.80 (somewhat fragrant) - 4.05 (fragrant), color ranging from 2.45 (not bright white) - 3.45 (slightly bright white), texture ranging from 2.85 – 3,65 (slightly chewy) and liking ranging from 3.05 (slightly like) - 3.7 (like).
Evaluasi Dan Perbaikan Penerapan Cara Produksi Pangan Yang Baik Pada Pembuatan Keripik Tempe Di Umkm Keripik Tempe Kota Batu Octavia, Cindy Salsabila; Manshur, Hanif Alamudin; Elianarni, Dahlia
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.35949

Abstract

Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan persyaratan dasar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) makanan sebelum memperoleh S-PIRT. Beberapa UMKM Keripik Tempe di Kota Batu menghadapi permasalahan terkait penerapan CPPB, sehingga observasi terhadap implementasinya diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan memberikan saran perbaikan terhadap penerapan CPPB pada proses produksi di UMKM Keripik Tempe yang berada di Kota Batu, serta membandingkan tingkat kepahaman dan kesadaran pekerja sebelum dan setelah diberikan edukasi mengenai pentingnya penerapan CPPB pada proses produksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian survei dan penelitian eksperimen. Objek penelitian ini meliputi 15 UMKM Keripik Tempe yang berada di Kota Batu yang sudah memiliki S-PIRT. Hasil observasi penerapan CPPB terdapat 11 aspek yang memenuhi persyaratan dan 3 aspek yang masih harus diperbaiki. Hasil uji validitas kuisioner pengetahuan memiliki 1 pertanyaan yang valid, sedangkan kuisioner perilaku memiliki 3 pertanyaang yang valid. Uji reliabilitas kuisioner pengetahuan memiliki nilai 0,109 dan kuisioner perilaku memiliki nilai 0,451 yang menunjukkan kategori kurang reliabel. Hasil uji T memiliki nilai t hitung 1,00069 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata antara nilai pre-test dan post-test pada UMKM Keripik Tempe di Kota Batu.
Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Nata de Mango (Mangifer indica L) Melindasari, Febi; Wahyudi, Vritta Amroini; Husna, Afifa; Utomo, Joko Susilo; Elianarni, Dahlia
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v8i1.35966

Abstract

Produk nata yang umum diketahui berbahan dasar dari kelapa yang sering disebut dengan nata de coco. Perkembangan inovasi pada produk nata memunculkan penggunaan bahan baku lain, salah satunya buah mangga. Mangga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan Acetobacter xylinum karena mengandung karbohidrat yang terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa sehingga cocok digunakan untuk pengganti substrat selain kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi starter Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de mango terhadap karakteristik fisikokimia yang meliputi kadar air, kadar serat, pH, ketebalan, tekstur hardness serta organoleptiknya yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan kesukaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan konsentrasi Acetobacter xylinum yaitu 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12%. Analisa statistik dengan SPSS menggunakan ANOVA α= 5% dan uji lanjut DMRT. Penentuan hasil perlakuan terbaik dilakukan dengan cara membandingkan data antar perlakuan di setiap uji. Perlakuan yang memperoleh hasil tertinggi di setiap uji maka disimpulkan bahwa perlakuan tersebut adalah yang terbaik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar air pada nata de mango dengan hasil tertinggi pada MM5 (Starter 12%) yaitu 98,16% dan hasil terendah pada MM4 (Starter 10%) 96.81%. Kadar serat tertinggi yaitu pada MM5 (Starter 12%) dengan nilai 9,47%. Nata dengan ketebalan terbaik diperoleh MM5 (Starter 12%) yaitu setebal 0,73 cm. Hasil penelitian dibandingkan dengan SNI belum sesuai SNI pada kadar serat maksimal 4,5% dan ketebalan nata berkisar 1-1,5 cm Uji pH memperoleh rata rata 5,91-6,19. Uji tekstur hardness menunjukkan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan MM5 sebesar 78,69 dan hasil terendah pada MM2 sebesar 23,85. Uji organoleptik yang dilakukan menunjukkan hasil terbaik diperoleh MM5 dengan nilai rata rata aroma 4,2 (Agak harum mangga); warna 3,3 (Netral); rasa 3,9 (Netral); tekstur 3,9 (Netral) dan kesukaan 3,8 (Netral).
Pengembangan Minuman Probiotik dengan Fermentasi Spontan Berbahan Apel Manalagi dari Beberapa Daerah di Provinsi Jawa Timur, Indonesia Anggita, Diah Yasmin; Sukardi, Sukardi; Elianarni, Dahlia
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v8i1.36210

Abstract

Probiotic beverages are products enriched with lactic acid bacteria (LAB), which are beneficial for digestive health. Manalagi apples were chosen as the raw material due to their rich nutritional content and potential as an affordable alternative for probiotic drink production. Manalagi apples are widely found in various regions of Indonesia, particularly in Batu City, Malang Regency (Poncokusumo District), and Pasuruan Regency (Nongkojajar District). This study aimed to analyze the effects of Manalagi apples from Batu, Malang, and Pasuruan on the characteristics of apple probiotic beverages. The research was designed using a factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of two factors with three repetitions for each treatment. The first factor was the cultivation area of Manalagi apples, including plantations in Batu (A1), Poncokusumo (A2), and Nongkojajar (A3). The second factor was the fermentation duration: 3 days (T1), 6 days (T2), 9 days (T3), 12 days (T4), and 15 days (T5). The results showed that fermentation time significantly influenced pH, total titratable acidity, lactic acid bacteria count, total sugar, total dissolved solids, and antioxidant activity. The best treatment for this apple probiotic drink was found in sample A3T5, which used Nongkojajar apples with a 15-day fermentation period.
PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN PROPORSI KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.) DAN KACANG KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEMPE Wijayanti, Ervina Dwi; Harini, Noor; Elianarni, Dahlia
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v8i1.37593

Abstract

Tempe merupakan produk pangan yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Jenis kacang lokal yang berpotensi untuk dijadikan bahan baku tempe selain kacang kedelai yaitu jenis kacang tunggak atau kacang tolo (vigna unguiculanta L.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi ragi dan proporsi kacang tunggak dan kacang kedelai terhadap karakteristik fisikokimia tempe. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi ragi (1% dan 2%) dan variasi jenis kacang yang digunakan yaitu kacang tunggak dan kacang kedelai. Pengolahan data dilakukan menggunakan Analisis ragam dengan taraf 5% dan dilakukan uji pembeda DMRT. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kandungan kadar air tertinggi pada perlakuan A2B4 66,72, kadar abu yang tertinggi pada perlakuan A1B5 1,47, kandungan protein yang tertinggi pada perlakuan A1B5 yaitu 100% kacang kedelai. Pada kadar lemak tertinggi pada sampel A2B4 yaitu 8,11 kandungan karbohidrat tertinggi yaitu pada perlakuan A2B2 yaitu 16,4. Sedangkan pada pengukuran intensitas warna dan uji organoleptik terdapat perbedaan nyata. Pada pengujian organoleptik menujukan bahwa panelis lebih menyukai perlakuan A1B5 yaitu konsentrasi ragi 1% dengan variasi jenis kacang tunggak 0% dan kacang kedelai 100%.
Karakteristik fisikokimia biji kakao (Theobroma cacao L) single-origin Sumbermanjing Wetan, Malang terfermentasi dengan variasi suhu dan lama penyangraian: Physicochemical characteristics of single-origin cocoa beans (Theobroma cacao L.) from Sumbermanjing Wetan, Malang fermented with variations in temperature and roasting time Elianarni, Dahlia; Lestar, Ayu; Harini, Noor; Manshur, Hanif Alamudin
TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian Vol 16 No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v16i2.6105

Abstract

Cocoa is one of the leading commodities in Sumbermanjing Wetan, Malang, East Java, Indonesia. In this study, only one source of cacao was used, so it is called single-origin. The cocoa beans produced by farmers are still of low quality, especially in terms of the strength of the aroma, color, and distinctive chocolate taste. Fermentation of cacao beans can repair the physicochemical and sesory quality. Roasting are important stages in the processing of cocoa beans which significantly contribute to the development quality of flavor and aroma that caused by heat. Several factors can influence roasting are temperature and duration. This research aimed to determine the effect of temperature and duration of roasting on the physicochemical characteristics of fermented cocoa beans. The method used was a factorial Completely Randomized Design (CRD) with treatment variations in temperature A (120 C; 140 C; 160 C) and time B (20 minutes, 40 minutes, 60 minutes). Higher temperatures and longer roasting times can reduce the yield, color intensity, and moisture content of cocoa beans and increase the pH level. The best treatment was obtained at A2B1 with a temperature of 140 °C and a roasting time of 20 minutes which had a yield of 76%; brightness level (L) 37; degree of redness (a) 5.4; yellowness level (b) 1.75; pH level 4.885;  water content 2.9%; fat content 48.12% and polyphenols 6.32 mgAE/g extract.