ARYDA, LUH NYOMAN TRIWIDAYANI
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENILAIAN SKOR PANSS DAN WHOQOL-BREF PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN REGIMEN PENGOBATAN ANTIPSIKOTIK YANG BERBEDA: STUDI DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI ARYDA, LUH NYOMAN TRIWIDAYANI; MAHARDIKA, I KOMANG ANA; KUSUMADEWA, BAGUS SURYA
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/healthy.v3i2.3846

Abstract

Schizophrenia is a complex mental disorder that affects thoughts, perceptions, emotions, and behaviors, having a significant impact on individuals, families, and health systems. This study aims to evaluate the relationship between demographic characteristics, schizophrenia subtypes, comorbidities, and antipsychotic treatment regimens with the severity of schizophrenia symptoms using the PANSS scale and the quality of life of patients using WHOQOL-BREF. The study was conducted descriptively analytically with a cross-sectional approach on 88 schizophrenia patients at the Bali Mental Hospital. The results showed that the majority of patients were in the normal PANSS category (55.7%) and had quality of life at the intermediate functioning level (58%). Gender factors and comorbidities had a significant relationship with PANSS scores, while schizophrenia subtype factors and treatment regimen did not show a significant effect. Patients without comorbidities and using a combination of more than two antipsychotics tend to have a better quality of life. These findings emphasize the importance of a multidisciplinary approach, including comorbidity management, to improve clinical outcomes and quality of life of schizophrenia patients. ABSTRAKSkizofrenia merupakan gangguan mental kompleks yang memengaruhi pikiran, persepsi, emosi, dan perilaku, memberikan dampak signifikan pada individu, keluarga, dan sistem kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara karakteristik demografi, subtipe skizofrenia, penyakit penyerta, dan regimen pengobatan antipsikotik dengan keparahan gejala skizofrenia menggunakan skala PANSS serta kualitas hidup pasien menggunakan WHOQOL-BREF. Studi dilakukan secara deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional terhadap 88 pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Bali. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pasien berada dalam kategori PANSS normal (55,7%) dan memiliki kualitas hidup pada tingkat intermediate functioning (58%). Faktor jenis kelamin dan penyakit penyerta memiliki hubungan signifikan terhadap skor PANSS, sedangkan faktor subtipe skizofrenia dan regimen pengobatan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Pasien tanpa penyakit penyerta dan menggunakan kombinasi lebih dari dua antipsikotik cenderung memiliki kualitas hidup lebih baik. Temuan ini menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin, termasuk pengelolaan komorbiditas, untuk meningkatkan hasil klinis dan kualitas hidup pasien skizofrenia.
ASPEK SPIRITUAL DAN BIOLOGIS TERAPI MALUKAT : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA ARYDA, LUH NYOMAN TRIWIDAYANI; WEDASTRA, I MADE
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i2.2853

Abstract

Malukat is a cleansing process that aims to achieve spiritual purification and mental clarity for spiritual progress. The belief of the Balinese people that mental disorders or illnesses are one of “dirts” that occur in the human body so that malukat plays a major role in handling mental illness culturally in Bali. This is also able to reduce stigma in the community in Bali about mental illness. The research design is a literature review. Modern man when experiencing shock or stress will experience very rapid psychological changes that make them fall into uncertainty so that they choose a way out without logic that ends in mental disorders. Many modern men turn to psychic powers, they begin to recognize the existence of psychic powers and try to find them. Emotional pain is the main cause of physical pain and physical illness. Malukat ritual for physical and spiritual cleansing to restore balance of the sick soul or spiritual pain. Malukat causes a balance of work between sympathetic and parasympathetic nerves so as to reduce psychic stress and also reduce psychic and physical pain. Aromatherapy helps the body relax so that sympathetic and parasympathetic balance can be maintained properly. ABSTRAKMalukat merupakan proses pembersihan yang bertujuan untuk mencapai pemurnian spiritual dan kejernihan mental untuk kemajuan rohani. Keyakinan masyarakat Bali bahwa gangguan atau penyakit mental merupakan salah satu “leteh” yang terjadi dalam tubuh manusia sehingga malukat ini berperan besar dalam penanganan penyakit mental secara budaya di Bali. Malukat ini juga mampu mengurangi stigma pada masyarakat di Bali tentang penyakit mental. Desain penelitian ini adalah tinjauan pustaka atau literature review. Manusia modern saat mengalami guncangan atau stres akan mengalami perubahan psikologis yang sangat cepat yang membuat mereka terjerumus ke dalam ketidakpastian sehingga memilih jalan keluar tanpa logika yang berakhir dengan gangguan mental. Manusia modern banyak yang beralih pada kekuatan psikis, mereka mulai mengakui adanya kekuatan psikis dan berusaha mencarinya. Rasa sakit emosional yang menjadi penyebab utama rasa sakit fisik dan penyakit fisik. Ritual malukat untuk pembersihan jasmani dan rohani untuk mengembalikan keseimbangan dari jiwa yang sakit atau spiritual pain. Malukat menyebabkan keseimbangan kerja antara saraf simpatis dan parasimpatis sehingga mampu mengurangi stres psikis dan juga mengurangi nyeri psikis serta nyeri fisik. Aromaterapi membantu tubuh menjadi relaks sehingga keseimbangan simpatis dan parasimpatis mampu terjaga dengan baik.