Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PENYUSUNAN SILABUS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS DI TITIP SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA Izak Morin; Wigati Yektiningtyas; Precilia Rafra
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Training Indonesians for Transition to Institutional Programs (TITIP) is one of the priority programs of the Yayasan Pelayanan Antarbudaya Papua (YPA-Papua). This foundation is a nonprofit social organization founded in 1992 and based in Sentani, Jayapura Regency, Papua Province. English is one of the subjects within the TITIP curriculum.According to a survey conducted by the Head of the Community Service Team (PkM) from the English Education Study Program, FKIP Uncen, during discussions with one of the leaders of YPA-Papua, it was found that most of the English teachers recruited to teach this subject lack formal teaching qualifications. They often rely on their command of the English language, teaching based on the knowledge and experience they have acquired. This situation has become a concern for YPA-Papua, prompting the PkM FKIP Uncen Team to offer expert assistance in the form of training for TITIP English teachers to address this issue. One of the activities proposed is the "English Teaching Syllabus Development Training for English Teachers at TITIP Sentani, Jayapura Regency." The objectives of this activity are: a) to introduce teaching profession principles to the teachers; b) to explain the difference between curriculum and syllabus; c) to introduce various types of syllabi; d) to guide teachers on how to create a syllabus; and e) to guide teachers on how to use the syllabus as a reference for sourcing teaching materials from both non-electronic and electronic sources (internet/Google). Additionally, this activity is expected to help TITIP English teachers build confidence in developing English teaching syllabi, enabling them to teach in other communities outside the TITIP environment. To achieve these objectives, several methods will be employed, including lectures, discussions, question-and-answer sessions, and regular mentoring for the teachers.   ABSTRACT Training Indonesians for Transition to Institutional Programs (TITIP) adalah salah satu program prioritas yang dimiliki oleh Yayasan Pelayanan Antarbudaya Papua (YPA-Papua). Yayasan ini adalah organisasi sosial nonprofit yang didirikan pada tahun 1992 dan berpusat di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Bahasa Inggris adalah salah satu dari beberapa mata pelajaran atau mata kuliah dalam kurikulum TITIP. Dari hasil survey yang dilakukan oleh Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Uncen dalam perbincangan dengan salah satu Pimpinan YPA-Papua menunjukkan bahwa guru-guru bahasa Inggris yang direkrut untuk mengajarkan mata pelajaran ini kebanyakan tidak memiliki kualifikasi keguruan melalui pendidikan formal sehingga hanya dengan modal penguasaan bahasa Inggris yang mereka miliki mereka berani mengajar sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka peroleh. Kondisi ini menjadi keprihatinan bagi YPA-Papua sehingga Tim PkM FKIP Uncen menawarkan bantuan kepakaran dalam bentuk pelatihan bagi guru-guru bahasa Inggris TITIP agar kondisi ini bisa diatasi. Salah satu kegiatan yang ditawarkan adalah “Pelatihan Penyusunan Silabus Pengajaran Bahasa Inggris bagi Guru-Guru Bahasa Inggris di TITIP Sentani, Kabupaten Jayapura. Tujuan dari kegiatan ini adalah a) mengenalkan prinsip-prinsip profesi keguruan kepada guru-guru; b) mengenalkan perbedaan antara kurikulum dan silabus kepada guru-guru; c) mengenalkan jenis-jenis silabus; d) membimbing guru bagaimana membuat silabus; e) membimbing guru bagaimana menggunakan silabus sebagai acuan/panduan untuk mencari bahahan ajar dari sumber-sumber yang tersedia secara non-elekronik dan elektronik (internet/google). Sementara itu, diharapkan kegiatan ini bermanfaat bagi guru-guru Bahasa Inggris di TITIP dalam membangun kepercayaan diri untuk menyusun silabus pengajaran bahasa Inggris apabila diminta untuk mengajar di komunitas-komunitas lain di luar lingkungan TITIP. Dari tujuan yang telah diuraikan di atas maka metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan yaitu dengan dengan beberapa metode seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab, serta pendampingan bagi para guru secara rutin. 
PENGGUNAAN OFONGGA OKHOI-KHOI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER DI PAUD GKI PETRUS WAENA Wigati Yektiningtyas; Precilia Rafra
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penguatan pendidikan karakter anak usia dini menjadi kebutuhan mendesak di tengah tantangan global dan perubahan sosial budaya. Observasi di PAUD GKI Petrus Waena menunjukkan adanya perilaku anak yang cenderung egois, kurang disiplin, dan tidak sabar. Sebagai solusi, kegiatan pengabdian ini menginisiasi penggunaan permainan tradisional Sentani, Ofongga Okhoi-khoi (permainan lidi), sebagai media pengembangan karakter anak. Kegiatan dilaksanakan pada Juli 2025 melalui pendekatan kolaboratif antara dosen, mahasiswa Universitas Cenderawasih, guru, dan peserta didik PAUD. Metode kegiatan meliputi observasi awal, pelatihan, praktik bermain, pengamatan, dan evaluasi bersama guru. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anak-anak antusias memainkan Ofongga Okhoi-khoi dan menampilkan karakter positif seperti kejujuran, kesabaran, sportivitas, kerjasama, serta kemampuan menaati aturan. Guru memperoleh pemahaman baru bahwa permainan tradisional dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sebagai sarana edukatif, bukan sekadar hiburan. Implikasi kegiatan ini tidak hanya pada penguatan karakter anak, tetapi juga pada pelestarian budaya lokal yang hampir punah. Dengan demikian, pengabdian ini berkontribusi pada upaya preservasi warisan budaya Papua sekaligus mendukung implementasi pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal di jenjang PAUD.
Profiling the TPACK Mastery of English Pre-Service Teachers for 21st Century Learning Precilia Rafra; Ince Rezky Naing; Michael Laurenz Christy Menanti
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 13 No. 2 (2025): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v13i2.8221

Abstract

The present research seeks to examine the extent of Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) competence demonstrated by English pre-service teachers enrolled in the Faculty of Teacher Training and Education at Cenderawasih University, as well as to identify the most dominant and the weakest aspects of their TPACK competence. The background of this study is grounded in the demands of 21st-century learning, which underscores the holistic incorporation of content, pedagogy, and technology within the instructional process. A quantitative survey method was employed, using a purposive sampling technique involving final-semester students of the English Education Study Program.  The data were gained through a TPACK questionnaire encompassing seven key dimensions: Technological Knowledge (TK), Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Content Knowledge (TCK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), and TPACK. The data in this study were subjected to descriptive analysis using SPSS version 29 software. The findings reveal that the overall level of TPACK mastery among the students falls into the “moderate” category. The most dominant aspect is Content Knowledge (CK), which achieved a high average score, indicating strong mastery of English content, particularly in speaking and listening skills. Conversely, the weakest aspect is Technological Knowledge (TK), which obtained a low average score, consequently affecting the integrative dimensions such as TPK, TCK, and TPACK, which remain at a moderate level. In conclusion, the study affirms that English pre-service teachers possess a strong grasp in content and pedagogical knowledge but still face limitations in technological competence. Therefore, it is recommended that technological proficiency be strengthened through intensive training, the incorporation of technology-oriented practices within the curriculum, ongoing mentorship programs, and extended research efforts to yield a more holistic understanding of TPACK mastery profiles among pre-service teachers.