Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Effect of Extraction Solvents towards Total Flavonoid Content and Total Phenolic Content of Butterfly Pea (Clitoria ternatea) Extract Kurniawati, Endah; Zulfaidah, Nanda Tsalasani; Amaliya, Siti Nur; Kurniawati, Siska Putri
Journal of Biotechnology and Natural Science Vol. 4 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jbns.v4i2.12158

Abstract

Butterfly pea flower (Clitoria ternatea) has many benefits including antioxidant. The antioxidant activity was contributed by flavonoid and phenolic components. The choice of solvent is important to obtain the metabolite components that contribute to antioxidant activity. Therefore this study was conducted to find the ability of different solvent to obtain total flavonoid content (TFC) and total phenolic content (TPC) in C. ternatea. The fine powder of dried flower was extracted by different solvents (ethanol 70%, ethanol 96%, and methanol). Quercetin was used as standard in determination of TFC and gallic acid was used as standard in determination of TPC. The TFC value of ethanol 70%, ethanol 96% and methanol extract were 46,23±0,39; 28,19±0,03; and 16,87±0,11 mg QE/g extract respectively. The TPC value of ethanol 70%, ethanol 96% and methanol extract were 93,91±0,16; 78,63±0,16; 84,46±0,16 mg GAE/g extract respectively. Ethanol 70% extract had the highest yield value and the highest amount of TPC and TFC compare to other solvents. Thus, the amount of flavonoid and phenolic in ethanol 70% extract showed the promising potential benefit of C. ternatea as antioxidant.
Profil penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan pneumonia yang dirawat di RSUD Wonosari Al Madury, Shalahuddin; Sugiyono, Sugiyono; Fitrianti, Meidina; Kurniawati, Siska Putri
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v8i3.1296

Abstract

Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme, telah menyebabkan kematian 808.694 anak pada tahun 2017, dengan total mortalitas meningkat 15% pada tahun 2015 dan 16% pada tahun 2016. Meningkatnya prevalensi pneumonia menyebabkan pemberian antibiotik sebagai terapi juga meningkat, sehingga pemberian antibiotik harus terus dipantau. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran penggunaan antibiotik empiris pada pasien anak yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis pneumonia. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif terhadap pasien pneumonia yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 100 orang dengan time limited sampling. Pengambilan data dilakukan melalui rekam medis pasien anak yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis pneumonia pada bulan Januari-Desember 2023. Pasien pneumonia anak terbanyak yang dirawat di instalasi rawat inap berjenis kelamin laki-laki 52%, berusia <59 bulan 82%, pasien terbanyak mengalami leukositosis 51%, dan didukung dengan gambaran pneumonia rontgen toraks 94%. Lama rawat inap pasien terbanyak pada kategori 4-6 hari yaitu 52%. Penggunaan antibiotik monoterapi sebanyak 57,86%. Kelompok antibiotik yang paling sering digunakan adalah kelompok sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson sebanyak 32,23%. Penggunaan antibiotik kombinasi pada pasien pneumonia sebanyak 42,14% dengan kelompok antibiotik kombinasi yang paling sering digunakan yaitu antibiotik penisilin-aminoglikosida dengan pilihan antibiotik ampisilin + gentamisin sebanyak 10,74%. Sebagian besar antibiotik berada pada kategori Watch yaitu 68,60%. Pasien mayoritas mendapatkan monoterapi dengan seftriakson sebagai antibiotik yang paling sering dipilih dan sebagian besar masuk dalam kategori Watch.