Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pencemaran Mikrobiologis pada Kerang Darah (Anadara granosa): Studi Deteksi Bakteri Coliform Azuga, Nabila Afifah; Ikhwan Fauzan; Annisa Ulfa Khaira; Sefni Hendris; M. Irsyad Nur; Ardi Gustri Purbata
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.107

Abstract

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu biota bahari yang banyak ditemukan dan dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar kawasan pesisir. Sebagai biota filter feeder, kerang dapat terkontaminasi oleh berbagai macam bakteri, khususnya bakteri Coliform. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Coliform pada kerang darah (A. granosa) yang diperoleh dari perairan Bagan Siapiapi, Riau. Bakteri Coliform dikenal sebagai salah satu indikator biologis yang sering digunakan untuk mengevaluasi tingkat pencemaran air dan keamanan pangan. Dalam analisis penanganan sampel, sampel kerang darah diambil secara langsung, diolah di laboratorium, dan dianalisis menggunakan media Endo untuk mendeteksi dan mengidentifikasi keberadaan bakteri Coliform. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi koloni bakteri meliputi warna, bentuk, tepian, dan elevasi. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan tiga isolat koloni dengan jumlah dan karakteristik yang berbeda. Isolat 1 memiliki 26 koloni dengan bentuk tidak beraturan, warna merah muda kekuningan, serta permukaan cembung. Isolat 2 menunjukkan 21 koloni dengan karakteristik serupa, tetapi warna lebih merah. Isolat 3 memiliki jumlah koloni tertinggi, yaitu 60 koloni/ml, dengan bentuk melingkar dan warna merah muda. Jumlah koloni bakteri Coliform yang ditemukan telah melampaui ambang batas maksimum cemaran mikroorganisme yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, sehingga mengindikasikan risiko tinggi bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sanitasi perairan dan pengujian mikrobiologi pada produk perikanan untuk melindungi kesehatan konsumen dari kontaminasi mikroba.
Review Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap Dinamika Abrasi Garis Pantai di Kawasan Pesisir Indonesia Azuga, Nabila Afifah; Zaza A Zahra; Athiyyah Salwaa Andini; Ikhwan Fauzan; Annisa Ulfa Khaira; Ilham Ilahi; Delilla Suhanda; M. Irsyad Nur
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i1.112

Abstract

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, garis pantai Indonesia menjadi garis pantai terpanjang nomor dua dan menjadikan wilayahnya sangat rentan terpapar berbagai dinamika perubahan lingkungan, seperti terjadinya abrasi yang disebabkan oleh faktor alam ataupun antropogenik. Aktivitas penambangan pasir laut menjadi salah satu kegiatan antropogenik yang berdampak besar terhadap fluktuasi di wilayah pesisir. Penambangan pasir laut merupakan proses ekstraksi pasir dari lingkungan laut yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat dengan tujuan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk kebutuhan material konstruksi, reklamasi lahan, kebutuhan industri, maupun permintaan ekspor. Kegiatan ini memicu dampak signifikan terhadap dinamika wilayah pesisir, terutama pada proses abrasi pantai. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak penambangan pasir laut terhadap perubahan garis pantai di Indonesia melalui pendekatan studi literatur. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa eksploitasi pasir laut secara berlebihan mengakibatkan kerusakan fisik ekosistem wilayah pesisir, termasuk  tergerusnya wilayah pantai akibat abrasi, degradasi ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan mangrove serta peningkatan risiko bencana seperti potensi bencana banjir dan tanah longsor. Lebih dari itu, kegiatan penambangan pasir laut juga diketahui memicu munculnya konflik sosial-ekonomi pada masyarakat. Artikel ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam merumuskan strategi perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Pencemaran Mikrobiologis pada Kerang Darah (Anadara granosa): Studi Deteksi Bakteri Coliform Azuga, Nabila Afifah; Ikhwan Fauzan; Annisa Ulfa Khaira; Sefni Hendris; M. Irsyad Nur; Ardi Gustri Purbata
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.107

Abstract

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu biota bahari yang banyak ditemukan dan dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar kawasan pesisir. Sebagai biota filter feeder, kerang dapat terkontaminasi oleh berbagai macam bakteri, khususnya bakteri Coliform. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Coliform pada kerang darah (A. granosa) yang diperoleh dari perairan Bagan Siapiapi, Riau. Bakteri Coliform dikenal sebagai salah satu indikator biologis yang sering digunakan untuk mengevaluasi tingkat pencemaran air dan keamanan pangan. Dalam analisis penanganan sampel, sampel kerang darah diambil secara langsung, diolah di laboratorium, dan dianalisis menggunakan media Endo untuk mendeteksi dan mengidentifikasi keberadaan bakteri Coliform. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi koloni bakteri meliputi warna, bentuk, tepian, dan elevasi. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan tiga isolat koloni dengan jumlah dan karakteristik yang berbeda. Isolat 1 memiliki 26 koloni dengan bentuk tidak beraturan, warna merah muda kekuningan, serta permukaan cembung. Isolat 2 menunjukkan 21 koloni dengan karakteristik serupa, tetapi warna lebih merah. Isolat 3 memiliki jumlah koloni tertinggi, yaitu 60 koloni/ml, dengan bentuk melingkar dan warna merah muda. Jumlah koloni bakteri Coliform yang ditemukan telah melampaui ambang batas maksimum cemaran mikroorganisme yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, sehingga mengindikasikan risiko tinggi bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sanitasi perairan dan pengujian mikrobiologi pada produk perikanan untuk melindungi kesehatan konsumen dari kontaminasi mikroba.
Review Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap Dinamika Abrasi Garis Pantai di Kawasan Pesisir Indonesia Azuga, Nabila Afifah; Zaza A Zahra; Athiyyah Salwaa Andini; Ikhwan Fauzan; Annisa Ulfa Khaira; Ilham Ilahi; Delilla Suhanda; M. Irsyad Nur
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i1.112

Abstract

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, garis pantai Indonesia menjadi garis pantai terpanjang nomor dua dan menjadikan wilayahnya sangat rentan terpapar berbagai dinamika perubahan lingkungan, seperti terjadinya abrasi yang disebabkan oleh faktor alam ataupun antropogenik. Aktivitas penambangan pasir laut menjadi salah satu kegiatan antropogenik yang berdampak besar terhadap fluktuasi di wilayah pesisir. Penambangan pasir laut merupakan proses ekstraksi pasir dari lingkungan laut yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat dengan tujuan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk kebutuhan material konstruksi, reklamasi lahan, kebutuhan industri, maupun permintaan ekspor. Kegiatan ini memicu dampak signifikan terhadap dinamika wilayah pesisir, terutama pada proses abrasi pantai. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak penambangan pasir laut terhadap perubahan garis pantai di Indonesia melalui pendekatan studi literatur. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa eksploitasi pasir laut secara berlebihan mengakibatkan kerusakan fisik ekosistem wilayah pesisir, termasuk  tergerusnya wilayah pantai akibat abrasi, degradasi ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan mangrove serta peningkatan risiko bencana seperti potensi bencana banjir dan tanah longsor. Lebih dari itu, kegiatan penambangan pasir laut juga diketahui memicu munculnya konflik sosial-ekonomi pada masyarakat. Artikel ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam merumuskan strategi perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dalam jangka panjang.