Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH DAN MENGKUDU DI DESA TITIWANGI MENJADI BIOPESTISIDA YANG RAMAH LINGKUNGAN Achmad, Feerzet; Suryanto, Ido; Armanda, Selvy; Iqbal, Muhammad; Suhartono, Suhartono; Suharto, Suharto; Firmansyah, Agus
Jurnal Graha Pengabdian Vol 6, No 1 (2024): MARET
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um078v6i12024p%p

Abstract

Desa Titiwangi, Lampung Selatan merupakan kawasan dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan pedagang sayur. Adanya hama perusak tanaman menjadi salah satu faktor penghambat serta dapat menggagalkan keberhasilan panen sehingga hasil yang diperoleh menjadi kurang maksimal. Diperlukan adanya terobosan terkait pengelolaan limbah kulit bawang merah dan buah mengkudu bersama masyarakat luas, sehingga limbah kulit bawang merah dan buah mengkudu dapat digunakan sebagai produk bernilai ekonomis yang bermanfaat. Salah satu keunggulan kulit bawang merah adalah kandungan unsur haranya seperti K, Mg, P, Fe yang dapat menyuburkan tanaman. Sedangkan buah mengkudu memiliki keunggulan kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, polivenol, dan tanin yang dapat menyebabkan kematian pada hama. Oleh karena itu pentingnya proyek pengabdian masyarakat yang berupaya mengedukasi guna mengatasi masalah tingginya jumlah limbah kulit bawang dan buah mengkudu dengan cara meningkatkan nilai tambah bagi kulit bawang merah dan buah mengkudu selain itu, masyarakat mendapatkan pelatihan cara mengolah limbah kulit bawang merah dan buah mengkudu menjadi biopestisida. Agar target dapat tercapai kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama diskusi bersama aparatur desa, tahap kedua persiapan bahan, tahap ketiga percobaan, tahap keempat sosialisasi, tahap kelima pembuatan dan implementasi, dan tahap terakhir evaluasi.
Perkembangan concentrated solar cells (CSC) untuk meningkatkan efisiensi energi matahari menuju energi bersih dan berkelanjutan Yusuf, Reggina Aulia; Setianingsih, Putri Indah Ayu; Hernawan, Ashilah Diandra; Deviany, Deviany; Yusupandi, Fauzi; Suryanto, Ido; Armanda, Selvy; Yusadetama, Ega Amoret; Corrysha, Jihan Luthfi; Nugraha, Dea Amanda; Afriliza, Tiara Fitri; Alhanif, Misbahudin
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 4 No. 3: September 2024
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v4.i3.2024.195-208

Abstract

Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, sel surya menjadi salah satu potensi energi terbarukan yang menjanjikan, terutama di wilayah dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi seperti di Indonesia. Berbagai jenis sel surya telah banyak dikembangkan, mulai dari generasi pertama hingga generasi ketiga sebagai era baru dalam perkembangan teknologi sel surya. Concentrated Solar Cell (CSC) memunculkan harapan baru dalam pemanfaatan energi surya. Konsep dasar CSC melibatkan penggunaan lensa atau cermin konsentrator untuk meningkatkan intensitas cahaya matahari yang mencapai sel surya. Dengan memanfaatkan efek fotovoltaik pada material semikonduktor, CSC dapat meningkatkan efisiensi konversi energi matahari menjadi listrik. Mekanisme kerja CSC tidak hanya mengurangi jumlah sel yang diperlukan, tetapi juga memungkinkan desain multi-junction tandem yang lebih efisien, menggunakan bahan dan proses produksi yang umumnya mahal namun menjadi lebih terjangkau melalui penggunaan CSC. Berdasarkan ulasan analisis siklus hidup (LCA) yang dilakukan beberapa peneliti, CSC menunjukkan keunggulan dalam pengurangan material terbatas, seperti germanium (Ge) dan gallium (Ga), yang mendukung keberlanjutan pada skala besar. Keunggulan ini memberikan gambaran lebih luas tentang dampak positif CSC terhadap penurunan ketergantungan pada sumber daya yang langka dan peningkatan keberlanjutan di sektor energi.