Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ORGANISASI Eks Enus, Oriyanto; Dwikurnaningsih, Yari; Sugiarto, Agus
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 5 No 1 (2025): EDISI : MARET
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v5i1.5660

Abstract

This study explores the role of principals in enhancing organizational behavior in schools. Using a qualitative approach, the research examines five main aspects: organizational culture development, effective communication, teacher competency development, organizational challenges, and the influence of principal leadership on teacher motivation. The findings reveal that principals play a crucial role in creating a conducive work environment through effective communication, continuous training, and teacher recognition. However, challenges such as resistance to change and budget constraints require innovative approaches. This study concludes that effective principal leadership can improve teacher motivation and performance, ultimately contributing to the success of school organizations.
KOLABORASI MULTI-STAKEHOLDER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL PAPUA: PERAN PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT Eks Enus, Oriyanto; Ismanto, Bambang; Wasitohadi, Wasitohadi
Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS Vol 16 No 1 (2025): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/pgsdunars.v16i1.6166

Abstract

Artikel ini mengkaji pentingnya kolaborasi multi-stakeholder antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil Papua. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengidentifikasi tantangan-tantangan utama dalam penyelenggaraan pendidikan, peran strategis masing-masing pemangku kepentingan, serta model kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam membangun sinergi kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan geografis, keterbatasan sumber daya, dan kesenjangan kualitas menjadi hambatan utama yang dapat diatasi melalui kolaborasi terstruktur. Artikel ini menawarkan rekomendasi praktis bagi kepala sekolah sebagai pemimpin transformasional dalam memfasilitasi kolaborasi multi-stakeholder yang berkelanjutan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di daerah terpencil Papua.
ANALISIS TINGKAT KESIAPAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN DEEP LEARNING MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ADKAR DI SEKOLAH DASAR INPRES HARAPAN Watimena, Janti; Destiyani, Gati; Eks Enus, Oriyanto; Ismanto, Bambang; Wasitohadi, Wasitohadi
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 6 No 1 (2026): Edisi September- Maret
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v6i1.7352

Abstract

Keberhasilan implementasi inovasi pendidikan seperti Deep Learning sangat bergantung pada kesiapan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapan guru dalam mengimplementasikan Deep Learning di SD Inpres Harapan dengan menggunakan kerangka kerja manajemen perubahan ADKAR. Kerangka kerja ini mengukur lima elemen kunci: Awareness (Kesadaran), Desire (Keinginan), Knowledge (Pengetahuan), Ability (Kemampuan), dan Reinforcement (Penguatan). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala sekolah dan guru, kemudian dianalisis secara tematik sesuai komponen ADKAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kesadaran (Awareness) guru tergolong tinggi, dipengaruhi oleh sosialisasi dari kepala sekolah; (2) Keinginan (Desire) untuk berpartisipasi terlihat dari permintaan proaktif guru akan pendampingan dan pengembangan diri; (3) Guru telah mengidentifikasi celah Pengetahuan (Knowledge) yang spesifik, terutama dalam merancang pembelajaran berbasis inkuiri dan eksperimen; (4) Kemampuan (Ability) menjadi hambatan terbesar, yang terkendala oleh tantangan praktis seperti keterbatasan waktu dan fasilitas; dan (5) Mekanisme Penguatan (Reinforcement) telah diinisiasi oleh kepala sekolah melalui penghargaan, budaya kerja kolaboratif, dan observasi kelas. Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun guru di SD Inpres Harapan siap pada fase awal perubahan (Awareness dan Desire), kemampuan mereka untuk mengimplementasikan Deep Learning secara penuh terhambat oleh kendala praktis dan sumber daya. Hal ini menyoroti kebutuhan krusial akan dukungan sistemik untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik.