Yugyasmono
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Nilai Ketangguhan Desa Pesisir atas Risiko Tsunami dan Faktor Perubahan Nilai Ketangguhan: Studi atas Desa Parangtritis dan Desa Tirtohargo, Kabupaten Bantul Yugyasmono; Mahojwala, gandar; Eko Teguh Paripurno; Purbudi Wahyuni
Indonesian Journal of Environment and Disaster Vol. 3 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Environment and Disasters
Publisher : Disaster Research Center, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/fgy0tb58

Abstract

Pesisir selatan Pulau Jawa merupakan wilayah rawan tsunami, kondisi ini mendorong upaya penilaian ketangguhan yang dilakukan sejak 2019 oleh BNPB untuk menguji ketangguhan desa secara khusus pada bencana tsunami. Sebagaimana wilayah lain di pesisir selatan Pulau Jawa, Kabupaten Bantul memiliki risiko tinggi, begitu pula Desa Parangtritis dan Desa Tirtohargo. Kedua desa ini secara purposif dipilih untuk perbandingan dikarenakan kedua desa ini memiliki tingkat risiko yang sama tingginya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai ketangguhan kedua desa berdasarkan penilaian pada tahun 2019 dan 2020 yang menggunakan perangkat Penilaian Ketangguhan Bencana Desa/Kelurahan, serta mengeksplorasi secara kualitatif faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ketangguhan dan perubahannya atas nilai ketangguhan kedua desa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perbandingan nilai ketangguhan disajikan dengan naratif dan tabel perbandingan berdasarkan komponen-komponen yang ada, dan eksplorasi digali melalui wawancara mendalam atas pihak-pihak yang turut membangun ketangguhan di desa. Hasil menunjukkan bahwa dalam perbandingan nilai, terjadi penurunan nilai ketangguhan di Desa Parangtritis dari kategori Desa Tangguh Utama menjadi Desa Tangguh Madya, sedangkan terjadi kenaikan pada Desa Tirtohargo dari kategori Desa Tangguh Madya menjadi Desa Tangguh Utama. Ketangguhan yang keduanya diatas rata-rata tersebut dipengaruhi oleh; pengalaman dan pembelajaran peristiwa Gempa 2006, kuatnya nilai gotong royong dan kemandirian, inisiatif masyarakat melalui Forum PRB Desa, peran pemerintah desa, dukungan pemerintah daerah maupun pusat, kontribusi organisasi-organisasi non pemerintah, dan ketersediaan anggaran desa. Penelitian ini mencatat bahwa penegakan prosedur penilaian dan pemahaman penilaian untuk fasilitator dan peserta juga mempengaruhi perubahan nilai yang dihasilkan.
PERBANDINGAN NILAI KETANGGUHAN DESA PESISIR ATAS RISIKO TSUNAMI DAN FAKTOR PERUBAHAN NILAI KETANGGUHAN: STUDI ATAS DESA PARANGTRITIS DAN DESA TIRTOHARGO, KABUPATEN BANTUL Yugyasmono; Gandar Mahojwala; Eko Teguh Paripurno; Purbudi Wahyuni
Indonesian Journal of Environment and Disaster Vol. 2 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Environment and Disaster
Publisher : Disaster Research Center, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ijed.v2i2.882

Abstract

The southern coast of Java Island is a tsunami-prone area, and this condition has encouraged resilience assessment efforts carried out since 2019 by BNPB to test the resilience of villages, specifically in the event of a tsunami disaster. Like other areas on the southern coast of Java Island, Bantul Regency is at high risk, as are Parangtritis Village and Tirtohargo Village. These two villages were purposively chosen for comparison because both villages have the same high level of risk. This research aims to compare the resilience values ​​of the two villages based on assessments in 2019 and 2020 using the Village/District Disaster Resilience Assessment tool, as well as qualitatively exploring the factors that influence the resilience values ​​and changes in the resilience values ​​of the two villages. This study uses a qualitative method. Comparison of resilience values ​​is presented with narratives and comparison tables based on existing components, and exploration is explored through in-depth interviews with parties who help build resilience in the village. The results show that comparing values decreased the resilience value in Parangtritis Village from the Main Resilient Village category to the Middle Resilient Village. At the same time, there was an increase in Tirtohargo Village from the Middle Resilient Village category to the Main Resilient Village. Toughness, which is both above average, is influenced by experiences and lessons learned from the 2006 Earthquake, the strong values ​​of cooperation and independence, community initiatives through the Village DRR Forum, the role of village government, support from regional and central governments, contributions from non-government organizations, and the availability of village budgets. This research notes that enforcing assessment procedures and understanding assessment for facilitators and participants also influence the resulting value changes.