Gandar Mahojwala
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PERTAMBANGAN PASIR DI SUNGAI PROGO Paripurno, Eko Teguh; Awang Hendrianto Pratomo; Purbudi Wahyuni; Nandra Eko Nugroho; Wahyu Sugeng Triadi; Gigih Aditya Pratama; Sukiyani; Wana Kristanto; Gandar Mahojwala
Indonesian Journal of Environment and Disaster Vol. 4 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Environment and Disaster
Publisher : Disaster Research Center, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ijed.v4i2.1920

Abstract

Kegiatan penambangan dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan fisik, terutama di area yang dekat dengan infrastruktur penting seperti sungai dan bangunan tempat tinggal. Penelitian ini secara sengaja memilih kegiatan penambangan suatu perusahaan di Sungai Progo untuk dievaluasi dalam konteks kerusakan lingkungan. Studi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana kerusakan lingkungan di dalam dan sekitar area konsesi penambangan perusahaan, dengan fokus khusus pada degradasi sungai, erosi, dan ketidakstabilan struktural. Tujuannya adalah untuk mengklasifikasikan kerusakan sesuai dengan kriteria lingkungan yang telah ditetapkan dan menentukan tingkat keparahan dampaknya. Penelitian ini menggunakan foto udara, citra satelit dari Google Earth, dan pengukuran di lokasi untuk menganalisis perubahan morfologi sungai, pola erosi, dan stabilitas tanah. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kriteria dan tolok ukur yang diberikan oleh Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 63 tahun 2003. Temuan menunjukkan adanya kerusakan lingkungan yang signifikan akibat kegiatan penambangan PT A. Perubahan aliran sungai teridentifikasi, dengan pergeseran ke pola berkelok-kelok dan pembentukan cekungan dalam di dasar sungai. Berdasarkan analisis, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan penambangan PT A tergolong dalam kategori kerusakan berat. Degradasi sungai, erosi tanah, dan ketidakstabilan infrastruktur di sekitarnya memerlukan perhatian mendesak dan upaya mitigasi untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.
PERBANDINGAN NILAI KETANGGUHAN DESA PESISIR ATAS RISIKO TSUNAMI DAN FAKTOR PERUBAHAN NILAI KETANGGUHAN: STUDI ATAS DESA PARANGTRITIS DAN DESA TIRTOHARGO, KABUPATEN BANTUL Yugyasmono; Gandar Mahojwala; Eko Teguh Paripurno; Purbudi Wahyuni
Indonesian Journal of Environment and Disaster Vol. 2 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Environment and Disaster
Publisher : Disaster Research Center, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ijed.v2i2.882

Abstract

The southern coast of Java Island is a tsunami-prone area, and this condition has encouraged resilience assessment efforts carried out since 2019 by BNPB to test the resilience of villages, specifically in the event of a tsunami disaster. Like other areas on the southern coast of Java Island, Bantul Regency is at high risk, as are Parangtritis Village and Tirtohargo Village. These two villages were purposively chosen for comparison because both villages have the same high level of risk. This research aims to compare the resilience values ​​of the two villages based on assessments in 2019 and 2020 using the Village/District Disaster Resilience Assessment tool, as well as qualitatively exploring the factors that influence the resilience values ​​and changes in the resilience values ​​of the two villages. This study uses a qualitative method. Comparison of resilience values ​​is presented with narratives and comparison tables based on existing components, and exploration is explored through in-depth interviews with parties who help build resilience in the village. The results show that comparing values decreased the resilience value in Parangtritis Village from the Main Resilient Village category to the Middle Resilient Village. At the same time, there was an increase in Tirtohargo Village from the Middle Resilient Village category to the Main Resilient Village. Toughness, which is both above average, is influenced by experiences and lessons learned from the 2006 Earthquake, the strong values ​​of cooperation and independence, community initiatives through the Village DRR Forum, the role of village government, support from regional and central governments, contributions from non-government organizations, and the availability of village budgets. This research notes that enforcing assessment procedures and understanding assessment for facilitators and participants also influence the resulting value changes.