Mooiindie, Khansadhia Hasmaradana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ENHANCING KNOWLEDGE AND AWARENESS FOR MEASLES AND RUBELLA ELIMINATION TO PREVENT CONGENITAL RUBELLA SYNDROME IN KULON PROGO AND GUNUNGKIDUL REGENCIES Herini, Elisabeth Siti; Triono, Agung; Iskandar, Kristy; Indrawanti, Ratni; Sitaresmi, Mei Neni; Nuady, Albaaza; Prasetyo, Ashadi; Paramastuti, Avianti; Nugrahanto, Andika Priamas; Mooiindie, Khansadhia Hasmaradana; Damroni, Rais Aliffandy; Timoti, Joshua
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 19 No. 3 (2024): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v19i3.2024.442-452

Abstract

Introduction: Measles-Rubella (MR) Vaccination coverage is important in eliminating Congenital Rubella Syndrome (CRS). In 2023, Kulon Progo and Gunungkidul Regencies recorded 98.59% and 97.63%, respectively. We conducted campaign activities, introduced the Measles-Rubella (MR) vaccine, and implemented educational efforts crucial for controlling measles, rubella and CRS. A collaborative educational program was organized to improve the quality of promotive and preventive education provided to health workers and elementary teachers. Aims: To enhance the knowledge of health workers and elementary teachers regarding measles, rubella, CRS and elimination strategies in Kulon Progo and Gunungkidul Regency. Methods: This study employed a quasi-experimental, non-randomized design with no control group. The participants were selected from all primary health care centers and selected elementary schools in Kulon Progo and Gunungkidul Regency. Before and after a multi-modal educational program, knowledge of participants was measured using questionnaire and analyzed using Wilcoxon signed-rank test. Results: We included 72 health workers and 8 elementary teachers in Kulon Progo and Gunungkidul Regency. The results indicated an increase in knowledge among health workers regarding these topics. However, elementary teachers did not demonstrate statistically significant improvements in knowledge level, likely due to the small number of participants and a general lack of knowledge about these subjects among teachers. Conclusion: Multi-modal intervention enhanced the knowledge of health workers and elementary teachers about measles, rubella, CRS, elimination strategies of these diseases in two regencies of the Special Region of Yogyakarta. Therefore, it is essential that public health authorities should prioritize continuous and accessible education programs for them
Penyusunan dan Validasi Registri Epilepsi Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta Triono, Agung; Siti, Elisabeth Siti; Mooiindie, Khansadhia Hasmaradana; Hadiyanto, Marissa Leviani; Diantika, Kania; Wijayanti, Veronica Wulan; Sanjaya, Guardian Yoki; Iskandar, Kristy
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.298-305

Abstract

Latar belakang. Epilepsi pada anak adalah kondisi medis yang memerlukan pemantauan intensif. Data epidemiologis terkait epilepsi anak di Indonesia masih terbatas sehingga registri epilepsi yang terstruktur diperlukan untuk mengidentifikasi pola penyakit, respons terapi, dan karakteristik pasien.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan sistem registri epilepsi anak di RS Sardjito, Yogyakarta, serta untuk menganalisis data profil pasien epilepsi yang telah dimasukkan dalam registri tersebut.Metode. Penyusunan, pengembangan, dan pengisian registri klinis dilakukan pada tahun 2022 menggunakan formulir digital (eForm) berbasis platform District Health Information Software 2 (DHIS2) di RS Sardjito Yogyakarta. Validasi data dilakukan pada pasien epilepsi anak yang dirawat di rawat jalan pada periode April 2022 hingga Juli 2023.Hasil. Sebanyak 171 pasien epilepsi anak di RS Sardjito berhasil dimasukkan ke dalam sistem registri epilepsi anak dengan karakteristik onset usia terbanyak pada usia bayi berjumlah 75 anak (43,9%). Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan terdapat 73 anak (42,7%) kejang tidak terkontrol dan 98 anak (57,3%) kejang terkontrol.Kesimpulan. Registri epilepsi anak di RS Sardjito telah berhasil mencatat data dari 171 pasien dan memberikan informasi penting mengenai karakteristik penyakit dan terapi. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam kelengkapan data dan integrasi dengan sistem rekam medis elektronik, sistem registri ini menawarkan potensi besar untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan kebijakan kesehatan di Indonesia.