Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN ENTREPRENEURSHIP DAN DEVELOPING RELATIONSHIP UNTUK PENINGKATAN SEKTOR PARIWISATA PADA KOMUNITAS UMKM PRODUK UNGGULAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KOTA WAMENA Rudihartono Ismail; Tati Haryati; Rianik Thomas; Rika Wijayanti; Tri Novitasari Anggraeni
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 7: Desember 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v4i7.9111

Abstract

Untuk memperkuat hubungan antara UMKM dan pariwisata, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat harus bekerja sama dengan baik. Pemerintah harus membuat kebijakan untuk mendukung pertumbuhan UMKM dan sektor pariwisata. Pelaku usaha harus terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk mereka. Masyarakat harus aktif dalam menjaga budaya dan lingkungan. Bisnis kecil dan menengah (UMKM) dan pariwisata dapat bekerja sama untuk meningkatkan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika terjadi sinergi yang kuat. Kegiatan pengabdian ini difokuskan kepada konsep kewirausahaan dalam UMKM dan bagaimana membangun hubungan dengan pelanggan melalui beberapa tahap program dengan melakukan pendekatan secara induktif dan beberapa tahapan (Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Akhir). Tujuan pengabdian ini adalah untuk membantu memberikan pemahaman dan edukasi kepada pelaku UMKM (pengrajin noken di Pasar Potikelek dan peternak lebah madu) untuk meningkatkan kegiatan kewirausahaan pada bisnis yang dijalankan serta cara mempertahankan kualitas produk untuk meningkatkan penghasilan UMKM yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian Papua Pegunungan yang berdaompak pada sektor pariwisata
Implementasi Kebijakan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Masyarakat Wilayah Adat Suku Wio / Mukoko Suku Hubula Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua Indonesia Saifullah Anwar; Rudihartono Ismail; Dines Muni; Sahrail Robo
Jurnal Honai Vol 1 No 2 (2022): Juni
Publisher : LPPM UNAIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61578/honai.vol2.no1.art4

Abstract

Pembangunan lingkungan berkelanjutan menjadi bagian integral dari pendekatan kearifan lokal salah satunya pada suku wio/mukoko suku hubula. Berdasarkan Teori Merilee S. Grindle dalam kaitannya dengan suku wio/mukoko bahwa keberhasilan implementasi kebijakan dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan konteks kebijakan. Dalam hal konteks implementasi kebijakan terdiri dari 3 (tiga) prasyarat antara lain 1. keterlibatan pimpinan adat suku wio/mukoko, 2. bentuk kebijakan pembangunan lingkungan yang seperti apa yang diterapkan. 3. Kepatuhan dan daya tanggap. Data dalam penelitian ini bersumber dari studi kepustakaan yakni jurnal atau karya tulis yang relevan dan wawancara terhadap narasumber yang sesuai dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan lingkungan di Kabupaten Jayawijaya belum sepenuhnya melibatkan masyarakat hukum adat yang diakui. Hal ini tercermin dalam perda belum mengklasifikasikan pola lingkungan pada adat Suku Wio/Mukoko yang memiliki karakteristik tersendiri mulai dari keterlibatan pimpinan adat suku wio/mukoko, bentuk kebijakan pembangunan lingkungan yang seperti apa yang diterapkan, khususnya di Suku Wio/Mukoko membedakan tanah yang terdiri dari tanah sakral dan tanah keramat, yang dalam pengelolaan sumber daya alamnya terdiri dari Zona Okama/hutan dan Zona Selekma (permukiman) yang notabene diberikan perlakukan khusus yang berbeda dalam kaitannya dengan suatu pembangunan lingkungan. Serta, kepatuhan dan daya tanggap yang dimaksudkan bahwa dengan adanya pendekatan kearifan lokal maka akan muncul partisipasi untuk mengoptimalkan pembangunan dengan cara mematuhi kebijakan yang telah dicanangkan Pemerintah dan dapat berperan aktif untuk mengawasi pembangunan yang ada. Kepatuhan yang dimaksud adalah ketaatan internal masyarakat adat agar pembangunan lingkungan tetap berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Strategi Kebijakan Peningkatan Pembangunan: Studi Empiris Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia Telly Nancy Silooy; Agus Sumaryadi; Rudihartono Ismail; Tiomy Butsianto Adi
Jurnal Honai Vol 3 No 1 (2023): Desember
Publisher : LPPM UNAIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61578/honai.vol3.no2.art4

Abstract

Perekonomian Kabupaten Jayawijaya Tahun 2018 telah memasuki tahapan normal dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin kuat. Peningkatan kinerja ekonomi ini didukung baik oleh kondisi perekonomian nasional maupun kondisi perekonomian regional Papua yang terus membaik. Selain itu, berbagai faktor regional dan lokal seperti kondisi sosial dan keamanan yang semakin kondusif juga turut mendukung sehingga harapan pelaku ekonomi ataupun investor asing di daerah ini semakin membaik. Diakui bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Jayawijaya ke depan masih menghadapi sejumlah tantangan, baik karena belum membaiknya kondisi infrastruktur ekonomi daerah maupun karena dampak perubahan kondisi eksternal perekonomian nasional akibat tidak stabilnya harga minyak dunia dan tidak stabilnya perubahan nilai tukar mata uang asing. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dalam rangka penghitungan angka inflasi di Kabupaten Jayawijaya adalah dengan melakukan survey. Teknik Analisa data dalam menghitung tingkat Inflasi dapat dihasilkan dengan menghitung Angka Indeks Harga dengan metode Relatif Harga. Distribusi pendapatan mencerminkan kemerataan atau ketimpangan pendapatan penduduk di suatu daerah. Indikator yang sering digunakan untuk mengetahui kemerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan adalah Indeks Gini dan kriteria Bank Dunia. Kriteria Bank Dunia mendasarkan penilaian distribusi pendapatan atas pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk berpenghasilan terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata rata Inflasi di Kabupaten Jayawijaya sampai dengan bulan oktober tahun 2018 sebesar 0,22, NTP di kabupaten Jayawijaya pada bulan oktober 2018 sebesar 102,30, Kontribusi terbesar terhadap NTP adalah sektor tanaman pangan, Ratio Gini Kabupaten Jayawijaya sebesar 0,2638 dan masuk kategori Ketimpangan pendapatan rendah, Hasil perhitungan ratio gini memberikan hasil yang sama dengan kriteria yang ditetapkan oleh bank dunia. Sedangkan Pendapatan penduduk hampir dikeluarkan lebih tinggi untuk kebutuhan makanan.