Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN GURU PROFESIONAL SEBAGAI FASILITATOR DAN KOMUNIKATOR DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMPN SATAP RATENGGOJI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS FLORES Jariyah, Ainun; Navi, Lusia Herlina; Nona, Hadijah
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 2 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i2.5125

Abstract

Sebagai aspek kemanusiaan dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk berperan sebagai fasilitator, sesuai dengan kreasi kurikulum baru. Selain mampu menemukan dan memanfaatkan sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mereka, guru juga diharapkan berperan sebagai mentor. Kedudukan guru sebagai fasilitator dapat dikenali dari lima tanda. Segala sumber belajar disediakan oleh yang pertama, fasilitas belajar disediakan oleh yang kedua, mitra ditindaklanjuti oleh yang ketiga, tanggung jawab mengajar dilaksanakan oleh yang keempat, dan peserta didik disediakan oleh yang kelima dengan tidak bertindak sembarangan. Meski belum mencapai hasil terbaik, guru pada umumnya berusaha berperan sebagai fasilitator. Memperjelas peran guru sebagai fasilitator kegiatan belajar mengajar adalah tujuan dari esai ini.
PERAN MANAJEMEN DALAM PENINGKATKAN KUALITAS TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Mete, Yuliana Yenita; Navi, Lusia Herlina; Ego, Agnesia Aprilia; Mina, Estefania Inggrita
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 2 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i2.5249

Abstract

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber- sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan sumber daya manusia yang kita ketahui adalah tenaga pendidik dan kependidikan, atau sering kita sebut dengan guru. Untuk keberhasilan suatu lembaga pendidikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memenej tenaga pendidik dan kependidikan. Adapun aktivitas yang dilakukan dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan diawali dengan perencanaan pegawai ,pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai dan terakhir penilaian kinerja pegawai.Tiap-tiap tahapan di lakukan secara runtut untuk menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, handal dan tepat guna. Diharapkan dengan berjalannya kegiatan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional.
Eksplorasi Etnobotani Mesi Koro Gami sebagai Warisan Kuliner Lokal Suku Lio di Desa Wolotopo Kabupaten Ende Daud, Maimunah H.; Mina, Estevania Inggrita; Ego, Agnesia Aprilia; Navi, Lusia Herlina; Mbere, Olivia Aprianti
Biocaster : Jurnal Kajian Biologi Vol. 5 No. 3 (2025): July
Publisher : Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kamandanu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/biocaster.v5i3.528

Abstract

Mesi Koro Gami is a traditional food of the Lio people in Flores, East Nusa Tenggara, made from grated coconut roasted until dry and brown. This study aims to explore the process of making Mesi Koro Gami and the cultural values inherent in this food in the lives of the Lio people. The method used was descriptive qualitative, with data collection through interviews and direct field observations. The results show that Mesi Koro Gami has a distinctive savory taste and fragrant aroma, and is often consumed as a snack or mixed with staple foods such as sweet potatoes and corn. Besides being a daily food, Mesi Koro Gami also reflects a strong cultural heritage, demonstrating the close relationship between culinary practices and local community identity.