Latar Belakang: Peningkatan jumlah lansia setiap tahun menimbulkan tantangan fisik dan psikologis, seperti menurunnya fungsi tubuh, kemandirian, dan meningkatnya risiko kesepian. Caregiver berperan penting dalam mendukung lansia, namun kualitas hidup mereka turut memengaruhi efektivitas perawatan. Kualitas hidup pengasuh yang rendah dapat berdampak pada menurunnya kemandirian dan meningkatnya kesepian pada lansia. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kualitas hidup pengasuh dengan kemandirian dan loneliness geriatri di RSUD Waled. Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian terdiri dari 66 pasangan pengasuh dan geriatri yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, ADL (Barthel Index), dan UCLA Loneliness Scale Version 3. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman. Hasil: Sebagian besar pengasuh memiliki kualitas hidup cukup baik (78,8%). Sebagian besar geriatri termasuk kategori mandiri (66,7%) dan mengalami kesepian rendah (97%). Terdapat hubungan signifikan antara kualitas hidup pengasuh dengan kemandirian geriatri (r = 0,579; p = 0,000), serta hubungan signifikan antara kualitas hidup pengasuh dengan loneliness geriatri (r = 0,341; p = 0,005). Kesimpulan: Kualitas hidup pengasuh berhubungan positif dengan tingkat kemandirian geriatri dan negatif terhadap tingkat loneliness geriatri. Intervensi terhadap kesejahteraan pengasuh dapat menjadi strategi penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.