Jasa ekosistem pengaturan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisangkuy bagian tengah dan hulu mempunyai peran penting untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di wilayah bawahnya. Hal ini terkait dengan kebutuhan air sehari-hari ataupun terkait dengan ancaman bencana, dikarenakan kerusakan ekosistem di wilayah atas dapat mendatangkan bencana banjir seperti yang selama ini terjadi di daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan memantau jasa ekosistem pengatur air berdasarkan karakteristik biofisik wilayah. Pendekatan yang digunakan berbasis Multi Criteria Evaluation (MCE) terhadap tiga parameter utama yaitu Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), dan kemiringan lereng. Data utama yang digunakan adalah DEM SRTM 30m dan citra satelit Landsat 5 TM dan 8/9 OLI-TIRS periode 2000–2024. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai TWI daerah penelitian secara keluasan didominasi oleh kelas “tinggi” (40,72 %) dan “sangat tinggi” (36,79 %). Adapun untuk kelas lereng didominasi oleh kelas “agak curam” (23,09%) dan “curam” (23,07%). Sementara itu untuk kerapatan vegetasi (NDVI) terjadi perubahan luasan yang cukup dinamis. Kelas “sangat rapat” mengalami penambahan luas cukup signifikan dari 0,43 % (2000) menjadi 1,19 % (2004), dan meningkat tajam menjadi 45,26 % (2024). Sementara itu pada kelas “rapat” sempat naik dari 30,53 % (2000) menjadi 38,58 % (2004), namun mengalami penurunan menjadi 26,16 % (2024). Untuk kelas kerapatan “sedang” sempat naik dari 45,05 % (2000) menjadi 47,43 % (2004) namun turun menjadi 18,47% (2024). Dinamika perubahan luas ini berdampak pada nilai jasa ekosistem pengatur air dimana kelas “tinggi” sempat turun dari 37,95% (2000) menjadi 17,23 % (2004), namun meningkat kembali menjadi 37,76 % (2024). Temuan ini menegaskan bahwa telah terjadi perbaikan ekosistem DAS Cisangkuy bagian tengah dan hulu dalam kurun waktu 20 tahun (2004 ke 2024). Diharapkan kondisi ekosistem tetap terjaga atau membaik sehingga dapat menekan dampak banjir wilayah hilir di masa mendatang.