Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KONSELING BUDAYA PESANTREN (STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI SANTRI BARU) Fitri Rahmawati, Rukhaini
KONSELING RELIGI Vol 7, No 1 (2016): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v7i1.1359

Abstract

AbstrakSetiap lembaga pendidikan tentu mempunyai tujuan pendidikan, salah satunya yaitu mengantarkan para peserta didiknya menjadi manusia yang mampu mengembangkan kompetensi dirinya sehingga mampu menjadi individu yang mempunyai ketrampilan, daya saing dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Tak terkecuali pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam, yang membekali para santrinya dengan berbagai ilmu dan ketrampilan disamping ilmu agama. Tulisan ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Al-Mukmin Muhammadiyah Tembarak Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bentuk bimbingan dan konseling yang diberikan pihak pesantren terhadap santri baru pada satu tahun pertama kehidupan di pesantren. Bimbingan yang diberikan khususnya terkait dengan adaptasi santri terhadap budaya pesantren, yang meliputi, kegiatan, bahasa, peraturan, lingkungan dan sosial serta bimbingan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa praktik bimbingan dan konseling yang dilakukan di pondok pesantren Al-Mukmin dapat dikatakan kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberian konseling yang masih bersifat kastuistik dan belum bersifat preventif. Sehingga permasalahan-permasalahan yang muncul pada santri baru dari tahun ke tahun hampir serupa, sedangkan hal tersebut dapat diatasi atau diminimalisir.AbstractCULTURAL COUNSELLING PESANTREN (DESCRIPTIVE STUDY OF THE MINISTRY OF GUIDANCE COUNSELING FOR NEW STUDENTS). Each education institution of course has the purpose of education, one that drove the participants their students to people who are able to develop competencies itself so that it can be individuals who have the skill and competitiveness and useful to himself and others. Boarding school no exception as one of the Islamic education institutions that cater for his students with a variety of knowledge and skills in addition to the science of religion. This article is the result of research done in  al-Mu'min Muhammadiyah Tembarak Temanggung boarding school. This research aims to know and analyze the form of guidance and counselling given by pesantren for new students in the first year of life in boarding school. The guidance given especially related with students adaptation against the culture of boarding school, which covers, activities Bible, regulations, environmental and social as well as academic guidance. This research is a qualitative research method using field research. From the research done obtained the result that the practice of guidance and counseling is done in  al-Mu'min boarding school can say less maximum. This can be seen from the gift that is still impossible counselling and not be preventive measures. So the problems that appear on the new students from year to year almost identical, while it can be overcome or minimised. 
KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM PRESPEKTIF ISLAM (KAJIAN TAFSIR IBNU KATSIR) Rahmawati, Rukhaini Fitri
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 2, No 1 (2017): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah (Article in Press)
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi pemimpin merupakan hal yang mudah namun menjadi pemimpin yang baik dan mampu mengemban tanggungjawabnya bukanlah perkara yang mudah.Dalam Islam menjadi seorang pemimpin atau khalifah merupakan salah satu tugas manusia sehingga Islam begitu cermat mengatur hal tentang  kepemimpinan. Dalam berbagai ayat dijelaskan berkaitan dengan konsep kepemimpinan, karakteristik seorang pemimpin yang ideal hingga bagaimana memilih pemimpin dalam Islam. Makalah ini akan menjelaskan karakteristik-karakteristik seorang pemimpin berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan tafsir yang dilakukan oleh Ibnu Katsir.          
KADERISASI DAKWAH MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Rahmawati, Rukhaini Fitri
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 1, No 1 (2016): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren pada hakikatnya tidak hanya menyiapkan parasantrinya untuk menjadi manusia yang berkarakter religus sertaberpengetahuan luas., namun pesantren juga menggodog psikologisantrinya agar menjadi pribadi yang peka dan peduli terhadaplingkungannya. Kesadaran akan lingkungan sekitar merupakanbekal utama ghirah seorang pendakwah, karena tanpa kesadarandan rasa peduli maka semboyan dakwah amar ma’ruf nahi munkar tidak akan dapat terwujud. Konsep pendidikan pesantren yang sengaja di desain sedemikian rupa bertujuan agar para santri yangnanatinya lulus menjadi SDM yang siap untuk mendakwahkannilai-nilai islam dimanapun mereka berada. Tulisan ini mencobamenjelaskan konsep kegiatan yang dilakukan oleh lembagapendidikan islam khususnya madrasah dan pondok pesantrendalam menyiapkan para siswa/santrinya menjadi kader penerusdakwah. Berbagai aturan yang dikonsep untuk mengembangkankarakter juga diterapkan seperti kebersamaan, kesederhanaan,karakter individual dan berorganisasi. Dengan demikian,kegiatan yang ada di madrasah dan pesantren selalu ditujukanuntuk menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam diri parasiswanya. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk meregenerasiSDM yang tidak hanya mumpuni dalam menyebarkan ajaranislam namun juga dakwah dalam memajukan umat islam di segala aspek kehidupan baik itu pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial.
KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM PRESPEKTIF ISLAM (KAJIAN TAFSIR IBNU KATSIR) Rukhaini Fitri Rahmawati
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 2, No 1 (2017): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah (Article in Press)
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi pemimpin merupakan hal yang mudah namun menjadi pemimpin yang baik dan mampu mengemban tanggungjawabnya bukanlah perkara yang mudah.Dalam Islam menjadi seorang pemimpin atau khalifah merupakan salah satu tugas manusia sehingga Islam begitu cermat mengatur hal tentang  kepemimpinan. Dalam berbagai ayat dijelaskan berkaitan dengan konsep kepemimpinan, karakteristik seorang pemimpin yang ideal hingga bagaimana memilih pemimpin dalam Islam. Makalah ini akan menjelaskan karakteristik-karakteristik seorang pemimpin berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan tafsir yang dilakukan oleh Ibnu Katsir.          
KADERISASI DAKWAH MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Rukhaini Fitri Rahmawati
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 1, No 1 (2016): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren pada hakikatnya tidak hanya menyiapkan parasantrinya untuk menjadi manusia yang berkarakter religus sertaberpengetahuan luas., namun pesantren juga menggodog psikologisantrinya agar menjadi pribadi yang peka dan peduli terhadaplingkungannya. Kesadaran akan lingkungan sekitar merupakanbekal utama ghirah seorang pendakwah, karena tanpa kesadarandan rasa peduli maka semboyan dakwah amar ma’ruf nahi munkar tidak akan dapat terwujud. Konsep pendidikan pesantren yang sengaja di desain sedemikian rupa bertujuan agar para santri yangnanatinya lulus menjadi SDM yang siap untuk mendakwahkannilai-nilai islam dimanapun mereka berada. Tulisan ini mencobamenjelaskan konsep kegiatan yang dilakukan oleh lembagapendidikan islam khususnya madrasah dan pondok pesantrendalam menyiapkan para siswa/santrinya menjadi kader penerusdakwah. Berbagai aturan yang dikonsep untuk mengembangkankarakter juga diterapkan seperti kebersamaan, kesederhanaan,karakter individual dan berorganisasi. Dengan demikian,kegiatan yang ada di madrasah dan pesantren selalu ditujukanuntuk menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam diri parasiswanya. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk meregenerasiSDM yang tidak hanya mumpuni dalam menyebarkan ajaranislam namun juga dakwah dalam memajukan umat islam di segala aspek kehidupan baik itu pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial.
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Local Indegenous di Desa Dukuhwaringin Dawe Kudus Ulya Fawaida; Rukhaini Fitri Rahmawati
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 8 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v8i2.3795

Abstract

Pengembangan dibidang sektor pariwisata merupakan upaya yang dilakukan untuk menambah dan meningkatkan pendapatan pada daerahnya. Dalam pengembangan wisata disuatu daerah harus didasarkan pada perencanaan, pengembangan dan pengelolaan wisata yang jelas agar semua potensi yang dimiliki suatu daerah wisata tersebut dapat diberdayakan dengan optimal. Wisata dukuhwaringin merupakan wisata yang terletak di dukuhwaringin kecamatan colo kabupaten kudus dengan objek wisata berupa air terjun dan kampung wisata lebah. Kedua objek ini memiliki daya tarik wisata sehingga pemerintah setempat bersama pokdarwis mengembangkan wisata dukuhwaringin. Penelitian ini menggunakan metode Asset Based Community Development (ABCD). Teknik pengumpulan data meliputi angket, observasi dan dokumentasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa untuk mengembangkan wisata dukuhwaringin dengan cara pemberian pendampingan berupa pemahaman tentang mitigasi bencana, pres daun, gesek daun, dan pembuatan soufenir dari resin yang dapat di jadikan soufenih khas untuk wisatawan. Dengan membekali banyak ketrampilan untuk pokdarwis akan meningkatkan semangat dalam mengembangkan desa wisata. Sedangkan untuk meningkatkan wisatawan adalah dengan promosi melalui akun media sosial baik dari individu, pemerintah setempat dan penyediaan pelayanan yang nyaman untuk para penginap yang menggunakan home stay yang ada di desa dukuhwaringin.
Difusi Sistem E-SPMI di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus; Analisis Model Rogers Rahmawati, Rukhaini Fitri; Muchsin, Muchsin; Faishol, Muhammad; Shofwani, Siti Aniqoh
QUALITY Vol 11, No 2 (2023): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/quality.v11i2.23576

Abstract

Diffusion of E-SPMI System at State Islamic Institute (IAIN) of Kudus; Analysis of Rogers Model. This article discusses the diffusion process of the E-SPMI system at IAIN Kudus. The E-SPMI system was put in place with the aim of improving the quality assurance system, especially in the implementation of the PPEPP cycle. The purpose of this study is to find out how the diffusion process of the E-SPMI system and what factors influence it. The results show that the diffusion process goes through several stages, starting from the knowledge stage, which encourages institutions to develop E-SPMI because of the need for innovation and efficiency in quality assurance. Furthermore, the persuasion stage involves socializing the concept and advantages of E-SPMI to related parties and stakeholders. The great advantages and efficient costs of E-SPMI encourage a collective decision to adopt it. Implementation begins with E-SPMI data filled by study programs and supervised by LPM. Although the results of implementation could not yet be measured during the confirmation phase, leadership support and positive user perceptions point to a bright future. Factors that influence the technology diffusion process in higher education environments. Factors such as perspective, data complexity, and data integration in the SMURT system affect the diffusion process of E-SPMI.Artikel ini membahas proses difusi sistem E-SPMI di IAIN Kudus. Sistem E-SPMI diberlakukan dengan tujuan untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu khususnya dalam pelaksanaan siklus PPEPP. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses difusi sistem E-SPMI dan faktor apa sea yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses difusi melewati beberapa tahap, dimulai dari tahap pengetahuan, yang mendorong institusi untuk mengembangkan E-SPMI karena kebutuhan akan inovasi dan efisiensi dalam penjaminan kualitas. Selanjutnya, tahap persuasi melibatkan sosialisasi konsep dan keunggulan E-SPMI kepada pihak terkait dan pemangku kepentingan. Keunggulan besar dan biaya efisien E-SPMI mendorong keputusan kolektif untuk mengadopsinya. Implementasi dimulai dengan pengisian data E-SPMI oleh program studi dan diawasi oleh LPM. Meskipun hasil implementasi belum dapat diukur selama fase konfirmasi, dukungan pimpinan dan persepsi positif pengguna menunjukkan masa depan yang cerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi teknologi di lingkungan pendidikan tinggi. Faktor-faktor seperti perspektif, kompleksitas data, dan integrasi data dalam sistem SMURT mempengaruhi proses difusi E-SPMI.
Strategy Analysis of KOTAKU (Slum-Free City) Program on Housing and Environmental Problems in Kudus Regency Saefudin, Achmad; Rahmawati, Rukhaini Fitri; Muharram, R. Hefi Achid
IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching Vol 8, No 2 (2024): IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v8i2.29229

Abstract

This research analyzes the problem of slum settlements in Indonesia, focusing on Kudus Regency. The main issues identified include rapid population growth, limited land, and lack of basic infrastructure. The method used is secondary data analysis from various official sources and literature studies. The research results show that around 15% of residential areas in Kudus are categorized as slums, with the main problems including poor sanitation, inadequate drainage, and building density. This research concludes that an integrated approach involving collaboration between the government, the private sector, and the community is needed to develop innovative and sustainable solutions to overcome the problem of slum settlements in Kudus Regency.
Determination of Institutional and Individual Factors for the Implementation of the Merdeka Belajar Kampus Merdeka Rahmawati, Rukhaini Fitri; Maghfirah, Nuril
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : LETIGES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35723/ajie.v9i2.169

Abstract

This study analyzes the multifaceted relationship between institutional and personal determinants that mold the execution of the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program at the Faculty of Da'wah and Communication in particular State Islamic Universities (PTKIN) in Central Java and Yogyakarta. The analysis seeks to chart strategic priorities for implementing MBKM in the religious higher education setting. This research uses a qualitative descriptive field study approach. Data were collected through semi-structured interviews, non-participant observations, and document reviews from purposively selected informants like faculty heads, lecturers, students, and external partners. The data were evaluated using the Miles and Huberman interactive model, supported by triangulation, member checking, and peer debriefing to ensure validity. The study finds that successful MBKM execution is greatly influenced by strategic interunit communication, adaptive organizational structure, and incorporation into existing academic systems. Conversely, key inhibiting elements include bureaucratic rigidity, nonstandardized assessment processes, limited socialization, budgetary constraints, and weak external collaboration. These dynamics reflect the practical application of Pressman & Wildavsky's policy implementation theory, Mazmanian & Sabatier's structural framework, and Lewin's Unfreeze–Change–Refreeze model, demonstrating that effective policy adoption necessitates structural transformation and cultural adaptation. This research is exploratory and context-specific, focusing on selected PTKIN in Central Java and DI Yogyakarta. It does not include longitudinal data or viewpoints from alums and national-level stakeholders, restricting its generalizability. This study contributes to the literature by offering an in-depth policy analysis of MBKM implementation in religious higher education institutions using a combination of classic policy implementation and organizational change theories—an approach infrequently used in previous research in this domain.