Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ESCHATOLOGICAL ANALYSIS: ANGELS CAPTURED AND BOUND THE DEVIL FOR A THOUSAND YEARS, STUDY OF REVELATION 20:2 Banarto, Kris; Kansil, Dicky Welly
Diegesis : Jurnal Teologi Vol 10 No 1 (2025): DIEGESIS: JURNAL TEOLOGI
Publisher : Publisher: Bethel Press; Unit Penerbit: STT Bethel Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46933/DGS.vol10i146-64

Abstract

The Millennial Kingdom is often understood differently by believers, in general some believe that the Millennial Kingdom will happen in the future, some believe that the Millennial Kingdom does not exist, and argue that the Millennial Kingdom is already happening now. Regarding the rapture, there are also various opinions, some believe that before the seven-year period of the antichrist the church of God will be raptured so that it will not experience torture, others argue that the church will be raptured after the three and a half years of the antichrist, and another view says that the church of God will only be raptured after the end of the antichrist. These differences in views must be straightened out according to God's teachings in the Bible, with biblical hermeneutic analysis. This study aims to find out how angels capture and bind the devil for a thousand years. This research method uses literature studies, exegeses and hermeneutics of verses, and interpretations of theologians. The conclusion of this study is that the devil is bound for a thousand years as proof of the prophecy that there will be a time when the Lord Jesus will rule theocratically together with believers and so that the devil does not lead the nations astray.
Tantangan Melayani di Tengah Kesibukan Dunia: Antara Panggilan dan Tuntutan Bekerja, Kajian Lukas 10:41-42 Banarto, Kris; Hamonangan Sahat Silaban, Guntur
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i2.3263

Abstract

Dalam kehidupan modern yang ditandai dengan ritme cepat dan tuntutan pekerjaan yang tinggi, umat Kristen dihadapkan pada dilema antara memenuhi panggilan untuk melayani Tuhan dan memenuhi kewajiban profesional serta tanggung jawab hidup sehari-hari. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada fenomena umum di mana pelayanan sering kali menjadi prioritas kedua setelah pekerjaan duniawi, meskipun Alkitab secara tegas memanggil setiap orang percaya untuk terlibat dalam pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam tantangan-tantangan yang dihadapi umat Kristen dalam mempertahankan komitmen pelayanan di tengah kesibukan dunia, serta untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip biblika dan solusi praktis yang dapat diterapkan. Fokus penelitian diarahkan pada analisis teologis mengenai konsep pelayanan, hambatan-hambatan yang muncul akibat tekanan dunia kerja, serta pendekatan praktis yang mendukung pelayanan berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, di mana data dikumpulkan melalui telaah literatur dari berbagai sumber seperti Alkitab, buku-buku teologi pelayanan, jurnal akademik, dan tulisan-tulisan para teolog kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan terbesar terletak pada konflik prioritas, kurangnya pemahaman akan makna pelayanan yang holistik, serta minimnya dukungan komunitas gerejawi dalam memfasilitasi pelayanan yang fleksibel. Namun demikian, literatur menegaskan bahwa pelayanan bukanlah aktivitas tambahan, melainkan panggilan hidup yang dapat diwujudkan secara kreatif di berbagai ruang kehidupan, termasuk dalam dunia kerja itu sendiri. Kesimpulannya, gereja perlu membina pemahaman teologis yang kuat tentang pelayanan sebagai bagian integral dari hidup orang percaya dan mendorong model pelayanan yang adaptif, agar umat mampu menjawab panggilan Allah tanpa mengabaikan tanggung jawab duniawinya.
Dilematika Pelayanan Pastoral Antara Kristus, Keluarga, dan Jemaat Banarto, Kris; Siringoringo, Maruhal
Action Research Literate Vol. 9 No. 1 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i1.2601

Abstract

Akhir-akhir ini kita mendengar kabar mengenai sebagian pendeta atau gembala yang berperilaku kurang baik, mulai dari melakukan perzinahan, perceraian, dan anak-anaknya yang berperilaku buruk. Sementara pendeta tersebut adalah pendeta yang cukup populer dan memimpin begitu banyak jemaat. Khotbah-khotbahnya dapat menginspirasi banyak orang, tetapi ironisnya dia tidak memiliki keluarga yang harmonis. Kesibukan berkhotbah, padatnya pelayanan, dan ibadah menjadikan pendeta kurang dalam membangun persekutuan dengan Tuhan. Selain itu waktu untuk berkumpul dengan keluarga menjadi terbatas. Pendampingan, pendidikan, pengasuhan kepada anak-anaknya menjadi terabaikan. Masalah-masalah ini dapat terjadi karena tidak adanya prioritas dalam pelayanan. Tujuan penelitian ini hendak mengungkap apa saja prioritas yang perlu dilakukan dalam pelayanan pastoral. Persekutuan dengan Kristus menjadi prioritas pertama dan utama yang perlu dilakukan pendeta, kemudian keluarga menjadi pelayanan yang kedua, dilanjutkan pelayanan kepada jemaat sebagai prioritas ketiga, dan interaksi dengan masyarakat menjadi prioritas terakhir.
A Theological Perspective on the LGBTQ+ Phenomenon and the Importance of Providing Education to Church Congregations Banarto, Kris; Silaban, Guntur Hamonangan Sahat
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 6 No. 10 (2025): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v6i10.1913

Abstract

LGBTQ+ has become a phenomenon and polemic, even with a fairly massive campaign they claim LGBTQ+ as a lifestyle. In the past, this activity was carried out in secret and now it is done openly. The significant development from year to year by this community cannot be separated from the support of the state that legalizes same-sex marriage, until now there have been at least 38 countries. (Liputan6.com, January 24, 2025). Churches in 38 countries have partly legalized same-sex marriage and can perform marriage blessings by priests. With the phenomenon of LGBTQ+ behavior, this article presents a theological view of the LGBTQ+ phenomenon. To anticipate the congregation from the influence of this group, the church needs to be present to provide education about LGBTQ+ biblically so that the congregation has a strong faith and is not influenced by this deviant movement. The author understands that there are already many articles that discuss LGBTQ+ theologically, but those that discuss education for the congregation specifically do not exist or are still limited. The research method used is a literature study of biblical exegesis, especially regarding Imago Dei and Creation Theology and the need for education, supplemented by the opinions of theologians, commentaries, journal studies, books, and other literature. The author found that LGBTQ+ behavior is contrary to the Bible, so it is important to have an educational pattern for the congregation with comprehensive materials and methods adjusted to the age level of the congregation so that education is effective.
Salvation by Faith in the Age of Consumerism : The Relevance of Sola Fide for Spirituality Evangelicalism Today Banarto, Kris; Welly Kansil, Dicky
Devotion : Journal of Research and Community Service Vol. 6 No. 10 (2025): Devotion: Journal of Community Research
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/devotion.v6i10.25572

Abstract

The phenomenon of consumerism in the modern era has influenced various aspects of human life, including Christian spirituality. Consumerism places the value of life on material possessions, luxury, and personal achievement, often shifting the understanding of faith to merely a means of obtaining physical blessings. This poses a challenge for the Evangelical movement rooted in the doctrine of sola fide, namely the belief that salvation is obtained only through faith in Jesus Christ, not through human effort or achievement. The main problem examined in this research is how the relevance of sola fide can be understood and lived out in a society dominated by a consumerist mindset. The purpose of this research is to explain the theological meaning of sola fide according to the Bible, analyze the influence of consumerism on Evangelical spirituality, and emphasize the practical relevance of the doctrine for the life of faith today. This research uses a qualitative method with a literature study approach and Evangelical hermeneutic analysis of the biblical text and the thoughts of Evangelical theologians. The results show that sola fide rejects spirituality that is centered on achievement or material wealth, affirming that the believer's identity is entirely rooted in God's grace in Christ. Consumerism has been proven to weaken the sense of faith by replacing God's grace with worldly values. Therefore, sola fide has contextual relevance for correcting and renewing evangelical spirituality, guiding the church to teach a simple lifestyle, pure faith, and a focus on Christ as the center of salvation.
Perspektif Kerajaan Allah Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya: Studi Matius 6:33 Banarto, Kris; Sahat Silaban, Guntur Hamonangan
Action Research Literate Vol. 9 No. 2 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i2.2655

Abstract

Kerajaan Allah merupakan konsep sentral dalam ajaran Yesus yang memiliki dimensi teologis dan praktis bagi kehidupan orang percaya. Matius 6:33 menekankan pentingnya mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya sebagai prioritas utama dalam kehidupan, yang sering kali disalahartikan sebagai jaminan berkat material. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna sejati dari Kerajaan Allah dalam Injil Matius dan implikasinya bagi umat Kristen masa kini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research) dan analisis eksegetis terhadap teks Injil Matius. Data dikumpulkan dari berbagai literatur teologis, tafsir Alkitab, dan penelitian terdahulu yang membahas konsep Kerajaan Allah. Teknik analisis isi digunakan untuk mengkaji pemahaman teks secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencari Kerajaan Allah bukan sekadar upaya memperoleh berkat jasmani, tetapi merupakan panggilan untuk hidup dalam ketaatan dan keselarasan dengan kehendak Tuhan. Pemenuhan kebutuhan material merupakan konsekuensi dari kehidupan yang berpusat pada nilai-nilai spiritual dan kebenaran Allah. Penelitian ini juga mengidentifikasi adanya kesalahpahaman di kalangan umat yang mengasosiasikan Kerajaan Allah dengan doktrin kemakmuran semata. Implikasi dari penelitian ini menegaskan pentingnya pemahaman teologis yang benar dalam praktik keimanan, sehingga umat percaya dapat menjalankan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Tantangan Melayani di Tengah Kesibukan Dunia: Antara Panggilan dan Tuntutan Bekerja, Kajian Lukas 10:41-42 Banarto, Kris; Hamonangan Sahat Silaban, Guntur
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i2.3263

Abstract

Dalam kehidupan modern yang ditandai dengan ritme cepat dan tuntutan pekerjaan yang tinggi, umat Kristen dihadapkan pada dilema antara memenuhi panggilan untuk melayani Tuhan dan memenuhi kewajiban profesional serta tanggung jawab hidup sehari-hari. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada fenomena umum di mana pelayanan sering kali menjadi prioritas kedua setelah pekerjaan duniawi, meskipun Alkitab secara tegas memanggil setiap orang percaya untuk terlibat dalam pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam tantangan-tantangan yang dihadapi umat Kristen dalam mempertahankan komitmen pelayanan di tengah kesibukan dunia, serta untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip biblika dan solusi praktis yang dapat diterapkan. Fokus penelitian diarahkan pada analisis teologis mengenai konsep pelayanan, hambatan-hambatan yang muncul akibat tekanan dunia kerja, serta pendekatan praktis yang mendukung pelayanan berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, di mana data dikumpulkan melalui telaah literatur dari berbagai sumber seperti Alkitab, buku-buku teologi pelayanan, jurnal akademik, dan tulisan-tulisan para teolog kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan terbesar terletak pada konflik prioritas, kurangnya pemahaman akan makna pelayanan yang holistik, serta minimnya dukungan komunitas gerejawi dalam memfasilitasi pelayanan yang fleksibel. Namun demikian, literatur menegaskan bahwa pelayanan bukanlah aktivitas tambahan, melainkan panggilan hidup yang dapat diwujudkan secara kreatif di berbagai ruang kehidupan, termasuk dalam dunia kerja itu sendiri. Kesimpulannya, gereja perlu membina pemahaman teologis yang kuat tentang pelayanan sebagai bagian integral dari hidup orang percaya dan mendorong model pelayanan yang adaptif, agar umat mampu menjawab panggilan Allah tanpa mengabaikan tanggung jawab duniawinya.
The Role of Christian Ethics in Corporate Leadership by Implementing the Leader Model - Shepherd Banarto, Kris; Yosef, Hery Budi; Pasaribu, Endang
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v6i4.1691

Abstract

Currently, the behavior of community life is experiencing a decline in ethics, they practice ethics based on what is allowed or not allowed and not based on good or bad. In the corporate environment, Christian leaders are still found who have not shown an example that they are followers of Christ. Meanwhile, Christian leaders will be observed by non-Christian employees whose leadership should have a positive impact, especially in spiritual matters. This study uses a qualitative method by analyzing data through literature studies. To find out the problems in their entirety, data sources related to Christian ethics, leadership, and information from the Bible are obtained. Christian ethics are one of the important factors for the success of Christian leaders in companies. The leader-shepherd model is a Christian leader who uses the spirit of a shepherd in practicing his leadership by seeing his employees as sheep that must be shepherded with love, attention, patience, and even leaders who are willing to sacrifice for their employees