The number of visitors to ASB Beach Ecotourism has not sufficiently supported the livelihoods of the MFFG ASB community post-COVID-19 and amidst ongoing coastal abrasion. To address this issue, an initiative is required to enhance the income of MFFG ASB by leveraging local resources, specifically through the processing of fresh fish into crackers. Tamban fish, abundant in the Pantai Labu sub-district, has significant but underutilized economic potential for this purpose. The goal of this community service project is to empower MFFG ASB to increase its income by transferring technology via tamban fish cracker-making training. This training, held on August 5, 2024, featured trainers from the Marine Service and included 15 participants, along with lecturers, Marine Service staff, students, and MFFG ASB members. The training resulted in the production of savory and delicious crackers, although there remain areas for improvement, particularly concerning the moisture content of the final product. It is anticipated that this initiative will not only enhance the viability of MFFG ASB in managing ASB Beach Ecotourism but also contribute positively to the local economy and community well-being in the future. Kedatangan penunjung ke Ekowisata Pantai ASB belum bisa memberikan kontribusi yang memadai kepada kehidupan KTHM ASB paska Covid 19 dan Abrasi Pantai. Dibutuhkan suatu kegiatan yang bisa meningkatakan pendapatan KTHM ASB dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya seperti pengolahan Ikan segar menjadi kerupuk. Ikan Tamban adalah bahan utama kerupuk yang digunakan dan merupakan potensi yang berlimpah namun non ekonomis di kecamatan pantai labu, tempat domisili Pantai ASB. Tujuan PkM ini adalah KTHM ASB bisa meningkatkan pendapatannya melalui transfer teknologi melalui pelatihan pembuatan kerupuk ikan tamban agar bisa menjadi cikal bakal produk UMKM yang bisa bersaing di pasaran. Pelatihan dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2024 dengan menghadirkan pelatih dari Dinas Kelautan. Peserta yang berpartisipasi berjumlah 15 orang ditambah Dosen, Staf Dinas Kelautan, mahasiswa dan anggota KTHM ASB. Hasil pelatihan kerupuk menghasilkan kerupuk yang gurih dan lezat walaupun perlu beberapa hal yang terus dievaluasi dan diperbaiki. Diharapkan kegiatan ini bisa membuat KTHM ASB sembari mengelola Ekowisata Pantai ASB juga eksis dan sukses dimasa yang akan datang dan mampu memproduksi kontribusinya kepada ekonomi dan masyarakat.