Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan utama dalam pendidikan abad ke-21. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kemampuan berpikir kritis diukur melalui empat indikator utama, yaitu interpretasi, analisis, menyimpulkan, dan menjelaskan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui tes pilihan ganda dan dianalisis menggunakan rumus persentase dan dikonversikan ke dalam tabel kriteria berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah, dengan rata-rata persentase sebesar 34,26%. Indikator interpretasi berada pada kategori rendah (39,35%), analisis dalam kategori sedang (48,06%), menyimpulkan dalam kategori rendah (30,92%), dan menjelaskan dalam kategori sangat rendah (20,65%). Hasil ini mengindikasikan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami, menganalisis, menarik kesimpulan, serta menjelaskan suatu konsep secara logis dan sistematis. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan berpikir kritis meliputi kurangnya latihan soal berbasis pemecahan masalah, metode pembelajaran yang kurang mendukung pengembangan berpikir kritis, serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang interaktif. Temuan ini menegaskan pentingnya penguatan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penerapan metode pembelajaran aktif, pemanfaatan media pembelajaran interaktif, serta pemberian latihan soal berbasis masalah menjadi rekomendasi utama untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA.