Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI KASUS DINAMIKA KESEPIAN DALAM PERNIKAHAN JARAK JAUH Salma Zahra; Gisella Arnis Grafiyana; Dyah Astorini Wulandari; Uswatun Hasanah
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 9 No 2 (2024): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v9i2.8310

Abstract

The phenomenon of loneliness in long-distance marriages necessitates an exploration of the factors that influence it. This study aims to understand the dynamics of loneliness experienced by couples in long-distance marriages. The context of long-distance marriages in this region presents unique challenges, often marked by emotional, social, and psychological difficulties. The research employs a qualitative methodology with a case study approach, involving observations and in-depth interviews with three participants. The collected data were thematically analyzed to identify key patterns influencing loneliness in long-distance relationships. The findings indicate that social perceptions, gender roles, the interaction between emotional and physical needs, and psychological adaptation to uncertainty play crucial roles in shaping the experience of loneliness in long-distance marriages. The study also reveals that shifts in power dynamics and communication strategies significantly impact the quality of relationships in long-distance marriages. In conclusion, loneliness in long-distance marriages results from a complex interaction of various factors, requiring effective adaptation strategies to maintain relationship quality. This research provides important insights into the understanding of loneliness in long-distance marriages and offers guidance for developing interventions to help couples overcome these challenges. Fenomena kesepian dalam pernikahan jarak jauh menimbulkan kebutuhan untuk mengeksplorasi faktor- faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika kesepian yang dialami oleh pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh. Fenomena pernikahan jarak jauh memberikan konteks khusus, di mana pernikahan jarak jauh seringkali diwarnai oleh tantangan emosional, sosial, dan psikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang melibatkan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga partisipan. Data yang dikumpulkan dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama yang mempengaruhi kesepian dalam hubungan jarak jauh. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat lima makna penting mendasari dinamika kesepian dalam pernikahan jarak jauh yaitu merasa tidak dihargai, jenuh, resah, tidak terbuka, dan salah paham. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi sosial, peran gender, interaksi kebutuhan emosional dan fisik, serta adaptasi psikologis terhadap ketidakpastian memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman kesepian dalam pernikahan jarak jauh dan menemukan bahwa pergeseran dinamika kekuatan dan strategi komunikasi berperan signifikan dalam mempengaruhi kualitas hubungan pasangan pernikahan jarak jauh. Kesepian dalam pernikahan jarak jauh merupakan hasil interaksi kompleks antara berbagai faktor yang memerlukan strategi adaptasi yang efektif untuk menjaga kualitas hubungan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang kesepian dalam pernikahan jarak jauh dan menawarkan wawasan bagi pengembangan intervensi yang dapat membantu pasangan mengatasi tantangan tersebut.
The influence of emotional intelligence and peer social support on subjective well-being in early adolescents at SMP Istiqomah Sambas Boarding School Purbalingga Sri Muspitasari; Nia Anggri Noveni; Suwarti; Gisella Arnis Grafiyana
Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 19 No. 2 (2024): Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/psikologia.v19i2.17606

Abstract

Adolescence is a period of development marked by upheaval and conflict, which can explain the problems experienced by students at Islamic boarding schools.  This is related to students' comfort while living in Islamic boarding schools, which can reduce the level of subjective well-being of teenagers. This research examined the influence of emotional intelligence and peer social support on subjective well-being in early adolescents at SMP Istiqomah Samabas Boarding school Purbalingga. This research uses a quantitative approach with multiple linear regression analysis methods. This research used a saturated sampling technique in which the entire population was sampled, a total of 118 students, with 60 male students and 58 female students. The measuring instruments used are the subjective well-being scale (SwLS and SPANE), the emotional intelligence scale (EII), and the peer social support scale (SSSS). This research shows a significant influence between emotional intelligence and peer social support on subjective well-being, with a value of F=18.158, P=0.000, and R Square of 0.240, meaning that emotional intelligence and peer social support contribute 24% to subjective well-being. It is essential to carry out positive activities to develop emotional intelligence and team activities to foster a sense of friendship to increase high subjective well-being.
SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP QUARTER LIFE CRISIS PADA EMERGING ADULTHOOD Tri Nawal Fauziah Jamal; Dzikria Afifah Primala Wijaya; Dyah Astorini Wulandari; Gisella Arnis Grafiyana
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 4 No. 3 (2024): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v4i3.1240

Abstract

Quarter life crisis adalah kondisi pada dewasa awal yang mengalami krisis seperti perasaan tidak berdaya, merasa ragu atas kemampuan diri, takut, dan cemas tentang adanya kegagalan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh self efficacy dan dukungan sosial keluarga terhadap quarter life crisis pada emerging adulthood di Purwokerto. Pengambilan sampel dilakukan terhadap 348 emerging adulthood dengan menggunakan teknik non probability sampling. Adapun hasil realiabilitas pada skala self efficacy sebesar α = 0,854. Pada skala dukungan sosial keluarga sebesar α = 0,858. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, menunjukkan bahwa variabel self efficacy dan dukungan sosial keluarga berpengaruh signifikan terhadap quarter life crisis dengan nilai R sebesar 0,716. Hasil penelitian dengan nilai kontribusi sebesar 71,8% pada self fficacy dan dukungan sosial keluarga yang mempengaruhi quarter life crisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa meningkatkan self efficacy dan memperkuat dukungan sosial keluarga dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi risiko quarter life crisis pada emerging adulthood di Purwokerto. A quarter-life crisis is a condition in early adulthood characterized by helplessness, self-doubt, fear, and anxiety about potential future failures. This study aims to examine the impact of self-efficacy and family social support on quarter-life crisis among emerging adults in Purwokerto. The sample consisted of 348 emerging adults, selected using a non-probability sampling technique. The reliability of the self-efficacy scale was = 0.854, and the family social support scale was = 0.858. Data analysis was performed using multiple regression analysis. With a significance level of 0.000 0.05, the results indicate that self-efficacy and family social support significantly affect quarter-life crisis, with an R-value of 0.716. The study found that self-efficacy and family social support contribute 71.8% to the variance in quarter-life crises. The conclusion is that enhancing self-efficacy and strengthening family social support can effectively reduce the risk of a quarter-life crisis among emerging adults in Purwokerto.
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KECERDASANEMOSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SAMPANG KABUPATEN CILACAP Nurhanna Afrisca Putri Husada; Nur’aeni; Rr. Setyawati; Gisella Arnis Grafiyana
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 4 No. 3 (2024): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v4i3.1241

Abstract

Permasalahan yang dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Sampang Cilacap berkaitan dengan kualitas tidur dan kecerdasan emosional saat melaksanakan tugas sekolah akademik maupun non-akademik dan karakter siswa yang masih rendah. Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan perilaku yang dimaksud yaitu seperti mudah marah, tidak nyaman secara psikologi atau dapat dikatakan siswa memiliki stress emosional. Kualitas tidur yang buruk akan mempengaruhi proses pembelajaran dan emosional siswa ketika di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kualitas tidur dengan kecerdasan emosional pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sampang Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling pada 181 siswa kelas XI. Alat ukur yang digunakan yaitu skala kecerdasan emosional dan skala kualitas tidur. Pada skala kualitas tidur diperoleh reliabilitas 0,700 dan pada skala kecerdasan emosional diperoleh reliabilitas 0,784. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kecerdasan emosional pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sampang dengan nilai signifikasi 0,001 < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa ada korelasi antara kualitas tidur dengan kecerdasan emosional pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sampang. The students at SMA Negeri 1 Sampang, Cilacap, face issues related to sleep quality and emotional intelligence, which affect their performance in academic and non-academic tasks as well as their overall character development. These issues manifest in behaviors such as irritability, psychological discomfort, and emotional stress. Poor sleep quality negatively impacts the learning process and students' emotional well-being at school. This study aims to examine the relationship between sleep quality and emotional intelligence among 11th-grade students at SMA Negeri 1 Sampang, Cilacap Regency. The study employed a simple random sampling technique, involving 181 11th-grade students. The instruments used were the Emotional Intelligence Scale and the Sleep Quality Scale, with reliability coefficients of 0.700 and 0.784, respectively. The results showed a significant relationship between sleep quality and emotional intelligence among 11th-grade students at SMA Negeri 1 Sampang, with a significance value of 0.001 0.05. Thus, it can be concluded that there is a correlation between sleep quality and emotional intelligence among 11th-grade students at SMA Negeri 1 Sampang.
STUDI KASUS DINAMIKA KESEPIAN DALAM PERNIKAHAN JARAK JAUH Salma Zahra; Gisella Arnis Grafiyana; Dyah Astorini Wulandari; Uswatun Hasanah
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 9 No. 2 (2024): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v9i2.8310

Abstract

The phenomenon of loneliness in long-distance marriages necessitates an exploration of the factors that influence it. This study aims to understand the dynamics of loneliness experienced by couples in long-distance marriages. The context of long-distance marriages in this region presents unique challenges, often marked by emotional, social, and psychological difficulties. The research employs a qualitative methodology with a case study approach, involving observations and in-depth interviews with three participants. The collected data were thematically analyzed to identify key patterns influencing loneliness in long-distance relationships. The findings indicate that social perceptions, gender roles, the interaction between emotional and physical needs, and psychological adaptation to uncertainty play crucial roles in shaping the experience of loneliness in long-distance marriages. The study also reveals that shifts in power dynamics and communication strategies significantly impact the quality of relationships in long-distance marriages. In conclusion, loneliness in long-distance marriages results from a complex interaction of various factors, requiring effective adaptation strategies to maintain relationship quality. This research provides important insights into the understanding of loneliness in long-distance marriages and offers guidance for developing interventions to help couples overcome these challenges. Fenomena kesepian dalam pernikahan jarak jauh menimbulkan kebutuhan untuk mengeksplorasi faktor- faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika kesepian yang dialami oleh pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh. Fenomena pernikahan jarak jauh memberikan konteks khusus, di mana pernikahan jarak jauh seringkali diwarnai oleh tantangan emosional, sosial, dan psikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang melibatkan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga partisipan. Data yang dikumpulkan dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama yang mempengaruhi kesepian dalam hubungan jarak jauh. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat lima makna penting mendasari dinamika kesepian dalam pernikahan jarak jauh yaitu merasa tidak dihargai, jenuh, resah, tidak terbuka, dan salah paham. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi sosial, peran gender, interaksi kebutuhan emosional dan fisik, serta adaptasi psikologis terhadap ketidakpastian memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman kesepian dalam pernikahan jarak jauh dan menemukan bahwa pergeseran dinamika kekuatan dan strategi komunikasi berperan signifikan dalam mempengaruhi kualitas hubungan pasangan pernikahan jarak jauh. Kesepian dalam pernikahan jarak jauh merupakan hasil interaksi kompleks antara berbagai faktor yang memerlukan strategi adaptasi yang efektif untuk menjaga kualitas hubungan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang kesepian dalam pernikahan jarak jauh dan menawarkan wawasan bagi pengembangan intervensi yang dapat membantu pasangan mengatasi tantangan tersebut.