Perilaku pasar dan konsumen tidak hanya dibentuk oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh lapisan makna budaya yang kompleks. Pendekatan riset konvensional yang menitikberatkan pada angka dan statistik kerap gagal menangkap dimensi simbolik tersebut. Artikel ini menawarkan perspektif hermeneutika sebagai kerangka interpretatif untuk memahami budaya dan perilaku pasar secara lebih mendalam. Berlandaskan pemikiran Hans-Georg Gadamer dan Paul Ricoeur, pasar dipandang sebagai “teks” yang senantiasa ditafsirkan melalui dialog antara peneliti, pelaku bisnis, dan konsumen. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif—analisis, observasi etnografis, serta analisis wacana—untuk menggali narasi, bahasa, dan tradisi yang melekat pada pengalaman konsumen. Temuan awal menunjukkan bahwa pemahaman atas simbol, cerita lokal, dan horizon historis masyarakat memungkinkan perusahaan merancang strategi marketing yang lebih kontekstual, mulai dari pengembangan produk hingga komunikasi merek. Pendekatan ini menegaskan pentingnya lingkaran hermeneutik: proses bolak-balik antara bagian dan keseluruhan makna yang memperkaya pemahaman manajer pemasaran. Dengan demikian, hermeneutika bukan sekadar alat teoritis, melainkan pendekatan praktis untuk merespons dinamika pasar multikultural dan menumbuhkan relasi yang lebih otentik antara merek dan konsumen.